Negara yang Gratiskan Gas dan Listrik untuk Rakyatnya Selama 25 Tahun

- Penulis

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Negara yang pernah menggratiskan gas dan listrik untuk rakyatnya adalah Turkmenistan. Negara yang terletak di Asia Tengah ini memberikan listrik, gas, dan air gratis kepada rakyatnya selama 25 tahun.

Hal tersebut dilakukan lantaran Turkmenistan kala itu merupakan salah satu negara kaya energi. Namun kebijakan tersebut dihentikan karena sejumlah alasan. 

1. Turkmenistan gratiskan gas dan listrik pada 1993

Presiden pertama Turkmenistan, Saparmurat Niyazov mulai menggratiskan gas, listrik, dan air kepada rakyatnya pada 1993. Presiden yang mendapat julukan Bapak Semua Warga Tukmenistan itu pada 2003 memperpanjang janji tersebut hingga 2030.

“Keputusan ini akan membantu memastikan kehidupan yang bebas dari kekhawatiran bagi rakyat kita,” kata dia, dikutip dari NBC News.

Dia saat itu mengatakan, parlemen telah menyetujui keputusan tersebut. Hal itu lantaran Turkmenistan merupakan produsen gas alam terbesar kedua di wilayah bekas Uni Soviet dan Rusia. Cadangan komersial terbukti di negara itu mencapai 2,8 triliun meter kubik.

Baca Juga :  Presiden Erdogan: Tidak Ada yang Bisa Usir Warga Palestina dari Tanah Mereka

2. Turkmenistan hentikan kebijakan setelah 25 tahun

Pengganti Niyazov, Gurbanguly Berdymukhamedov yang memimpin Turkmenistan sejak 2006, memerintahkan menghentikan pasokan gas, listrik, dan air gratis yang telah dinikmati rakyat selama seperempat abad. Pengumuman tersebut disampaikan pada 2018, namun diterapkan pada 2019.

Mengutip Business Insider, Berdymukhamedov mengatakan, keputusan tersebut akan membantu Trkmenistan menggunakan sumber daya alam secara lebih rasional dan mengembangkan ekonomi pasar bebas.

3. Alasan Turkmenistan setop gratiskan gas, dan listrik

Turkmenistan dalam beberapa tahun terakhir telah mengurangi jumlah gas, listrik, dan air gratis bagi konsumen dan mengharuskan pembayaran untuk biaya tambahan. Negara ini telah menghadapi masalah ekonomi karena harga energi turun.

Baca Juga :  Detik-Detik Presiden Prabowo Berangkat Kunjungan Kenegaraan ke India

Dilansir dari News18, alasan pemerintah menyetop kebijakan tersebut karena meningkatnya populasi penduduk dan memburuknya kondisi ekonomi. Akibatnya, pemerintah tidak menggratiskan apa pun.

Inisiatif yang diluncurkan Niyazov dengan menyediakan setiap warga negara listrik sekitar 35 kilowatt hours, gas sebanyak 50 meter kubik per bulan, serta air 250 liter (66 galon) setiap hari sudah dicabut sejak 2019. Sekarang tidak ada satu pun dari fasilitas tersebut yang tersedia secara gratis bagi rakyatnya.

Kendati demikian, Turkmenistan tercatt sebagai satu-satunya negara yang pernah menggratiskan gas dan listrik untuk rakyatnya. 

Berita Terkait

Geger G7, Trump Cabut! Konflik Iran-Israel Jadi Biang Kerok?
Trump Kejar Kesepakatan Nuklir Iran, Menhan AS Ungkap Strateginya?
Samsat Keliling Bali, Selasa 17 Juni: Jadwal & Lokasi Terbaru!
Prabowo Bertemu Presiden Singapura, Santap Siang Bahas Apa?
Geger, Netanyahu Ungkap Iran 2 Kali Incar Trump!
Polemik Pulau Aceh-Sumut: Kemendagri Serahkan Temuan ke Prabowo, Apa Isinya?
Iran Klaim Bobol Pertahanan Israel, Saling Serang Memanas!
Konflik Israel-Iran Memanas, Trump: AS Bisa Terlibat!

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 16:17 WIB

Geger G7, Trump Cabut! Konflik Iran-Israel Jadi Biang Kerok?

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:57 WIB

Trump Kejar Kesepakatan Nuklir Iran, Menhan AS Ungkap Strateginya?

Selasa, 17 Juni 2025 - 10:37 WIB

Samsat Keliling Bali, Selasa 17 Juni: Jadwal & Lokasi Terbaru!

Selasa, 17 Juni 2025 - 08:57 WIB

Prabowo Bertemu Presiden Singapura, Santap Siang Bahas Apa?

Senin, 16 Juni 2025 - 22:42 WIB

Geger, Netanyahu Ungkap Iran 2 Kali Incar Trump!

Berita Terbaru

finance

Emas Menguat, Saatnya Beli Saham Produsen Emas Ini?

Selasa, 17 Jun 2025 - 23:57 WIB

finance

CDS Indonesia Melonjak: Sentimen Global Ancam Investasi?

Selasa, 17 Jun 2025 - 23:07 WIB