Langkah Timnas U-17 Indonesia di turnamen Piala Kemerdekaan 2025 berakhir dengan kekalahan tipis 1-2 saat menghadapi Mali pada pertandingan terakhir, Senin (18/8). Meskipun meraih hasil yang kurang memuaskan, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan tidak mempermasalahkan kekalahan tersebut.
Dalam pertandingan tersebut, ‘Garuda Muda’ sempat tertinggal dua gol terlebih dahulu lewat aksi Zoumana Ballo dan Seydou Dembele. Timnas U-17 Indonesia kemudian berhasil memperkecil kedudukan melalui sundulan apik Fadly Alberto Hengga.
Hasil ini membuat Timnas U-17 Indonesia mengumpulkan total empat poin sepanjang turnamen, dari catatan satu kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan. Mereka finis di posisi kedua klasemen akhir, sementara Mali keluar sebagai juara turnamen.
Erick Thohir menyoroti respons positif para pemain di bawah tekanan. “Ketika para pemain di-pressure, bisa mulai kembali stabil, kita lihat hasilnya, kebobolan 2-0, lalu bisa menjadi 2-1. Dan, di babak kedua kita bisa bermain seimbang [tanpa gol],” jelas Erick usai pertandingan. Ia juga menekankan kualitas lawan, menyebut Mali sebagai tim kuat yang sebelumnya meraih peringkat ketiga di Piala Dunia U-17 yang diselenggarakan di Indonesia.
Piala Kemerdekaan ini sendiri menjadi ajang pemanasan krusial bagi Timnas U-17 jelang berlaga di Piala Dunia U-17 yang dijadwalkan pada 3-27 November di Qatar. Di turnamen akbar tersebut, Indonesia tergabung di Grup H bersama kekuatan sepak bola dunia seperti Brasil, Honduras, dan Zambia.
“Jadi, ini hal luar biasa untuk tim kita bisa mulai merasakan tekanan dari tim yang jauh lebih bagus dari kita. Dan kita akan satu grup sama Brasil [di Piala Dunia U-17],” tambah Erick, menjelaskan relevansi uji coba melawan tim sekuat Mali. Erick mengakhiri pernyataannya dengan optimisme tinggi terhadap masa depan tim. “Pemain-pemain ini luar biasa. Masa depan Indonesia harus begitu, harus optimistis. Hasilnya apa pun enggak apa-apa, tapi kita harus memiliki mental,” pungkasnya.