Pemerintah Kota Bandung menunjukkan kesigapan tinggi dalam menghadapi potensi ancaman gempa bumi yang berasal dari peningkatan aktivitas Sesar Lembang. Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa enam lokasi evakuasi utama telah disiapkan sebagai bagian dari strategi mitigasi dampak bencana.
Erwin merinci keenam titik evakuasi tersebut, yang meliputi Taman Tegalega, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gasibu, Alun-Alun Kota Bandung, Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), dan Lapangan Olahraga Arcamanik. Langkah proaktif ini diambil mengingat potensi gempa dari Sesar Lembang dapat meluas ke berbagai sektor, mulai dari infrastruktur, ekonomi, hingga tatanan sosial masyarakat.
“Oleh karena itu, arah kebijakan kami lebih pada upaya preventif dan kesiapsiagaan, bukan hanya responsif,” kata Erwin di Bandung, Minggu (24/8/2025), menekankan pentingnya pencegahan. Persiapan mitigasi gempa ini juga sejalan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penanggulangan Bencana, dan bahkan telah menjadi program prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung.
Potensi gempa dari Sesar Lembang tidak bisa dianggap remeh, mengingat lokasinya yang berdekatan dengan kawasan padat penduduk di Bandung Raya. Untuk memetakan wilayah rawan gempa dan menentukan prioritas pembangunan serta edukasi masyarakat, Pemerintah Kota Bandung telah menjalin kerja sama strategis dengan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB.
Lebih lanjut, Pemkot Bandung juga gencar melaksanakan edukasi kesiapsiagaan melalui simulasi evakuasi di berbagai lingkungan, mulai dari sekolah, perkantoran, hingga permukiman warga. “Kesiapsiagaan bukan berarti menakut-nakuti, melainkan langkah bijak melindungi diri dan keluarga. Mulailah dari hal kecil, seperti tahu jalur evakuasi dan menyiapkan tas siaga bencana,” ujar Erwin, mendorong partisipasi aktif masyarakat.
Peningkatan kewaspadaan ini didasari oleh hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan adanya peningkatan aktivitas Sesar Lembang sejak 24 Juli 2025. Data menunjukkan empat aktivitas kegempaan telah tercatat pada periode 24 Juli hingga 15 Agustus, terutama pada Segmen Cimeta (barat) yang sempat dirasakan oleh warga sekitar.