Senin (21/7/2025) menjadi hari kelabu bagi Bangladesh ketika sebuah jet tempur milik Angkatan Udara negara itu menabrak gedung Milestone School and College di pinggiran utara ibu kota Dhaka. Insiden tragis ini segera memicu kebakaran hebat, mengubah suasana riuh pasca-ujian menjadi kepanikan mencekam dan duka mendalam.
Dikutip dari AP News, Selasa (22/7/2025), kecelakaan pesawat ini tidak hanya menghanguskan gedung dua lantai sekolah, namun juga merenggut nyawa sedikitnya 27 orang dan melukai lebih dari 170 lainnya, sebagian besar di antaranya adalah pelajar. Mayoritas korban selamat, yang kini berjuang melawan luka bakar serius, adalah siswa-siswi sekolah tersebut.
Di balik kehancuran, cerita pilu terungkap dari kesaksian seorang siswa yang secara langsung menyaksikan insiden mengerikan ini.
Teman Sebangku Tewas di Depan Mata
Farhan Hasan, seorang pelajar Milestone School, baru saja meninggalkan ruang ujian dan tengah berbincang dengan teman-temannya ketika tragedi itu terjadi tepat di depan matanya.
“Pesawatnya terbakar dan menabrak gedung tepat di depan mata saya,” tutur Farhan, dikutip dari BBC, Selasa (22/7/2025). Kesaksiannya semakin memilukan saat ia mengungkapkan kehilangan sahabat terdekatnya dalam insiden tersebut. “Dia duduk bersama saya saat ujian, lalu beberapa menit kemudian, dia meninggal di depan saya pesawat itu terbang tepat di atas kepalanya,” ungkapnya penuh duka.
Rekaman dari lokasi kejadian memperlihatkan kobaran api besar dan asap hitam pekat membumbung tinggi setelah jet tempur F-7 tersebut menghantam kompleks sekolah. Angkatan Udara Bangladesh segera mengonfirmasi bahwa pesawat mengalami gangguan mekanis tak lama setelah lepas landas sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Pilot jet latih itu, Letnan Penerbang Md. Taukir Islam, turut menjadi salah satu korban jiwa dalam insiden nahas tersebut.
Seperti Kilat, Jet Tempur Tabrak Gedung
Detik-detik sebelum kecelakaan yang mengguncang ini juga terekam jelas dalam ingatan para pengajar. Rezaul Islam, seorang guru di sekolah itu, mengaku menyaksikan langsung momen ketika pesawat menabrak bangunan. “Itu seperti kilat. Pesawat itu meluncur lurus ke arah gedung,” ujarnya menggambarkan kecepatan dan ketidakberdayaan yang ia rasakan.
Guru lain, Masud Tarik, juga memberikan kesaksiannya. “Saya mendengar ledakan. Saat saya menoleh ke belakang, semuanya terbakar. Api dan asap di mana-mana. Banyak anak-anak dan penjaga sekolah yang berada di sekitar lokasi saat itu,” paparnya, menggambarkan kekacauan dan horor yang melanda.
Ledakan keras dan kobaran api mengakibatkan kepanikan luar biasa di antara warga sekitar yang berhamburan mencari perlindungan. Puluhan ambulans dan tim penyelamat segera bergegas ke lokasi, berjuang mengevakuasi korban di antara reruntuhan yang masih berasap. Sedikitnya 30 ambulans dikerahkan untuk mengangkut jenazah dan korban luka ke berbagai rumah sakit di Dhaka.
Bangladesh Tetapkan Hari Berkabung Nasional
Di rumah sakit, suasana haru menyelimuti ruang tunggu. Shah Alam, paman dari Tanvir Ahmed, siswa kelas 8 yang turut menjadi korban, mengungkapkan kesedihannya. “Keponakan saya kini ada di kamar jenazah,” katanya dengan suara gemetar, sambil memeluk adik laki-lakinya, ayah Tanvir yang terpukul hingga tak sanggup berkata-kata.
Dokter di Institut Nasional Bedah Plastik dan Luka Bakar menyebutkan, lebih dari 50 orang, termasuk anak-anak berusia antara 9 hingga 14 tahun, mengalami luka bakar serius. Di tengah duka yang mendalam, solidaritas masyarakat mengalir. Warga berbondong-bondong menyumbangkan darah, sementara sejumlah tokoh politik dari Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) dan Jamaat-e-Islami turut hadir untuk menyampaikan belasungkawa. Kementerian Kesehatan melaporkan, korban dirawat di tujuh rumah sakit berbeda di ibu kota.
Sebagai respons terhadap tragedi yang menyayat hati ini, Pemerintah Bangladesh menetapkan hari Selasa sebagai hari berkabung nasional, dengan bendera dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri. Perdana Menteri sementara Muhammad Yunus menegaskan bahwa penyelidikan mendalam akan segera dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan.
“Ini adalah masa berkabung yang dalam bagi seluruh bangsa. Saya telah menginstruksikan seluruh otoritas dan rumah sakit terkait untuk menangani situasi ini dengan penuh keseriusan,” tulisnya melalui platform X. Angkatan udara juga menyebutkan bahwa pilot sempat berusaha mengarahkan pesawat ke area yang lebih terbuka guna menghindari korban lebih besar, namun waktu yang sempit dan gangguan teknis membuat tragedi tak terelakkan. Sebuah komite investigasi kini telah dibentuk untuk mengusut lebih lanjut penyebab insiden jet tempur ini.