Di tengah perjalanan dinasnya menuju Ciamis pada Kamis (12/6/2025), Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dikejutkan dengan sosok kakek sepuh yang mengenakan seragam polisi lengkap. Adalah Masro (75), kakek ‘polisi’ jalanan ini tak hanya menarik perhatian karena penampilannya, tetapi juga karena kisah hidupnya yang unik: masih memiliki anak yang duduk di bangku sekolah dasar.
Pertemuan tak terduga ini terjadi ketika Dedi Mulyadi melintas di jalanan berkelok Ciamis. Masro terlihat sigap mengatur lalu lintas, lengkap dengan atribut seragam polisi berpangkat Brigadir, topi baret, sepatu bot, dan bendera merah kuning di tangannya. Dedi Mulyadi pun terheran-heran melihat kakek berusia lanjut ini masih aktif bekerja di lapangan. Ia lantas membuka kaca mobilnya untuk menyapa Masro.
Awalnya, Masro tampak tidak mengenali siapa lawan bicaranya. Dedi Mulyadi kemudian bertanya apakah Masro mengetahui siapa Gubernur Jawa Barat saat ini, yang dijawab dengan lugu “tidak tahu” oleh Masro. Rasa penasaran Dedi Mulyadi semakin memuncak. Ia pun bertanya dari satuan mana Masro berasal. “Banpol, Pak. Pembantu polisi,” jawab kakek kelahiran Majenang tahun 1950 itu, menjelaskan perannya sebagai sosok non-resmi yang ditugaskan kepolisian setempat untuk menjaga keamanan lalu lintas, khususnya kendaraan berat di jalur menanjak dan menurun, tanpa Surat Keputusan (SK) maupun gaji resmi.
Percakapan mereka berlanjut di dalam mobil Dedi Mulyadi. Di sinilah terkuak fakta lain yang tak kalah mengejutkan. Masro bercerita bahwa ia kini memiliki lima anak. Dua anaknya sudah menikah, sementara tiga lainnya masih bersekolah, yaitu di tingkat SD dan SMK. “Punya (anak) lima, ada di rumah. Yang dua sudah menikah, yang tiga lagi belum masih sekolah SD, sekolah SMK,” ungkap Masro.
Dedi Mulyadi pun dibuat terheran-heran mengapa Masro, di usianya yang sudah lanjut, masih memiliki anak yang duduk di bangku SD. Masro kemudian menjelaskan bahwa sang istri saat ini berusia 45 tahun, atau 30 tahun lebih muda darinya. Rasa ingin tahu Dedi Mulyadi pun mendorongnya untuk bertanya bagaimana kisah cinta Masro dengan istrinya tersebut.
Ternyata, ini adalah pernikahan kedua bagi Masro. Ia pernah menikah sebelumnya dengan seorang perempuan asal Kabupaten Kuningan, namun berakhir dengan perceraian dan dikaruniai empat anak (satu di antaranya telah meninggal dunia). Setelah itu, Masro kembali ke kampung halamannya dan bertemu dengan istrinya yang sekarang, seorang ibu tunggal. Pernikahan kedua ini memberinya kebahagiaan dengan hadirnya lima buah hati.
Ternyata, seragam yang dikenakan Masro memiliki cerita tersendiri. Ia mengaku mendapatkan seragam lengkap tersebut langsung dari anggota Polres Ciamis. Meskipun berstatus “Pembantu Polisi” tanpa gaji, Masro tetap menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Ia biasanya menjaga jalur tanjakan mulai pukul 07.30 WIB, pulang pukul 11.00 WIB, kemudian kembali bekerja pada pukul 13.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.
Untuk menghidupi kebutuhan ia dan keluarganya, Masro mendapatkan rezeki dari uluran tangan para sopir yang melintas di jalur yang ia jaga. Ia mengaku bisa mengumpulkan uang hingga Rp150.000 sehari dari pemberian para sopir. Dedikasi Masro terhadap tugasnya juga terlihat dari kebiasaannya mendatangi Polres Ciamis setiap hari Senin untuk mengikuti apel dan membantu bersih-bersih. “Saya datang ke sana, bersih-bersih kaca gitu,” cerita Masro, menunjukkan kesetiaannya meski bukan bagian resmi dari institusi kepolisian.
Kisah Masro, kakek ‘polisi’ 75 tahun di Ciamis, yang masih memiliki anak SD dan istri 30 tahun lebih muda, benar-benar menjadi sorotan dan cerminan kegigihan hidup yang luar biasa.