Ragamutama.com – Tottenham Hotspur dihadapkan pada pukulan telak menjelang bergulirnya musim baru Liga Inggris 2025/26. Gelandang kreatif andalan mereka, James Maddison, dikabarkan menderita cedera ligamen lutut anterior (ACL) yang sangat serius, berpotensi mengakhiri musimnya bahkan sebelum dimulai.
Kabar buruk ini merupakan kelanjutan dari nasib sial yang menimpa Maddison. Setelah sempat dibekap cedera lutut musim lalu, insiden serupa kembali terjadi dalam tur pramusim di Korea Selatan. Ia hanya mampu bermain 15 menit dalam laga uji coba yang berakhir 1-1 melawan Newcastle United sebelum harus ditandu keluar lapangan.
Menurut laporan eksklusif dari Sports Mole, cedera parah ini menimpa lutut kanan Maddison, area yang sama dengan cedera sebelumnya. Ia terlihat meringis kesakitan setelah salah tumpuan, dengan lututnya tampak menjepit di atas permukaan rumput. Kondisi ini sontak memicu kekhawatiran serius dari pelatih Thomas Frank dan seluruh rekan setimnya.
Pelatih Thomas Frank bahkan mengonfirmasi bahwa cedera tersebut memang terjadi pada lutut yang bermasalah sebelumnya. “Ia mengalami masalah pada lutut yang sama seperti sebelumnya,” ujar Frank dalam konferensi pers pasca-laga, seperti dikutip dari Sports Mole.
Pasca pertandingan, Maddison terlihat berjalan tertatih-tatih dengan bantuan kruk melewati zona campuran, mengindikasikan spekulasi cedera berat semakin mencuat. Sumber internal klub bahkan menyebutkan bahwa hasil awal pemeriksaan mengarah pada indikasi robeknya ligamen anterior (ACL), salah satu cedera paling ditakuti dalam dunia sepak bola profesional.
Cedera ACL berpotensi besar mengakhiri musim seorang pemain. Jika Maddison benar-benar mengalami robekan total, proses pemulihannya bisa memakan waktu hingga 12 bulan penuh. Meskipun ada kasus pemain seperti Rodri dari Manchester City yang mampu pulih lebih cepat, tetap saja ini menjadi pukulan telak bagi Tottenham Hotspur. Dalam skenario terbaik, jika hanya robekan parsial, Maddison mungkin bisa kembali bermain menjelang Natal. Namun, jika hanya ketegangan otot ringan, ia hanya akan absen dua hingga empat pekan. Sayangnya, melihat ekspresi Maddison di lapangan dan reaksi orang-orang di sekitarnya, kemungkinan terburuk tampak semakin nyata.
Hingga artikel ini diterbitkan, Tottenham belum mengumumkan secara resmi diagnosis akhir maupun estimasi masa pemulihan James Maddison. Namun, langkah antisipasi di bursa transfer telah mulai dilakukan oleh klub London Utara ini.
Sports Mole melaporkan bahwa Tottenham telah menunjukkan minat serius untuk merekrut Jack Grealish dari Manchester City. Langkah cepat ini diambil hanya beberapa jam setelah Maddison ditandu keluar lapangan. Spurs kini disebut mengungguli Napoli dalam perburuan Grealish, meskipun belum ada kepastian apakah mereka akan mengajukan skema pinjaman atau pembelian permanen. Grealish, pemain berusia 29 tahun dengan pengalaman dan teknik mumpuni, dinilai sangat cocok untuk mengisi kekosongan sebagai kreator utama di lini tengah, menggantikan peran vital Maddison. Peluang City melepas Grealish memang belum jelas, tetapi krisis mendadak di tubuh Spurs bisa mempercepat negosiasi.
Sebelumnya, Tottenham sempat membidik Morgan Gibbs-White dari Nottingham Forest sebagai alternatif, namun upaya tersebut kandas. Forest langsung memperpanjang kontrak sang pemain setelah menuding Spurs melakukan pendekatan ilegal, menyebabkan Tottenham menarik diri dan mengalihkan fokus pada target baru.
Tak hanya Maddison, Tottenham juga masih belum bisa mengandalkan Dejan Kulusevski yang juga sedang dalam masa pemulihan cedera lutut. Situasi ini menambah rumit tantangan Thomas Frank dalam menyusun skuad untuk awal musim Liga Inggris. Dua pemain muda, Lucas Bergvall dan Alfie Devine, masih tersisa sebagai opsi, namun nama terakhir justru tidak ikut serta dalam tur Asia karena tengah menjajaki peluang peminjaman ke klub lain.
Bagi Tottenham, Maddison adalah sosok yang sangat penting. Musim lalu, penampilannya memukau sejak didatangkan dari Leicester City. Visi permainannya yang tajam dan kemampuannya menciptakan peluang menjadikannya andalan dalam formasi utama tim. Kehilangan Maddison bukan sekadar absennya seorang pemain, melainkan hilangnya arah kreatif dalam permainan. Dalam sistem yang mengandalkan transisi cepat dan penguasaan bola, absennya seorang playmaker kelas atas bisa membuat perbedaan signifikan di papan klasemen.
Masa depan Tottenham kini bergantung pada kecepatan dan ketepatan mereka di bursa transfer, mengingat waktu yang terus menipis menjelang dimulainya musim baru Liga Inggris. Tekanan pada manajemen klub meningkat drastis. Kini, semua mata tertuju pada langkah Spurs selanjutnya—akankah mereka berhasil membujuk Manchester City melepas Grealish, atau justru mencari kejutan dari nama lain di Eropa? Yang jelas, absennya James Maddison dalam jangka panjang akan menjadi ujian berat pertama bagi pelatih Thomas Frank di musim debutnya bersama Tottenham Hotspur.









