Ragamutama.com – Siti Ruhaini Dzuhayatin, sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi) Bidang Keagamaan Internasional, kini mengemban tugas baru sebagai Duta Besar (Dubes) Republik Uzbekistan. Pelantikan Siti Ruhaini sebagai Dubes Uzbekistan merupakan bagian dari daftar 31 duta besar yang resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 24 Maret 2025.
Nama Siti Ruhaini Dzuhayatin tidak asing lagi di kancah nasional maupun internasional. Beliau dikenal luas sebagai tokoh Islam terkemuka sekaligus aktivis hak asasi manusia yang memiliki rekam jejak panjang dan pengalaman yang luas. Perjalanan karier dan kontribusinya menjadikannya pilihan tepat untuk mewakili Indonesia di Uzbekistan.
Profil Siti Ruhaini Dzuhayatin
Siti Ruhaini Dzuhayatin dikenal sebagai seorang ahli dan aktivis yang berfokus pada isu-isu krusial seperti Islam, hak asasi manusia, dan demokrasi, dengan penekanan khusus pada kesetaraan gender. Dedikasinya pada bidang-bidang ini sangat menonjol, baik melalui jalur akademik maupun gerakan sosial.
Selain aktif mengajar di UIN Sunan Kalijaga, Siti Ruhaini juga terlibat secara mendalam dalam berbagai inisiatif sosial. Beliau adalah salah satu sosok di balik berdirinya Rifka Annisa Women’s Crisis Center di Yogyakarta dan pernah menjabat sebagai ketua pengurusnya. Kontribusinya juga mencakup perannya sebagai Direktur Pusat Studi Wanita (PSW) UIN Sunan Kalijaga, Dewan Pengawas PUSHAM UII, serta memprakarsai berdirinya Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID).
Riwayat pendidikan Siti Ruhaini Dzuhayatin
- Beliau meraih gelar Doktor Sosiologi dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 2011.
- Sebelumnya, gelar Magister Sosiologi diperolehnya dari Universitas Monash pada tahun 1993.
- Pendidikan sarjananya diselesaikan di IAIN Sunan Kalijaga dengan fokus pada Hukum Perdata dan Pidana Islam pada tahun 1988.
Tak hanya pendidikan formal, Siti Ruhaini juga memperkaya pengetahuannya melalui berbagai short course, termasuk studi Islam dan HAM di Emory University, USA, serta resolusi konflik di Irlandia Utara. Pengalaman dan pembelajaran dari short course ini turut mendorongnya untuk menjadi pelopor dalam memperkenalkan studi Islam dan HAM, serta Studi Islam dan Gender di UIN Sunan Kalijaga.
Perjalanan karier Siti Ruhaini Dzuhayatin
- Sebelum dilantik sebagai Dubes Uzbekistan, Siti Ruhaini menjabat sebagai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Republik Indonesia dengan masa tugas 2020-2024.
- Beliau juga pernah menduduki posisi strategis sebagai Staf Khusus (Stafsus) Bidang Keagamaan Internasional Presiden Joko Widodo.
- Perjalanan kariernya mencakup peran sebagai Direktur Kalijaga Institute for Justice (KIJ) dari 2014 hingga 2018, sebuah lembaga yang fokus pada isu Islam dan HAM.
- Pengalamannya di kancah internasional terlihat dari jabatannya sebagai Ketua Komisi HAM Organisasi Kerjasama Islam (OKI) selama dua periode, yakni 2012–2014 dan 2014–2018.
- Di lingkungan akademik, Siti Ruhaini pernah menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dedikasi dan prestasinya diakui melalui penganugerahan Award Menteri Agama RI sebagai Dosen Terbaik dan Pelopor Pengembangan Keilmuan di Perguruan Tinggi Islam pada tahun 2010. Ini menunjukkan komitmennya yang tinggi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan agama di Indonesia.