Fitur Variable Valve Actuation (VVA) telah lama menjadi tulang punggung keunggulan mesin pada lini skuter matik premium Yamaha, seperti NMAX, Aerox, dan Lexi series. Teknologi inovatif ini tidak hanya menjadi jargon yang sering digaungkan dalam setiap brosur, spanduk, atau iklan, tetapi juga sebuah janji performa yang konsisten.
Meski VVA sudah diperkenalkan sejak satu dekade lalu bersama peluncuran Yamaha NMAX generasi pertama pada tahun 2015, banyak yang mungkin belum sepenuhnya memahami esensi dan manfaat nyata dari teknologi ini saat beroperasi.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu menengok kembali penjelasan mendalam yang disampaikan oleh tim teknik PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) saat memperkenalkan fitur ini dalam peluncuran Yamaha NMAX pada tahun 2015.
Pada dasarnya, penerapan teknologi VVA dirancang untuk mengatasi dilema klasik pada mesin pembakaran internal: apakah akan optimal di putaran rendah (untuk akselerasi awal) atau di putaran tinggi (untuk kecepatan puncak). Umumnya, karakter mesin konvensional seringkali harus memilih salah satu fokus tersebut. Namun, dengan VVA, Yamaha berhasil menciptakan solusi di mana tenaga mesin dapat disalurkan secara merata dan optimal, mulai dari putaran mesin rendah hingga mencapai putaran tinggi. Ini berarti pengendara dapat merasakan peningkatan performa yang signifikan di berbagai kondisi berkendara, tanpa mengorbankan efisiensi konsumsi bahan bakar.
Menjelang Lebaran 2025, Yamaha NMAX 2016-2020 Dijual Cuma Segini
Lantas, bagaimana VVA mencapai keajaiban ini? Kunci utama terletak pada penggunaan dua profil kem isap yang berbeda durasinya. Satu profil kem didedikasikan untuk mengoptimalkan tenaga pada putaran mesin rendah, memastikan akselerasi awal yang responsif. Sementara profil kem lainnya dirancang untuk menghasilkan daya puncak yang lebih besar saat mesin berputar di RPM tinggi.
Perlu dicatat bahwa profil kem untuk katup buang (EX) tetap standar, serupa dengan mesin pada umumnya. Mekanisme pergantian antara kedua profil kem isap ini diatur oleh sebuah komponen vital, yaitu selenoid actuator.
Dijual di Luar Negeri, Harga Yamaha NMAX Turbo Jadi Segini di Thailand, Fitur Versi Indo Lebih Oke?
Sistem ini beroperasi secara cerdas dan otomatis. Ketika motor melaju di bawah putaran mesin 6.000 rpm, VVA akan memilih profil kem isap yang dioptimalkan untuk performa putaran rendah. Namun, begitu putaran mesin melewati ambang batas 6.000 rpm, Electronic Control Unit (ECU) akan segera memerintahkan selenoid actuator untuk bekerja. Selenoid ini kemudian mendorong rocker arm isap untuk berpindah ke profil kem yang lebih tinggi. Profil kem kedua ini mengatur waktu buka-tutup katup isap sedemikian rupa sehingga memungkinkan mesin menghasilkan tenaga yang lebih eksplosif dan stabil di putaran atas.
Dengan penjelasan ini, kini kita dapat lebih memahami seluk-beluk Variable Valve Actuation (VVA) serta kontribusinya dalam memberikan performa mesin yang superior dan efisiensi bahan bakar yang optimal pada Yamaha NMAX, Aerox, Lexi, bahkan pada model sport seperti R15.