Ragamutama.com – AC Milan mengakhiri kampanye Serie A 2024-2025 dengan kekecewaan mendalam, gagal mengamankan tempat di kompetisi Eropa musim depan. Luapan kekecewaan ini memicu gelombang protes dari para suporter setia Rossoneri, yang lantang meneriakkan nama Maldini.
Perjalanan AC Milan di Serie A Liga Italia 2024-2025 sungguh mengecewakan. Sang Il Rossoneri (Si Merah-Hitam), julukan yang melekat pada tim ini, terpaksa keluar dari zona empat besar yang menjadi incaran utama.
Padahal, Rossoneri pada musim sebelumnya berhasil menduduki posisi runner-up klasemen Liga Italia, bahkan sempat berada dalam persaingan ketat untuk meraih gelar juara. Namun, kini mereka harus menelan pil pahit karena gagal finis di zona yang menjamin partisipasi dalam kompetisi antarklub Eropa.
Kepastian AC Milan gagal menembus kompetisi antarklub Eropa 2025-2026 datang setelah kekalahan menyakitkan 1-3 dari AS Roma pada pekan ke-37 Liga Italia beberapa waktu lalu.
Akibatnya, pertandingan pekan ke-38 Liga Italia 2024-2025 melawan Monza praktis tidak memiliki dampak signifikan terhadap posisi Milan di klasemen akhir.
Pertandingan Milan vs Monza digelar di Stadion San Siro pada hari Sabtu (24/5/2025) atau tepatnya Minggu dini hari dalam Waktu Indonesia Barat.
Laga tersebut menjadi panggung bagi Milan untuk membuktikan harga diri mereka di hadapan publik sendiri. Kemenangan 2-0 berhasil diamankan oleh Rossoneri, berkat gol yang dicetak oleh Matteo Gabbia (64′) dan Joao Felix (74′).
Kemenangan ini menjadi penutup yang setidaknya memberikan sedikit rasa manis bagi Milan dalam perjalanan musim yang penuh dengan pasang surut.
Selain pertandingan itu sendiri, pekan terakhir Serie A Liga Italia 2024-2025 juga diwarnai dengan aksi protes besar-besaran yang dilakukan oleh para ultras Milan.
Sebelum kick-off partai Milan vs Monza, sekitar 3.000 suporter fanatik Rossoneri berkumpul di depan kantor klub, yang dikenal sebagai Casa Milan.
Para penggemar menyuarakan ketidakpuasan yang mendalam terhadap kinerja para petinggi klub, termasuk Gordon Singer (direktur), Gerry Cardinale (direktur), Giorgio Furlani (CEO), Paolo Scaroni (presiden), Zlatan Ibrahimovic (penasihat senior), dan Geoffrey Moncada (kepala pemandu bakat).
“Singer, Cardinale, Furlani, Scaroni, Ibra, Moncada, kalian semua harus pergi, bebaskan Milan dari penderitaan ini,” demikian bunyi salah satu spanduk yang dibentangkan oleh para suporter di Casa Milan, menyiratkan kekecewaan yang mendalam.
Spanduk lainnya menyoroti kegagalan proyek tim U23 Milan Futuro, yang langsung terdegradasi pada musim debut mereka di Serie C, menambah daftar kekecewaan bagi para penggemar.
“Baik itu tim utama atau Milan Futuro, dengan Anda sebagai pemimpinnya, sudah pasti akan gagal,” tulis spanduk tersebut, mencerminkan ketidakpercayaan terhadap manajemen klub.
Dalam aksi protes tersebut, para suporter Milan juga sempat menyerukan nama Paolo Maldini, sosok legendaris klub yang secara kontroversial dipecat dari jabatannya sebagai direktur teknik pada Juni 2023 silam.
Nama mendiang Presiden Milan, Silvio Berlusconi, yang dikenal karena membawa klub meraih era keemasan, juga turut diteriakkan oleh para penggemar, sebagai bentuk kerinduan akan masa kejayaan.
Aksi protes suporter tidak berhenti di Casa Milan. Ultras Milan yang memenuhi Curva Sud, atau Tribune Selatan Stadion San Siro, hanya bertahan selama sekitar 15 menit dalam pertandingan Milan vs Monza.
Mereka secara bersamaan meninggalkan stadion setelah pertandingan berjalan seperempat jam, sebagai bentuk protes terhadap performa tim dan manajemen klub.
Kelompok ultras ini ingin meninggalkan para pemain dan petinggi Milan “sendirian dengan rasa malu mereka”, menunjukkan kekecewaan yang mendalam atas hasil yang diraih.
“Ada kemarahan dan rasa frustrasi di antara para penggemar, perasaan yang kami rasakan bersama,” ungkap CEO Milan, Giorgio Furlani, kepada DAZN sebelum pertandingan melawan Monza, mengakui kekecewaan yang dirasakan para penggemar.
“Hari ini sebuah musim berakhir. Musim berikutnya akan segera dimulai besok,” lanjutnya, menandakan harapan untuk perubahan dan perbaikan di masa depan.
“Tidak mungkin hanya ada satu alasan jika kami berada jauh di bawah ekspektasi. Besok kami akan memulai kembali. Ada beberapa hal yang harus kami selesaikan karena musim depan tidak boleh seperti musim ini,” tutur Furlani, seperti yang dilansir dari The Athletic, menjanjikan evaluasi dan perbaikan untuk musim yang akan datang.