Kepolisian telah berhasil mengungkap rangkaian rekaman CCTV yang secara cermat merekam aktivitas terakhir Diplomat Arya Daru Pangayunan. Rangkaian jejak digital ini menjadi krusial dalam penyelidikan kasus kematian Arya, yang ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat. Rekaman tersebut memperlihatkan pergerakannya di tiga lokasi berbeda sebelum insiden tragis, yakni Mal Grand Indonesia, Gedung Kementerian Luar Negeri (Kemlu), dan Gondia Guest House.
Dalam paparan rekaman CCTV yang dipresentasikan oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya, terlihat jelas aktivitas Arya Daru Pangayunan di Mal Grand Indonesia. Pada momen tersebut, Arya tampak tengah berbelanja pakaian dan tidak sendirian; ia ditemani oleh seorang wanita bernama Vara serta seorang pria bernama Dion. Cuplikan dari kamera pengawas di pintu masuk toko H&M secara spesifik menunjukkan korban memasuki area mal bersama Dion dan Vara, yang kemudian dikonfirmasi sesuai dengan keterangan saksi yang telah diperiksa.
Kombes Wira Satya sebelumnya mengonfirmasi bahwa Vara telah dimintai keterangan sebagai saksi penting dalam penanganan kasus ini. Kendati demikian, pihak kepolisian memilih untuk tidak merinci lebih jauh mengenai hubungan antara Vara dan almarhum Arya Daru Pangayunan. Identitas dan peran sosok Dion, pria yang turut mendampingi Arya, juga masih menjadi tanda tanya, dengan pihak berwenang menolak mengungkapkannya dengan alasan menjaga privasi individu terkait.
Selanjutnya, rekaman CCTV menunjukkan Arya Daru Pangayunan memesan taksi secara luring (offline). Informasi dari kepolisian menyebutkan bahwa meskipun tujuan awal perjalanannya adalah kamar kosnya, di tengah perjalanan rute diubah menuju Gedung Kementerian Luar Negeri. Di lokasi inilah, kamera pengawas mengabadikan momen Arya menaiki area rooftop Gedung Kemlu, di mana ia terlihat berupaya memanjat pagar gedung, sebuah tindakan yang menimbulkan pertanyaan serius.
Sebelum penemuan jenazah, penyelidikan telah mengungkap adanya temuan email penting dari perangkat elektronik milik Arya. Surat elektronik tersebut, yang diketahui dikirimkan kepada salah satu badan amal, berisi indikasi kuat mengenai tekanan psikologis dan keinginan untuk mengakhiri hidup. Terungkap bahwa email serupa telah dikirimkan Arya dua kali sebelumnya, yakni pada tahun 2013 dan kembali pada tahun 2021, memberikan petunjuk mengenai kondisi mental almarhum.
Akhirnya, Diplomat Arya Daru Pangayunan ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat, pada 8 Juli 2025. Kondisi penemuan jenazah cukup memprihatinkan, dengan wajah dan kepala korban terlihat dililit rapat menggunakan plastik dan lakban berwarna kuning, menambah misteri seputar penyebab pasti kematiannya.
