Ragamutama.com – Marc Marquez, Rekor Tak Terkalahkan dan Nasihat untuk Bagnaia
Persaingan sengit di MotoGP Austria akhir pekan lalu kembali menyoroti perbedaan performa mencolok antara Marc Marquez dan Francesco Bagnaia. Marquez melanjutkan dominasinya dengan kemenangan keenam secara beruntun, sementara Bagnaia justru frustrasi dan secara terbuka mengaku kehabisan kesabaran. Situasi ini semakin diperparah oleh komentar ambigu dari General Manager Ducati, Luigi Dall’Igna, yang menyatakan kekecewaannya atas performa Bagnaia di balapan utama, meskipun mengakui adanya masalah teknis yang perlu dianalisis dari sesi sprint.
Ironisnya, duet Marquez dan Bagnaia awalnya diprediksi akan mendominasi musim ini. Marquez, delapan kali juara dunia, dikenal dengan rekor impresifnya, selalu unggul atas rekan setimnya. Bagnaia, di sisi lain, merupakan pembalap Ducati tersukses dalam tiga musim terakhir. Pertanyaan pun bermunculan jelang MotoGP Hungaria, terutama mengenai bagaimana mengatasi kesulitan yang dihadapi Bagnaia.
Ketika ditanya tentang masalah Bagnaia, Marquez memberikan jawaban yang lugas namun sarat makna: “Saya tidak bisa menjawabnya karena sampai sekarang saya selalu mengalahkan rekan setim saya.” Pernyataan ini bukan tanpa dasar. Sejak debutnya di MotoGP pada 2013, Marquez konsisten mengungguli rekan satu timnya, bahkan dengan motor yang sama, dengan pengecualian tahun 2020 saat ia hanya mengikuti satu balapan karena cedera. Nama-nama besar seperti Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo pun pernah merasakan dominasi Marquez.
Meskipun demikian, Marquez memahami kesulitan yang dialami Bagnaia. Ia menuturkan pengalaman pribadinya setelah mengalami empat musim penuh tantangan akibat cedera dan krisis dengan Honda pada tahun 2023. Kehilangan kepercayaan diri, menurut Marquez, merupakan faktor kunci dalam penurunan performa. Ia mencontohkan kegagalannya di Sachsenring, sirkuit favoritnya, di mana ia gagal bersaing dan terjatuh berulang kali. Hal ini serupa dengan situasi Bagnaia yang kesulitan di beberapa sirkuit yang sebelumnya selalu ia kuasai, seperti Spanyol, Italia, Belanda, dan Austria.
Marquez menekankan pentingnya kepercayaan diri dalam MotoGP, menjelaskan bahwa selisih 0,2 detik per lap saja bisa sangat berpengaruh pada hasil akhir. “Itu cukup untuk membuat kita mencapai podium atau finis ke-8,” jelasnya. Ia percaya Bagnaia masih memiliki kecepatan, namun perlu menemukan kembali kepercayaan dirinya. Ia bahkan membandingkannya dengan pengalamannya sendiri saat bergabung dengan Ducati, di mana ia harus memprioritaskan pemulihan kepercayaan diri sebelum memikirkan hasil balapan.
Meskipun mengalami periode sulit, Marquez mengingatkan bahwa Bagnaia masih berada di posisi ketiga klasemen sementara, bukti nyata sisa kecepatan dan potensinya. “Dalam olahraga, balapan terakhir selalu dihitung, namun kita juga harus mempertimbangkan semua yang telah dia lakukan dengan Ducati,” tutup Marquez. Dengan demikian, fokus Bagnaia saat ini tampaknya bukan hanya pada hasil balapan, melainkan pada pemulihan kepercayaan dirinya.