Rekening Ustaz Das’ad Latif, yang sebelumnya sempat diblokir oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), kini telah aktif kembali. Kabar baik ini disambut dengan kelegaan, terutama karena rekening tersebut vital untuk keberlanjutan proyek pembangunan masjid di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Ustaz Das’ad Latif mengonfirmasi kabar pembukaan blokir rekeningnya setelah mendatangi langsung bank pemerintah tempat ia menabung. “Hari ini 11 Agustus 2025, Saya ke kantor bank tempat saya menabung dapat berita kalau blokir saya sudah dibuka,” ungkap Ustaz Das’ad kepada kumparan pada Senin (11/8).
Dengan kembalinya akses terhadap dananya, Ustaz Das’ad Latif menyampaikan rasa terima kasihnya yang mendalam kepada Presiden Prabowo Subianto dan pemerintah. Menurutnya, tindakan ini menunjukkan pemerintah telah mendengarkan suara para ulama yang mewakili aspirasi rakyat. “Saya dapat kabar bahwa semua blokir dibuka oleh pemerintah, Alhamdulillah terima kasih bapak presiden terima kasih telah mendengar suara kami suara ulama yang mewakili rakyat,” sambungnya.
Meski mengalami ketidaknyamanan, Das’ad Latif percaya bahwa pemblokiran rekening semacam ini umumnya dilandasi niat baik, salah satunya untuk memberantas praktik judi online. Oleh karena itu, ia memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerukan imbauan tegas kepada para pelaku judi online, baik yang mengorganisir maupun yang melindungi. “Kepada saudara-saudaraku pelaku judi online yang mengorganisir dan juga yang melindungi, berhenti dan juga bertobatlah sebelum kematian menghentikanmu. Yakin dan tak mungkin Allah mengharamkan sesuatu kalau tidak ada mudaratnya,” harapnya.
Sebelumnya, Ustaz Das’ad Latif sempat mengungkapkan kekecewaannya atas kebijakan pemblokiran rekening ini. Menurutnya, rekening miliknya diblokir oleh PPATK dengan alasan tidak digunakan selama tiga bulan. “Iya rekening saya diblokir,” kata Das’ad pada Jumat pekan lalu, menggambarkan situasinya.
Ia baru menyadari pemblokiran tersebut saat hendak bertransaksi di toko bangunan. Kala itu, ia bermaksud membayar pembelian semen dan besi untuk kebutuhan pembangunan masjid yang sedang digarapnya. “Kemarin saya rencananya mau membayar besi dan semen untuk masjid yang saya bangun, jadi saya datang mengambil uang yang saya tabung di bank pemerintah. Ternyata rekening saya terblokir,” terangnya.
Dai kondang ini menjelaskan bahwa dana yang tersimpan di rekeningnya merupakan hasil tabungan dari kegiatan ceramah keliling di berbagai wilayah Indonesia, dengan jumlah berkisar Rp 300 juta. “Rekening yang diblokir itu adalah dana untuk pembangunan masjid yang saya bangun di ujung tol dari hasil ceramah saya, tanpa bantuan pihak lain,” tegasnya.
Ustaz Das’ad menilai bahwa kebijakan pemblokiran rekening secara sembarangan berpotensi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Selain pembatasan akses terhadap dana, hal ini juga dapat mencoreng nama baik seseorang. “Orang yang rekeningnya diblokir biasanya dicurigai terlibat tindak pidana atau transaksi kejahatan. Masa saya dianggap seperti itu? Andaikan saja di rekening saya tiba-tiba ada Rp 1 triliun, barulah wajar kalau dicurigai. Ini tidak masuk akal,” keluhnya.
Ia sangat berharap kebijakan perbankan dapat lebih berorientasi pada kemaslahatan umat dan tidak justru mempersulit rakyat kecil. Baginya, tujuan utama seseorang menabung adalah untuk menjaga keamanan dananya dari potensi tindak pidana, bukan malah dicurigai terlibat kejahatan.
