Sebuah gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 yang berpusat di Kabupaten Bekasi pada Rabu malam, 20 Agustus 2025, dilaporkan telah menyebabkan kerusakan pada sejumlah bangunan di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi bahwa dampak guncangan gempa tersebut terasa luas, tidak hanya di Bekasi dan Karawang, tetapi juga hingga Jakarta dan Depok, dengan dua kampung di Karawang mengalami kerusakan signifikan.
Pilihan Editor: Apa Urgensi Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta bagi Anggota DPR
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, membeberkan detail kerusakan yang tercatat. Berdasarkan kaji cepat sementara yang dilakukan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang, laporan awal menunjukkan adanya rumah warga yang mengalami kerusakan di bagian dinding akibat gempa.
Muhari secara spesifik menyebutkan bahwa kerusakan dinding rumah warga terjadi di Kampung Jungkur dan Kampung Kutamaneuh, keduanya berlokasi di Kecamatan Tegalwaru, Karawang. Keterangan ini didapatkan Muhari saat dihubungi oleh Tempo pada Rabu malam.
Selain rumah warga, dampak gempa juga dirasakan oleh fasilitas publik. SD Negeri Kutamaneuh 2 di Tegalwaru, Kabupaten Karawang, dilaporkan mengalami kerusakan parah pada bagian plafon dan dinding ruang kelas. Tidak hanya itu, meja belajar di beberapa ruang kelas juga rusak akibat tertimpa reruntuhan puing dinding, sebagaimana yang disampaikan Muhari.
Kerusakan serupa juga menimpa gedung serbaguna di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, di mana langit-langit ruangan aula mengalami kerusakan. Beruntungnya, Muhari menambahkan, saat gempa terjadi, baik sekolah maupun aula kecamatan tidak sedang digunakan untuk aktivitas, sehingga tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Menanggapi situasi ini, Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi erat dengan berbagai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), termasuk BPBD Provinsi Jakarta, BPBD Kabupaten dan Kota Bekasi, serta BPBD Tangerang, dan seluruh wilayah terdampak lainnya. “Segera cek dan akan dilaporkan,” tegas Suharyanto, seperti yang dilansir Antara pada Rabu.
Dari sisi geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa pusat gempa magnitudo 4,9 ini berlokasi sekitar 14 kilometer tenggara Kabupaten Bekasi, pada kedalaman 10 kilometer. Guncangan gempa tersebut dirasakan cukup kuat selama 1 hingga 4 detik oleh masyarakat di berbagai daerah, meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, hingga Purwakarta.
Akibat getaran yang terasa kuat, banyak warga dilaporkan berhamburan keluar dari rumah maupun gedung-gedung tinggi, mencari tempat yang lebih aman di luar ruangan.
Hingga laporan ini dibuat, Suharyanto menginformasikan bahwa BNPB belum menerima laporan mengenai kerusakan infrastruktur skala besar selain yang telah disebutkan, maupun adanya korban jiwa. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap potensi gempa susulan. BMKG sendiri telah mencatat satu gempa susulan berkekuatan magnitudo 2,1 yang terjadi pada pukul 20.35 WIB.
Sebagai langkah pencegahan, BNPB juga mengeluarkan sejumlah rekomendasi keselamatan. Masyarakat diminta untuk menjauhi bangunan yang retak atau berpotensi roboh, menghindari area dengan kaca atau benda-benda yang rawan jatuh, dan tidak menggunakan lift saat berada di gedung bertingkat. “Keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama,” pungkas Suharyanto, menekankan pentingnya kewaspadaan kolektif.