Rumah Doa di Padang Dirusak: Fakta di Balik Kerusuhan Massa

Avatar photo

- Penulis

Senin, 28 Juli 2025 - 21:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lebih dari sekadar rumah, sebuah bangunan di Jalan Teratai Indah RT 02 RW 09, Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), menjadi sasaran perusakan massa yang dipicu oleh isu perubahan fungsinya. Peristiwa ini terjadi setelah terkuaknya dugaan bahwa bangunan yang semula dikenal sebagai rumah singgah, ternyata difungsikan sebagai tempat kegiatan keagamaan.

Warga sekitar pada awalnya mengenal bangunan ini sebagai rumah singgah yang telah beroperasi selama sekitar tiga bulan. Namun, persepsi mereka segera berubah setelah insiden pada Minggu (28/7) ketika seorang petugas pemasang listrik datang ke lokasi. Kedatangan petugas ini bukan tanpa sebab; ia mencari keberadaan gereja di alamat tersebut untuk pemasangan aliran listrik baru. Kecurigaan warga semakin menguat setelah melihat surat resmi dari perusahaan listrik yang dibawa petugas, di mana tertera nama pelanggan “Rumah Doa, Gereja, tempat kegiatan keagamaan”.

Informasi ini segera memicu reaksi warga. Pada Minggu (28/7) sore, sejumlah besar warga berkumpul dan mendatangi rumah tersebut dengan tujuan mengklarifikasi status bangunan yang mulai mencurigakan. Saat insiden tersebut, di dalam rumah tengah berlangsung kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI), di mana beberapa anak-anak sedang mengikuti pendidikan agama.

Foarotambowo Nduru, salah satu jemaat yang berada di lokasi kejadian, menceritakan pengalamannya pada Senin (28/7). “Saya lagi duduk, sementara anak-anak belajar agama di dalam. Sesudah belajar agama anak ini, datang mereka (massa),” ujarnya, merujuk pada kericuhan yang terekam dalam video. Ia memperkirakan, sekitar 30 orang terlibat dalam aksi perusakan ini, mengakibatkan pecahnya kaca, rusaknya kursi, dan kerusakan pada bagian bangunan. Dari jumlah tersebut, Foarotambowo juga mengonfirmasi bahwa sembilan orang telah diamankan.

Kata Ketua RT Setempat

Ketua RT setempat, Syamsir, menjelaskan bahwa niat awal kedatangan massa warga adalah untuk mencari kejelasan langsung dari pemilik bangunan mengenai perubahan statusnya. Informasi yang sebelumnya mereka ketahui, bahwa bangunan itu hanya sebuah rumah singgah, ternyata telah berkembang menjadi dugaan kuat sebagai gereja. Namun, upaya klarifikasi ini berujung pada insiden tak terduga. Syamsir menyayangkan terjadinya provokasi dari salah satu pihak, yang kemudian memicu emosi warga hingga berujung pada perusakan. “Ada pemicu, ada antara dia (jemaat). Itu yang kami sayangkan. Jadi itu pemicu timbulnya emosi massa hingga melakukan perusakan,” terang Syamsir. Ia menegaskan kembali bahwa niat awal warga murni ingin meninjau dan mempertanyakan aktivitas di sana secara baik-baik.

Baca Juga :  Kemang Raya Pulih: Banjir Surut, Lalu Lintas Kembali Normal!

Syamsir menambahkan, warga sebenarnya telah berulang kali mengingatkan pemilik bangunan mengenai perubahan fungsi rumah yang terus bergeser. Awalnya, rumah itu dibangun untuk dihuni, kemudian menjadi rumah singgah, lalu berkembang menjadi tempat pendidikan bagi anak-anak, termasuk pendidikan agama. “Anak yang butuh nilai di sekolah di sana dibina. Karena di sekolah negeri itu untuk memberikan mata pelajaran agama tidak ada di sekolah. Makanya dilaksanakan di sana,” jelasnya.

Syamsir, selaku Ketua RT, telah meminta pemilik bangunan untuk mengurus izin terkait perubahan status ini. Namun, tanpa pemberitahuan lebih lanjut, warga justru menerima informasi bahwa rumah tersebut telah difungsikan sebagai rumah doa atau gereja. “Dari tempat tinggal, setelah itu berubah jadi rumah singgah, lalu berubah menjadi tempat pendidikan agama untuk anak-anak. Tapi setelah saya dapat laporan dari warga, nyatanya melaksanakan ibadah sampai jam 10 malam. Itu bukan anak-anak lagi, tapi orang tua,” ungkap Syamsir, menunjukkan adanya ketidaksesuaian.

