Ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, kembali harus menelan pil pahit setelah gagal meraih gelar turnamen BWF Super 1000. Kekalahan di final China Open 2025 menambah panjang daftar penantian mereka akan trofi bergengsi ini.
Kiprah Chia/Soh di turnamen yang berlangsung di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou pekan lalu, berakhir dengan antiklimaks. Pasangan peringkat kedua dunia ini harus mengakui keunggulan duet baru Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri.
Dalam tempo 35 menit yang cepat, penampilan solid Fajar/Fikri berhasil meredam Aaron Chia/Soh Wooi Yik, mengamankan kemenangan dua gim langsung dengan skor 21-15, 21-14. Kemenangan ini terasa istimewa bagi Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, mengingat mereka baru saja berpasangan dan menjalani debut sebagai ganda di Japan Open 2025 sepekan sebelumnya.
Di sisi lain, kekalahan ini semakin menambah deret kegagalan Aaron Chia/Soh Wooi Yik di ajang Super 1000. Final melawan Fajar/Fikri, yang kala itu berstatus pasangan peringkat 210 dunia, sesungguhnya dipandang sebagai momen ideal bagi Chia/Soh untuk akhirnya memecahkan “telur” mereka di level turnamen tertinggi tersebut. Berbeda dengan Fajar/Fikri yang berlabel underdog, Aaron Chia/Soh Wooi Yik tampil sebagai unggulan kedua China Open 2025.
Geliat dan harapan untuk pecah telur semakin besar dengan kehadiran pelatih asal Indonesia, Herry Iman Pierngadi atau yang akrab disapa Herry IP. Herry IP turut mendampingi dari pinggir lapangan, menjadi saksi perjuangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik dalam mengentaskan kutukan gelar BWF Super 1000 mereka.
Namun, pada akhirnya, Herry IP harus menerima kekecewaan yang meliputi Aaron Chia/Soh Wooi Yik, terlebih saat melihat anak didiknya di tim Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, berhasil naik ke podium tertinggi. Salah satu media Malaysia, New Straits Times (NST), secara khusus menyoroti kegagalan Aaron Chia/Soh Wooi Yik dalam mengakhiri rentetan hasil pahit ini.
NST menilai kekalahan tersebut sangat disayangkan, mengingat Aaron Chia/Soh Wooi Yik kini mendapatkan sentuhan dari Herry IP yang bahkan dijuluki sebagai “penyihir” di Negeri Jiran. “Meskipun Herry IP sang ‘Penyihir’ berada di pinggir lapangan, dia tak mampu mengakhiri kutukan Chia/Soh di Super 1000,” tulis NST.
Media itu melanjutkan, “Pada akhirnya, mantan murid pelatih Indonesia itu Fajar/Fikri yang berhasil meraih gelar juara China Open 2025 di Changzhou. Ganda putra peringkat kedua dunia Chia/Soh tampak seperti dibayangan masa lalu mereka saat impian di China Open hancur berkeping-keping.”
“Pasangan peringkat 210 dunia Fajar/Fikri adalah pasangan baru, berhasil meraih kemenangan tipis 21-15, 21-14 hanya dalam 35 menit,” tambah NST. “Meskipun Herry IP telah membawa Chia/Soh meraih tiga gelar tahun ini, dia tak bisa berbuat banyak. Hal itu karena mantan pemainnya, Fajar/Fikri yang baru kali kedua berpasangan (Japan Open dan China Open) mengungguli Chia/Soh dengan kerja sama yang dinamis.”
Usai pertandingan, Aaron Chia pun tidak menampik bahwa pasangan baru seperti Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri memang sulit untuk dikalahkan. “Kami tidak bisa mengatasi kecepatan dan kualitas serangan mereka,” ujar Aaron Chia. “Pasangan baru selalu rumit (untuk dihadapi) dan kami membutuhkan sedikit lebih banyak waktu untuk menganalisa permainan mereka,” imbuhnya, mengakui tantangan yang dihadirkan oleh Fajar/Fikri.