Dewasa ini, banyak pelajar menghadapi berbagai kendala dalam proses pembelajaran. Beberapa faktor, seperti kurangnya rasa percaya diri, kesulitan memusatkan perhatian, hingga ketergantungan pada perangkat elektronik, sering kali menjadi penghambat kemajuan belajar. Sebagai respons terhadap tantangan ini, Guru Besar (Gubes) dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof. Dr. Ir. Umi Laili Yuhana, SKom, MSc, telah merintis sebuah inovasi pembelajaran adaptif yang memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence – AI).
Inovasi yang lahir dari penelitian mendalam ini dipresentasikan dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai Profesor ITS, dengan judul “Rekayasa Perangkat Lunak sebagai Katalis Inovasi Digital untuk Pendidikan Berkualitas dan Berkelanjutan.”
Dalam orasi yang disampaikan pada tanggal 20 Februari lalu, guru besar ini menawarkan solusi berupa aplikasi yang dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran yang dipersonalisasi, sesuai dengan kemampuan unik setiap siswa. Aplikasi ini bertujuan untuk membantu siswa memahami materi pelajaran melalui diskusi, penyelesaian soal, dan interaksi yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman mereka.
“Permasalahan yang dihadapi anak-anak dalam belajar perlu diatasi dengan inovasi teknologi yang tidak hanya efisien, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap pembentukan karakter dan peningkatan keterampilan siswa,” ujar Yuhana, yang akrab disapa demikian, pada hari Rabu (14/5).
Guna mengembangkan aplikasi inovatif ini, dosen dari Departemen Teknik Informatika tersebut menerapkan pendekatan matematis yang selaras dengan cara berpikir manusia. Metode yang digunakan meliputi Classical Test Theory, Rasch Model, Metode Linear dan Kuadratik, serta Adaptive and Branching Method.
“Pendekatan ini memungkinkan sistem untuk secara cerdas memilih dan menyesuaikan soal berdasarkan tingkat kemampuan siswa, sehingga proses belajar menjadi lebih terarah, inklusif, dan efektif,” jelasnya.
Implementasi metode tersebut menghasilkan dua aplikasi unggulan, yaitu AUGGO dan I-Assessment. AUGGO adalah aplikasi berbasis Augmented Reality (AR) yang dirancang untuk memudahkan pembelajaran mengenai bangun ruang bagi siswa sekolah dasar (SD). Sementara itu, I-Assessment hadir sebagai aplikasi ujian daring berbasis Android yang memungkinkan penilaian dilakukan secara otomatis, sehingga memberikan hasil yang akurat dan sesuai dengan kompetensi siswa secara objektif.
Inovasi ini tidak hanya berfokus pada pendidikan dasar, tetapi juga dikembangkan untuk mendukung efisiensi sistem kerja di lingkungan ITS.
Alumni program master dari National Taiwan University ini juga telah menciptakan dua sistem digital internal untuk ITS, yaitu MyITS WorkTime dan MyITS Single Sign On (SSO). MyITS WorkTime berfungsi untuk mencatat waktu dan lokasi kerja pegawai, sedangkan MyITS SSO mempermudah akses ke berbagai layanan digital kampus melalui satu akun yang terintegrasi.
Menurut Yuhana, pengembangan perangkat lunak adaptif memiliki potensi besar untuk membantu para guru dalam meningkatkan partisipasi siswa, sekaligus membentuk karakter dan meningkatkan kompetensi mereka.
“Inovasi ini tidak hanya efisien, tetapi juga dapat meningkatkan moral dan keterampilan siswa untuk berkompetisi secara sehat,” tegas perempuan kelahiran Tulungagung ini.
Ia berharap agar pengembangan ini dapat terus berlanjut dan melibatkan partisipasi dari berbagai pihak.
“Kolaborasi lintas sektor harus ditingkatkan agar siswa memiliki fasilitas yang memadai dan kemudahan dalam mengakses informasi,” pungkasnya.