IHSG Turun ke 6.700 di Awal Perdagangan, Saham AMMN dan DSSA Masih Melaju

Avatar photo

- Penulis

Senin, 10 Februari 2025 - 09:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah ke level 6.700 pada perdagangan awal pekan, Senin (10/2/2025). Di tengah penurunan ini, saham berkapitalisasi jumbo seperti AMMN dan DSSA masih menguat.

Berdasarkan data RTI Infokom, IHSG mencatatkan penurunan sebesar 0,63% atau 42,53 poin ke posisi 6.700 sesaat setelah pembukaan. Pada hari ini, IHSG dibuka di level 6.742,57 dan sempat bergerak menuju level tertingginya akni 6.742,61.

Tercatat, sebanyak 191 saham menguat, 221 saham turun, dan 86 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp11.513 triliun.

Baca Juga : Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Senin 10 Februari 2025

Saham berkapitalisasi pasar jumbo seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) terpantau tumbuh 1,09% ke level Rp6.950. Posisi itu diikuti saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) yang meningkat 0,38% ke Rp39.600.

Sementara itu, sahammarket cap jumbo yang menurun dipimpin oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dengan koreksi 7,47% ke Rp6.500. Adapun, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 3,48% menuju Rp9.025 per saham.

Baca Juga : : IHSG Dibuka Melemah ke 6.707, Tertekan Emiten Prajogo Pangestu BREN dan TPIA

Baca Juga :  Saham Bank Digital Terkoreksi: Peluang Investasi Saat Bank Konvensional Menguat?

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan level resistance indeks komposit akan berada di 6.850 pada perdagangan awal pekan depan, dengan posisi support di 6.650 dan pivot pada level 6.750.

“Secara teknikal, falling window yang ditutup dengan Hammer pada IHSG seiring Stochastic RSI yang sudah oversold membuka peluang rebound ke target area 6.850,” ujarnya dalam publikasi riset harian.

Baca Juga : : Tensi Perang Dagang Meningkat, IHSG Rentan Uji Support 6.698

Dari sisi eksternal, kata Valdy, pasar global tengah menantikan rilis data ekonomi penting. Di Amerika Serikat (AS), data inflasi bulan Januari 2025 yang akan dirilis pada 12 Februari mendatang diperkirakan stabil di level 2,9% year on year (YoY).

Menurutnya, angka tersebut menunjukkan inflasi di AS masih belum mampu mendekati target The Federal Reserve atau The Fed yang berada di level 2%.

Untuk sentimen dalam negeri, dia menyampaikan pasar akan mencermati rilis data Keyakinan Konsumen Januari 2025 yang bakal dirilis pada 11 Februari 2025. Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia, setelah rilis beberapa indikator ekonomi sebelumnya.

Baca Juga :  Bahlil Ajak Investor Fokus Ciptakan Lapangan Kerja, Bukan Hanya Nilai Investasi

“Data tersebut diyakini dapat memengaruhi pandangan pasar mengenai prospek ekonomi Indonesia ke depan,” tutur Valdy.

Pada pekan depan, Phintraco Sekuritas menjatuhkan pilihan kepada sejumlah saham berkapitalisasi jumbo di antaranya BMRI, BBRI, BBNI, BBCA, ASII, dan TLKM.

Tim riset MNC Sekuritas menambahkan bahwa setelah mengalami penurunan sebesar 1,93% menuju level 6.742 pada akhir pekan lalu, IHSG saat ini berada di akhir wave (iii) dari wave [c] sehingga koreksi yang terjadi relatif terbatas.

“IHSG berpeluang menguat untuk membentuk wave (iv) dengan target di kisaran 6.767 hingga 6.891 sekaligus menutup area gap yang ada,” ungkap MNC Sekuritas.

MNC Sekuritas memperkirakan level support indeks komposit hari ini berada di level 6.639 dan 6.542, sementara level resistance diproyeksikan berada di 6.830 dan 6.931.

 Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. RAGAMUTAMA.COM tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Berita Terkait

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!
Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP
Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!
DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri
Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!
6 Saham Kena Suspensi BEI, Investor Panik! Apa Penyebabnya?
Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan
JSMR: Saham Jasa Marga Dapat Rekomendasi Beli dari Ciptadana, Potensi Cuan?

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 02:22 WIB

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:57 WIB

Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:02 WIB

Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!

Senin, 16 Juni 2025 - 23:17 WIB

DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri

Senin, 16 Juni 2025 - 23:07 WIB

Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!

Berita Terbaru

finance

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:22 WIB

Uncategorized

Copenhagen, Rahasia Bahagia: Senyum Tulus Ala Denmark

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:08 WIB

technology

Samsung Z Flip6 vs iPhone 16e: Adu Spek, Harga, Pilih Mana?

Selasa, 17 Jun 2025 - 01:37 WIB