Nasib Indeks Saham BUMN saat Cuan Bank Pelat Merah BBRI, BMRI Cs Tumbuh Tipis

- Penulis

Kamis, 13 Februari 2025 - 09:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, JAKARTA – Sejumlah bank BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan kinerja pertumbuhan laba yang tipis sepanjang 2024. Seiring dengan kondisi tersebut, laju indeks saham pelat merah atau IDX BUMN 20 yang ditopang sektor perbankan pun lesu pada awal 2025.

Berdasarkan data Bloomberg Terminal, IDX BUMN20 memang mencatatkan penguatan 2,32% ke level 332,87 pada perdagangan Rabu (12/2/2025). Namun, IDX BUMN 20 masih dalam laju lesu, turun 5,81% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025.

IDX BUMN 20 juga mencatatkan kinerja jeblok, turun 15,12% sepanjang 2024 ditutup di level 353,38 pada penutupan perdagangan terakhirnya per 30 Desember 2024.

Kinerja lesunya indeks saham-saham pelat merah itu didorong oleh ambrolnya saham sejumlah bank milik negara atau Himbara. Saham BMRI misalnya turun 13,33% YtD. Lalu, saham BBRI turun 1,23% ytd. Selain itu, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 1,15% YtD.

Lesunya saham Himbara seiring dengan raupan laba yang tumbuh tipis. Berdasarkan laporan keuangan, BBRI misalnya membukukan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada entitas pemilik sebesar Rp60,15 triliun per 2024, hanya tumbuh 0,09% secara tahunan (year on year/YoY).

Baca Juga :  21 Emiten Lakukan Buyback Saham Tanpa RUPS: Peluang Rebound IHSG?

Lalu, laba bersih BMRI mencapai Rp55,78 triliun per 2024, naik 1,31% YoY. Kemudian, laba bersih BBNI naik 2,65% YoY menjadi Rp21,46 triliun per 2024.

Baca Juga : Rapor Laba Bank BUMN 2024: BBRI Terbesar, BBNI Tumbuh Paling Tinggi

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menilai pelemahan IDX BUMN20 di awal 2025 dipengaruhi oleh kinerja yang kurang memuaskan dari Himbara, yang menjadi kontributor utama indeks.

“Pertumbuhan laba yang tipis menunjukkan tekanan dari biaya dana tinggi serta pelambatan pertumbuhan kredit,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (12/2/2025).

Namun, ke depan, indeks berpotensi rebound jika ada perbaikan fundamental, seperti pemulihan konsumsi, stimulus fiskal, atau kebijakan suku bunga yang lebih akomodatif. Selain itu, indeks bisa rebound apabila ada perbaikan aliran dana asing ke saham-saham perbankan berkapitalisasi besar atau big caps.

Di sisi lain, terdapat tantangan bagi indeks saham pelat merah seperti ketidakpastian ekonomi global, suku bunga, posisi nilai tukar rupiah, aliran dana asing, dan kebijakan pemerintah terhadap BUMN yang bisa menjadi risiko untuk diwaspadai investor.

Baca Juga :  IHSG Risiko Melemah, Pasar Sebut Danantara Bisa Jadi Katalis

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai IDX BUMN20 pada awal 2025 cenderung lesu dipengaruhi sentimen global dan domestik.

“Dari global berkaitan dengan tren suku bunga The Fed serta terkait isu kebijakan proteksionisme Donald Trump,” ujarnya.

Baca Juga : Cek Aturan Terbaru Merger Akuisisi Korporasi Pelat Merah dalam Amandeman UU BUMN

Kebijakan Presiden AS Donald Trump memang mendorong larinya dana asing dari saham-saham di Indonesia, termasuk konstituen IDX BUMN 20. Adapun, dari domestik terdapat sentimen kondisi ekonomi.

“Faktor pendorong lesunya laba bank BUMN juga tingginya suku bunga BI pada 2024. Ini mendorong kinerja laba bersih Himbara underwealming,” kata Nafan.

Ke depan, terdapat peluang penguatan indeks saham pelat merah didorong oleh pemulihan ekonomi hingga penerapan kebijakan moneter longgar.

Selain itu, terdapat dorongan penguatan indeks dari tebaran dividen emiten pelat merah tahun ini.

“Ini [tebaran dividen] bisa menjadi sweetener investor,” tutur Nafan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. RAGAMUTAMA.COM tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Berita Terkait

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!
Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III
BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas
Dolar AS Menguat! Sentimen The Fed Dorong Indeks Dolar ke 99
SMDR Bagi Dividen Interim Rp 40,92 Miliar: Laba Bersih Melejit!

Berita Terkait

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 08:07 WIB

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:50 WIB

IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:15 WIB

UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III

Berita Terbaru

sports

Echeverri Tolak Girona: Ini Alasan Pilih AS Roma!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 13:57 WIB

Society Culture And History

One Piece Jadi Simbol Protes: Kenapa Budaya Pop Dipinjam?

Sabtu, 2 Agu 2025 - 13:52 WIB

politics

Hasto Bebas, Langsung Terbang ke Kongres PDIP Bali?

Sabtu, 2 Agu 2025 - 12:53 WIB