Syamsir secara tegas menyatakan bahwa dirinya sebagai Ketua RT tidak pernah mengeluarkan izin resmi untuk fungsi bangunan sebagai tempat ibadah. “Saya kumpulkan informasi dan segala macamnya, ternyata sudah berubah sekian hari berjalan. Saya panggil pemilik bangunan, dia datang ke tempat saya, dia berjanji akan mengurus izinnya,” tutur Syamsir. Ia menambahkan bahwa setelah insiden terjadi, pemilik bangunan sempat mengklaim izin sudah keluar, namun dokumen tersebut tidak pernah sampai ke tangannya.

Baca Juga :  Jenazah KMP Tunu Pratama Jaya Ditemukan, Pencarian Hari Kelima!

Syamsir juga menekankan bahwa warga sekitar dikenal sangat toleran dan hidup rukun, ditandai dengan keberagaman suku yang bermukim di sana, termasuk Nias, Batak, dan Minang. “Warga kami rukun dan damai. Ada batak, Nias, Minang. Kami tidak intoleran, perlu diketahui, di RW 9 ada empat RT, pemukiman warga suku Nias ada di tiga RT,” tegasnya. Namun, ia mencatat bahwa sejak keberadaan bangunan ini, sekitar 90 persen pengunjung yang datang adalah warga Nias dari luar wilayah, bukan dari warga sekitar.

Sembilan Orang Terduga Pelaku Diamankan

Menanggapi insiden perusakan rumah ibadah ini, Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Solihin menyatakan bahwa pihak kepolisian telah sigap mendatangi lokasi dan akan menindak tegas para pelaku. “Setelah kejadian kami langsung ke lokasi dan mengamankan TKP. Anggota di lapangan sedang bekerja dan semua (sudah) aman dan tidak ada lagi yang bertindak anarkistis,” ujar Solihin kepada awak media pada Senin (28/7), menegaskan komitmen penegakan hukum dan pemulihan keamanan di lokasi.

Hingga saat ini, sembilan orang yang diduga terlibat dalam aksi anarkis tersebut telah diamankan oleh pihak kepolisian. Solihin menjelaskan, “Sembilan orang ini adalah yang sesuai di video yang ada, berdasarkan bukti-bukti itu kami amankan.” Ia juga tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah terduga pelaku yang diamankan dapat bertambah seiring berjalannya penyelidikan. Pasca-kejadian, sejumlah personel kepolisian terlihat berjaga di lokasi untuk memastikan keamanan. Sementara itu, rumah doa yang menjadi objek perusakan telah dikosongkan dari aktivitas jemaat.

Berita Terkait

Malam Terakhir Arya Daru di Rooftop Kemenlu: Fakta Polisi Terungkap!
Arya Daru: Drama Taksi ke Bandara, Endingnya Malah ke Kemlu!
Arya Daru: Diplomat Kemlu Meninggal Bunuh Diri, Bukan Pembunuhan!
Kebakaran Pasar Taman Puring: Ini Dugaan Penyebab Awalnya!
Kwik Kian Gie Meninggal Dunia: Indonesia Berduka Kehilangan Ekonom Senior
Kematian Arya Daru: Kemlu Serahkan Semua Data ke Polisi!
Rumah Doa GKSI Padang Dirusak: 5 Fakta, 2 Anak Jadi Korban!
Taman Puring Rawan Roboh: Pedagang Dilarang Masuk Pasca Kebakaran!

Berita Terkait

Rabu, 30 Juli 2025 - 01:34 WIB

Malam Terakhir Arya Daru di Rooftop Kemenlu: Fakta Polisi Terungkap!

Rabu, 30 Juli 2025 - 00:23 WIB

Arya Daru: Drama Taksi ke Bandara, Endingnya Malah ke Kemlu!

Selasa, 29 Juli 2025 - 18:29 WIB

Arya Daru: Diplomat Kemlu Meninggal Bunuh Diri, Bukan Pembunuhan!

Selasa, 29 Juli 2025 - 15:53 WIB

Kebakaran Pasar Taman Puring: Ini Dugaan Penyebab Awalnya!

Selasa, 29 Juli 2025 - 07:46 WIB

Kwik Kian Gie Meninggal Dunia: Indonesia Berduka Kehilangan Ekonom Senior

Berita Terbaru

Uncategorized

Jersey Away Barcelona 2025/26: Penghormatan untuk Kobe Bryant!

Rabu, 30 Jul 2025 - 04:47 WIB

finance

BCA Pilih DPK, Saat BI Incar Dana Asing: Strategi Beda?

Rabu, 30 Jul 2025 - 04:40 WIB

sports

Vanenburg Iri Vietnam U-23: Apa yang Membuatnya Terpukau?

Rabu, 30 Jul 2025 - 03:41 WIB