Purwokerto, Ragamutama.com – Semangat transformasi digital merasuk ke dunia pendidikan di Purwokerto, di mana lebih dari 30 peserta yang terdiri dari guru dan komite sekolah dengan antusias mengikuti Workshop Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk Penulisan Artikel. Acara edukatif ini diselenggarakan di Ruang Multimedia SMP Negeri 1 Karanglewas pada Senin, 7 Juli 2025.
Workshop tersebut menghadirkan Fabriyan Fandi Dwi Imaniawan, seorang narasumber yang kompeten, yaitu dosen dari Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Purwokerto—sebuah institusi yang dikenal sebagai Kampus Digital Kreatif. Kehadiran Fabriyan Fandi semakin relevan mengingat perannya sebagai pendiri akun Instagram @lowongankerjapurwokerto, menunjukkan pemahamannya yang mendalam terhadap dunia digital dan literasi.
Dalam sesi pemaparannya, Fandi secara komprehensif mengupas tuntas potensi teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam mendukung proses penulisan artikel, khususnya yang sangat bermanfaat bagi tugas-tugas para guru. Ia memperkenalkan berbagai platform AI terkini seperti ChatGPT, Google Gemini, dan DeepSeek, memberikan gambaran praktis tentang alat bantu yang dapat dimanfaatkan.
Peserta juga diajak untuk menelaah konsep dasar kecerdasan buatan, termasuk pengenalan tentang Large Language Model (LLM) yang menjadi fondasi banyak aplikasi AI. Sesi ini turut menekankan betapa krusialnya pengembangan keterampilan digital bagi para pendidik di tengah pesatnya laju transformasi teknologi yang kita alami saat ini.
Fandi dengan tegas menekankan bahwa Artificial Intelligence bukanlah entitas yang akan menggantikan peran esensial seorang guru, melainkan sebuah instrumen canggih yang dirancang untuk meringankan beban pekerjaan berulang serta tugas-tugas administratif. “AI bukan untuk menggantikan peran guru, tetapi untuk membantu menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat repetitif. Dengan demikian, para guru dapat mengalokasikan lebih banyak waktu dan energi mereka untuk berinteraksi secara mendalam dengan siswa serta mengembangkan berbagai inovasi dan kreativitas lainnya,” terang Fandi, menjelaskan filosofi di balik integrasi AI dalam dunia pendidikan.
Materi yang menjadi inti pembahasan dalam workshop ini adalah pengenalan mendalam tentang Prompt Engineering, sebuah keahlian vital yang merujuk pada seni merumuskan perintah atau instruksi yang tepat kepada AI guna menghasilkan keluaran yang akurat dan sesuai kebutuhan. Fabriyan Fandi memaparkan 10 teknik dasar dalam melakukan _prompting_, yang sangat relevan bagi guru, mencakup berbagai metode mulai dari _role prompting_, _few-shot prompting_, _zero-shot prompting_, hingga _contextual prompting_.
Lebih jauh, Fandi turut berbagi kiat praktis dalam menyusun _prompt_ yang efektif, dengan mempertimbangkan aspek-aspek krusial seperti konteks informasi, tujuan tugas yang ingin dicapai, persona atau gaya bahasa yang diinginkan, format keluaran yang diharapkan, serta gaya bahasa yang sesuai. Pendekatan ini memastikan bahwa guru dapat memaksimalkan potensi AI dalam pekerjaan mereka.
Peserta juga dibekali dengan tips lanjutan yang tak kalah penting, seperti penggunaan _placeholder_ untuk melindungi data sensitif dan keharusan untuk selalu melakukan verifikasi terhadap informasi yang dihasilkan oleh AI. Aspek ini ditekankan demi menjaga etika, integritas, dan akurasi data yang digunakan.
Seluruh materi disampaikan dengan pendekatan yang sangat praktis dan aplikatif, memungkinkan para peserta untuk secara langsung mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan baru yang mereka peroleh selama workshop. Hal ini memastikan pemahaman yang komprehensif dan kemampuan implementasi yang nyata.
Kepala SMP Negeri 1 Karanglewas, Ibu Dwi Riyani Darma, menyambut baik inisiatif workshop ini dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada narasumber atas kontribusinya. Beliau menegaskan, “Kami sangat mendukung pelatihan ini karena relevansinya yang tinggi dengan kebutuhan para guru di era sekarang. Besar harapan kami, melalui kegiatan ini, para guru dapat menjadi lebih produktif dan adaptif dalam menghadapi segala tantangan yang dihadirkan oleh era digital.”
Sesi diskusi berlangsung sangat interaktif hingga akhir acara, diwarnai dengan beragam pertanyaan antusias dari peserta seputar implementasi AI, baik dalam konteks penulisan artikel, strategi pengajaran yang inovatif, hingga optimalisasi pengelolaan administrasi sekolah. Hal ini menunjukkan tingkat keterlibatan dan minat yang tinggi dari para pendidik.
Secara keseluruhan, workshop ini menandai sebuah langkah konkret dalam kolaborasi harmonis antara institusi pendidikan tinggi dan lingkungan sekolah. Inisiatif ini krusial dalam membentuk dan menyiapkan tenaga pendidik yang tidak hanya adaptif terhadap perubahan, tetapi juga memiliki literasi teknologi yang mumpuni untuk menghadapi tantangan masa depan pendidikan.