Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis, mengonfirmasi bahwa rekening bank milik yayasannya di Bank Syariah Indonesia (BSI) telah kembali normal dan tidak lagi diblokir. Sebelumnya, Cholil menduga pemblokiran ini dilakukan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai bagian dari upaya pencegahan aliran dana dari tindak kriminal.
Cholil menjelaskan bahwa rekening yayasannya kini telah dibuka kembali oleh pihak BSI. “Saya bersurat ke bank dan langsung dibuka,” ujar Cholil melalui pesan singkat pada Senin, 11 Agustus 2025.
Ia menambahkan bahwa surat permohonan pembukaan blokir tersebut langsung ia kirimkan ke BSI setelah mengetahui rekening yayasannya tidak dapat digunakan. Cholil baru menyadari rekeningnya diblokir pekan lalu setelah gagal melakukan transaksi transfer. Setelah berkoordinasi dengan pihak bank, rekening tersebut segera diaktifkan kembali. “Sedari minggu lalu setelah tahu kalau terblokir maka saya ajukan surat membukanya dan langsung dibuka,” tutur Cholil.
Rekening yang sempat diblokir tersebut berisi dana yayasan sebesar Rp 200 hingga Rp 300 juta. Yayasan yang dikelola Cholil Nafis bergerak di bidang pendidikan, khususnya antarpesantren.
Sebelumnya, pada Sabtu, 9 Agustus 2025, Cholil sempat mengklaim bahwa rekening yayasan miliknya yang berisikan saldo sekitar Rp 300 juta itu terkena pemblokiran oleh PPATK. Ia menghubungkan kejadian ini dengan kebijakan PPATK yang membekukan rekening dormant atau rekening yang tidak aktif lebih dari tiga bulan, sebuah langkah yang dinilainya tidak bijak.
Namun, PPATK membantah keras telah memblokir rekening yayasan milik Cholil Nafis. “Sejauh ini tidak ada pemblokiran atas nama KH Cholil Nafis maupun yayasannya,” tegas Deputi Bidang Pelaporan dan Pengawasan Kepatuhan PPATK, Fithriadi, saat dikonfirmasi pada Senin, 11 Agustus 2025. Fithriadi menduga kemungkinan rekening milik Cholil Nafis sudah tidak digunakan selama lebih dari enam bulan, sehingga pemblokiran dilakukan oleh pihak bank itu sendiri.
Fithriadi juga mengklaim tidak menemukan rekening Cholil Nafis dalam data rekening nonaktif yang disetorkan PPATK ke pihak perbankan. Ia bahkan telah mendatangi Kantor MUI Pusat pada hari itu untuk menjelaskan langsung duduk perkaranya, namun Cholil Nafis tidak dapat hadir karena sedang berada di Mesir.
Sebagai informasi, PPATK memang telah membekukan sementara ratusan ribu rekening dormant sejak Mei 2025. Langkah ini diambil karena rekening-rekening tersebut diduga terafiliasi dengan tindak kejahatan, seperti judi online dan pencucian uang. Berdasarkan analisis PPATK, terdapat lebih dari 140 ribu rekening dormant yang tidak aktif hingga lebih dari 10 tahun, dengan total nilai mencapai Rp 428,6 miliar.
Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, sebelumnya pada Rabu, 6 Agustus 2025, menyatakan bahwa lembaganya telah selesai menganalisis rekening-rekening dormant tersebut dan tidak lagi memblokirnya. “Dari PPATK sudah selesai. Saat ini semua sudah di tangan perbankan untuk dilakukan reaktivasi,” jelas Ivan, menegaskan bahwa proses selanjutnya kini menjadi tanggung jawab perbankan.
Ilona Estherina dan Hammam Izzuddin berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: PPATK Bantah Blokir Rekening Ketua MUI Cholil Nafis
