Penutupan Wall Street Jumat (14/): Dow dan S&P 500 Turun, Nasdaq Menguat

- Penulis

Minggu, 16 Februari 2025 - 07:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – NEW YORK. Bursa Wall Street berakhir beragam pada Juat (14/2). Dua dari tiga indeks utama Wall Street melemah. 

Jumat (14/2), indeks S&P 500 ditutup melemah tipis 0,01% ke 6.114,63, indeks Nasdaq Composite menguat 0,41% menjadi 20.026,77 dan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,37% ke 44.546,08.

Dari 11 sektor pada indeks S&P 500, tujuh mengalami penurunan, dipimpin oleh sektor barang kebutuhan pokok konsumen yang turun 1,16%. Diikuti oleh penurunan 1,11% pada sektor perawatan kesehatan.

Dengan posisi tersebut, ketiga indeks utama mengalami penguatan di pekan ini. Selama seminggu, S&P 500 naik 1,5%, sementara Nasdaq naik 2,6% dan Dow naik 0,5%.

Pasar saham AS mendapat sentimen dari imbal hasil dari obligasi pemerintah AS (US Treasury) yang merosot untuk hari kedua berturut-turut setelah data menunjukkan penjualan ritel AS turun lebih dari yang diharapkan pada bulan Januari, turun 0,9% di bulan lalu setelah kenaikan 0,7% yang direvisi naik pada bulan Desember.

Imbal hasil US Treasury tenor acuan 10 tahun turun sekitar 7 basis poin, terakhir di 4,44%.

Baca Juga :  Kadin Imbau Masyarakat: Jaga Kondusifitas, Jangan Terprovokasi Isu Kosongkan Rekening Bank DKI

Pada sesi ini, indeks Nasdaq 100, yang terdiri dari perusahaan-perusahaan paling berharga di bursa Nasdaq, naik 0,4% dan mencapai rekor penutupan tertinggi.

Nvidia naik 2,6%, sementara Apple juga naik 1,3%. Sedangkan saham Microsoft turun 0,5% dan Amazon melemah 0,7%.

Trump menugaskan tim ekonominya pada hari Kamis (13/2) untuk menyusun rencana tarif timbal balik pada setiap negara yang mengenakan pajak impor AS, meskipun arahan tersebut tidak termasuk mengenakan tarif baru.

Howard Lutnick, pilihan Trump untuk menteri perdagangan, mengatakan pemerintah akan menangani negara-negara yang terkena dampak secara individual dan mengatakan kajian tentang masalah tersebut akan selesai pada tanggal 1 April.

Pemberlakuan tarif impor baja dan aluminium, kenaikan harga konsumen yang lebih besar dari perkiraan pada bulan Januari, dan komentar agresif dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell menambah volatilitas pasar minggu ini.

“Saat ini semuanya tentang Trump. Semua hal lainnya hanya omong kosong,” kata Dennis Dick, seorang pedagang di Triple D Trading di Ontario, Kanada. “Yang menjadi fokus semua orang adalah, ‘Apa yang akan dilakukan Trump selanjutnya, dan ke mana arah perang tarifnya?'”

Baca Juga :  Prediksi Rupiah Hari Ini: Peluang Menguat Terbatas, Cek Faktornya!

Saham mendapat dorongan di awal minggu ini setelah data menunjukkan harga produsen AS meningkat pada bulan Januari, sementara elemen utama dalam indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi inti, ukuran yang dipantau ketat oleh Fed, tidak berbahaya atau lebih rendah.

Para pedagang memperkirakan setidaknya satu kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir tahun, dengan peluang sekitar 50% untuk penurunan tambahan, menurut data LSEG.

Pada sesi ini, saham Airbnb melonjak 14% setelah perusahaan persewaan rumah liburan itu membukukan pendapatan kuartalan yang lebih tinggi.

Di sisi lain, saham DaVita turun 11% setelah perusahaan dialisis itu memproyeksikan laba tahunan di bawah perkiraan. Berkshire Hathaway milik Warren Buffett juga menjual sebagian sahamnya di perusahaan itu.

Saham Applied Materials pun turun 8% setelah pembuat peralatan pembuat chip itu memperkirakan pendapatan kuartal kedua di bawah perkiraan.

Berita Terkait

Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!
Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi
Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag
PBB Naik Bikin Gaduh? Ini Daftar Daerah yang Bergejolak!
BSI Buka Blokir Rekening Yayasan Cholil Nafis, Ketua MUI
UMK 2026: Buruh Desak Kenaikan 10,5 Persen!
Pertumbuhan Ekonomi Dipertanyakan, Indef Minta Pemerintah Buka Data!

Berita Terkait

Senin, 18 Agustus 2025 - 10:30 WIB

Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi

Jumat, 15 Agustus 2025 - 20:12 WIB

Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Jumat, 15 Agustus 2025 - 02:22 WIB

Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi

Kamis, 14 Agustus 2025 - 22:38 WIB

Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag

Kamis, 14 Agustus 2025 - 21:14 WIB

PBB Naik Bikin Gaduh? Ini Daftar Daerah yang Bergejolak!

Berita Terbaru

Uncategorized

Akhirnya! Negara Terakhir Tanpa Tim Sepak Bola Resmi Berlaga

Senin, 18 Agu 2025 - 15:32 WIB

sports

Rossi-Marquez Dingin di Austria: Drama Lama Belum Usai?

Senin, 18 Agu 2025 - 14:57 WIB

sports

Rossi Jumpa Stoner di MotoGP Austria 2025: Apa Katanya?

Senin, 18 Agu 2025 - 14:08 WIB

sports

Amorin Sanjung MU Meski Kalah dari Arsenal: Ada Apa?

Senin, 18 Agu 2025 - 13:40 WIB