Wall Street mengakhiri perdagangan dengan pelemahan pada Selasa (29/7), didorong oleh serangkaian laporan laba perusahaan yang mengecewakan. Kondisi ini diperparah dengan antisipasi investor yang menantikan pengumuman kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed).
Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average tercatat turun 204,57 poin atau 0,46% ke level 44.632,99. Senada, indeks S&P 500 juga melemah 18,91 poin atau 0,30% menjadi 6.370,86, sementara indeks teknologi Nasdaq Composite terkoreksi 80,29 poin atau 0,38% ke 21.098,29. Penurunan ini mencerminkan sentimen pasar yang berhati-hati di tengah ketidakpastian.
Beberapa perusahaan besar yang menjadi komponen indeks Dow melaporkan kinerja kuartalan di bawah ekspektasi. Saham UnitedHealth menjadi penekan terbesar bagi indeks, anjlok 7,5% setelah proyeksi laba perusahaan asuransi kesehatan tersebut mengecewakan pasar. Demikian pula, saham Boeing merosot 4,4% meskipun melaporkan kerugian kuartal kedua yang lebih kecil, menandakan kekhawatiran yang masih membayangi. Sementara itu, Merck mencatatkan penurunan 1,7% setelah perusahaan farmasi ini mengumumkan perpanjangan penangguhan pengiriman vaksin HPV Gardasil ke Tiongkok hingga setidaknya akhir tahun 2025, menyusul terus melemahnya permintaan.
Dampak kebijakan perdagangan juga terasa kuat. Saham United Parcel Service (UPS) terperosok 10,6% setelah perusahaan jasa pengiriman paket ini menolak merilis proyeksi pendapatan dan margin tahunan. Hal ini memperdalam kekhawatiran investor akan tekanan dari kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang terus berubah, sekaligus menekan Dow Jones Transport Average hingga 2,3%, mencatat penurunan persentase harian terbesar sejak 21 Mei. Produsen peralatan rumah tangga Whirlpool juga ikut terseret, anjlok 13,4% usai memangkas proyeksi pendapatan dan dividen tahunannya, beralasan tekanan dari lonjakan impor yang terjadi menjelang penerapan tarif Trump. Bahkan Procter & Gamble (P&G), raksasa barang konsumen, turun 0,3% setelah memproyeksikan hasil tahunan di bawah perkiraan, seraya mengumumkan rencana kenaikan harga untuk beberapa produk guna mengimbangi dampak tarif.
Menanggapi kondisi pasar, Tim Ghriskey, ahli strategi portofolio senior di Ingalls & Snyder di New York, berpendapat bahwa “Rilis kinerja cukup beragam. Data ekonomi juga agak beragam, tetapi tidak cukup untuk menggerakkan pasar terkait The Fed.” Di tengah tekanan ini, data menunjukkan bahwa hampir 200 komponen pada indeks S&P 500 justru membukukan hasil pendapatan 6,4% di atas ekspektasi, sedikit lebih tinggi dari rata-rata 6,3% selama empat kuartal terakhir, menurut data LSEG.
Fokus pasar kini beralih ke rilis laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan raksasa teknologi atau “megacap” seperti Meta, Microsoft, Amazon, dan Apple yang dijadwalkan minggu ini. Mengingat bobot pasar mereka yang besar, kinerja dan prospek perusahaan-perusahaan ini diprediksi akan memiliki pengaruh kuat terhadap arah pasar secara keseluruhan. Di samping itu, investor juga menantikan pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve pada Rabu. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan, sehingga pernyataan Ketua Fed Jerome Powell akan dipantau ketat untuk mengukur potensi waktu penurunan suku bunga di masa mendatang.
Dari sisi ekonomi, data menunjukkan sentimen konsumen pada bulan Juli meningkat lebih dari yang diperkirakan, mencapai 97,2. Namun, data lowongan kerja dan perekrutan AS, atau JOLTS, untuk bulan Juni justru menurun, mengindikasikan perlambatan aktivitas di pasar tenaga kerja. Laporan JOLTS ini merupakan yang pertama dari serangkaian data pasar tenaga kerja penting minggu ini, yang akan berpuncak pada laporan penggajian pemerintah pada hari Jumat. Sementara itu, negosiasi penting antara AS dan Tiongkok memasuki hari kedua di Stockholm, di mana kedua kekuatan ekonomi dunia tersebut berupaya menyelesaikan konflik perdagangan yang berkepanjangan. Presiden Trump menyampaikan optimisme setelah diberitahu oleh Menteri Keuangan Scott Bessent bahwa pertemuan Bessent dengan para pejabat Tiongkok berjalan sangat baik.









