Laporan Ipsos 2025: Peran E-Commerce dalam Mendukung UMKM dan Brand Lokal

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 19 Juli 2025 - 06:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TRIBUNAMBON.COM – Di era pertumbuhan lanskap industri e-commerce, persaingan pun senantiasa bergeser arah. Para aktor utama seperti Shopee, TikTok Shop, Tokopedia, dan Lazada kini tak sekadar bersaing dalam perebutan angka dan pangsa pasar.

Pertarungan utama telah melampaui metrik konvensional, menuju wilayah yang lebih esensial: siapa yang bisa berperan dalam membangun ekosistem yang memberdayakan UMKM dan brand lokal secara berkelanjutan?

UMKM dan brand lokal memegang peran krusial dalam struktur  perekonomian Indonesia. Menurut data Kamar Dagang Indonesia (KADIN), UMKM menyumbang lebih dari 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan sekitar  97 persen tenaga kerja nasional.  

Di era digital, peran mereka tidak lagi terbatas pada sektor  tradisional. Justru, mereka tampil sebagai aktor kunci dalam mendorong transformasi  ekonomi melalui pemanfaatan teknologi digital, khususnya lewat platform e-commerce

Bagi pelaku UMKM dan brand lokal, e-commerce membuka peluang yang sebelumnya sulit  dijangkau. E-commerce hadir untuk memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, hingga membuka akses UMKM menuju konsumen global.

Di tengah peta persaingan e-commerce  yang semakin kompleks, keberpihakan terhadap pelaku UMKM dan brand lokal kini menjadi  faktor pembeda yang paling utama. Persaingan bukan lagi sekadar soal siapa yang paling besar, tetapi siapa yang paling  berdampak. 

Riset Ungkap Platform E-commerce Andalan UMKM

Riset terbaru E-Commerce Seller Satisfaction 2025 yang dirilis oleh perusahaan riset pasar terkemuka IPSOS Indonesia mencoba menjawab pertanyaan besar ‘platform e-commerce mana yang paling dipercaya, paling berdampak, dan paling efektif  dalam mendukung UMKM dan brand lokal di Indonesia?’

Temuan riset ini memberi gambaran yang lebih jernih tentang lanskap kompetisi digital saat ini, sekaligus menyoroti platform  yang berhasil membangun koneksi kuat dengan pelaku usaha tanah air. 

“Yang menarik adalah bagaimana tiap platform mulai berlomba bukan sekadar berebut  transaksi, tapi juga menunjukkan perannya dalam mendukung UMKM dan brand lokal untuk  tumbuh. Di situlah sisi paling menarik dari riset IPSOS kali ini: mengukur tingkat awareness  penjual, loyalitas terhadap platform, serta persepsi terhadap fitur dan kampanye yang  ditawarkan. Harapannya, hasil riset ini dapat memberikan gambaran komprehensif tentang  lanskap kompetisi e-commerce di Indonesia, termasuk kinerja dan persepsi terhadap pemain  utama seperti Shopee, TikTok Shop, Tokopedia, dan Lazada,” ujar Andi Sukma, Executive  Director Ipsos Indonesia. 

Riset ini melibatkan 350 responden UMKM dan brand lokal di seluruh Indonesia  dengan metode Online Panel. Hasilnya, ditemukan mayoritas penjual (66 persen) menyebut Shopee  sebagai platform pertama yang terlintas dalam benak mereka (Top of Mind). Sebanyak 70 % penjual juga menjadikan Shopee sebagai platform utama yang paling sering  digunakan untuk menjalankan usaha mereka (Brand Used Most Often). 

Namun, kekuatan sebuah platform sebagai mitra pilihan UMKM dan brand lokal tidak hanya  diukur dari seberapa dikenal atau sering digunakan, melainkan juga dari seberapa besar  loyalitas penggunanya. Hal ini terungkap dalam hasil Net Promoter Score (NPS). Sebanyak 77 % UMKM dan brand lokal merasa yakin untuk merekomendasikan Shopee kepada pelaku  usaha lainnya, diikuti Tiktok Shop 69 % , sementara Tokopedia dan Lazada di 67 % . 

Melalui elemen di atas, preferensi pelaku UMKM dan brand lokal dalam memilih platform e-commerce dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang relevan terhadap kebutuhan bisnis  mereka.

Tiga alasan utama yang paling banyak disebutkan oleh responden dalam studi ini  adalah: memperluas jangkauan usaha (71 % ), praktis dan fleksibel (66 % ) yang  memungkinkan seller beroperasi dari mana saja, serta faktor kemudahan akses dan proses  dalam marketplace (59 % ). 

Baca Juga :  BI Intervensi Pasar Offshore Demi Stabilisasi Rupiah

Ketika alasan-alasan ini dikonversi ke dalam praktik bisnis, terdapat tiga dampak yang paling  dirasakan UMKM dan brand lokal saat berjualan di marketplace: memasarkan produk secara  lebih luas (69 % ), meningkatkan jumlah konsumen (67 % ), dan meningkatkan keuntungan  (65 % ).

Temuan ini menunjukkan bahwa e-commerce tidak hanya menjadi solusi digital, tetapi juga motor penggerak pertumbuhan bisnis yang signifikan bagi UMKM dan brand lokal  di Indonesia.

Persaingan Kinerja E-Commerce

Bagi UMKM dan brand lokal, e-commerce bukan sekadar tempat memajang barang dagangan, namun menjadi ruang hidup, wadah tempat menjalin cerita dan membangun relasi dengan konsumen dari nol. Di dalamnya, setiap produk tak hanya bernilai ekonomis, tapi juga menjadi wujud nyata dari perjuangan, prinsip, dan jati diri yang dipertaruhkan.

Menyusuri lanskap ini, kompetisi antar e-commerce tidak cukup diukur dari skala  popularitas, tetapi dari kemampuannya membangun ekosistem, sebuah sistem yang  dinamis, penuh interaksi, menghadirkan lalu lintas pengunjung yang relevan, serta  membuka peluang pertumbuhan berkelanjutan.  

Hasil riset IPSOS kali ini kembali mencatatkan posisi Shopee lebih unggul dalam tiga  persepsi kunci yang menjadi tolok ukur utama bagi UMKM dan brand lokal dalam memilih  platform e-commerce: 

  1. Sebagai platform menawarkan gratis ongkir paling banyak untuk pelanggan (67 % )

  2. Sebagai platform dengan ragam kategori produk yang paling luas (66 % ) 

  3. Sebagai platform memberikan keuntungan atau laba bersih paling tinggi (63 % ) 

Data di atas menunjukkan bahwa yang paling penting bukan sekadar pilihan platform, tetapi sejauh mana  platform tersebut benar-benar mendorong hasil nyata bagi pelaku usaha lewat ragam  program dan fitur yang dihadirkan. Dalam konteks ini, Shopee tampil lebih unggul diikuti TikTok Shop, Tokopedia, dan Lazada.

Beri Kesempatan UMKM dan Brand Lokal Bertumbuh

Layaknya sebuah lomba maraton, tidak semua platform e-commerce melaju dengan  kecepatan yang sama. Setiap langkah ditentukan oleh strategi yang mereka hadirkan. 

Mulai  dari menghadirkan laman lokal yang relevan, program edukasi yang memberdayakan, fitur interaktif yang  mendorong visibilitas dan konversi, hingga kampanye tematik dan peluang ekspansi global, kembali muncul satu pertanyaan: siapa yang  benar-benar unggul dan konsisten membuka jalan bagi pelaku usaha lokal untuk tumbuh dan  berkembang?

  • Laman Khusus dan Program Edukasi

Laman kurasi produk lokal yang disuguhkan para pemain e-commerce ibarat rumah yang berisikan cerita dari berbagai sudut negeri melalui  produk yang diciptakan dengan tangan, hati, dan kreativitas. 

Di antara empat  pemain, Shopee dinilai mayoritas UMKM dan brand lokal (56 % ) sebagai platform  paling konsisten dalam menyediakan laman khusus lokal untuk mendorong pertumbuhan  bisnis, diikuti Tokopedia (20 % ), TikTok Shop (15 % ), dan Lazada (7 % ). 

Mayoritas responden yang memilih Shopee juga menyebut fitur Shopee Pilih  Lokal yang paling dikenal dan berdampak dalam meningkatkan penjualan, sekaligus menjadi ruang promosi yang lebih luas, meski pemain lain seperti  Tokopedia dan TikTok Shop (Beli Lokal), dan Lazada (Hiperlokal), juga menawarkan program serupa. 

Lebih dari sekadar wadah berjualan, 57 % responden juga memilih Shopee sebagai platform  yang paling aktif menghadirkan program edukasi dan pendampingan untuk UMKM  dan brand lokal, diikuti TikTok Shop (19 % ), Tokopedia (18 % ), dan Lazada (6 % ).  

Program-program tersebut diantaranya adalah Kampus UMKM Shopee dan Program Bimbel Shopee, yang secara konsisten menyediakan pusat edukasi bagi para pelaku usaha agar mampu tumbuh secara mandiri dan berkelanjutan. 

  • Efektivitas fitur live stream and video, & iklan 
Baca Juga :  Harga Saham Murah: Mandiri Sekuritas Ajak Investasi Jangka Panjang Sekarang!

Jika dulu pembeli hanya bisa melihat produk secara pasif, kini e-commerce memberikan pengalaman  belanja yang lebih interaktif, imersif, dan informatif. Fitur seperti live streaming dan  video singkat memainkan peran strategis dalam menggerakkan keputusan  pembelian.

Di tengah tren ini, Shopee kembali dianggap oleh mayoritas responden  (54 % ) sebagai e-commerce dengan fitur hiburan (live streaming/video pendek)  yang paling membantu penjualan, diikuti oleh TikTok Shop (29 % ), Tokopedia (11 % ),  dan Lazada (5 % ).  

Menariknya, di antara UMKM dan brand lokal yang menggunakan fitur  interaktif Shopee, mayoritas setuju Shopee Live dan Shopee Video  memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan penjualan mereka.  

Kehadiran fitur ini tidak hanya menjadi kanal promosi yang efektif, sekaligus  alat komunikasi yang membangun kepercayaan konsumen. 

Jika fitur interaktif membangun kedekatan emosional antara penjual dan pembeli,  maka fitur iklan memungkinkan pelaku UMKM dan brand lokal menjangkau audiens lebih luas, dengan efisiensi biaya yang disesuaikan skala kebutuhan.

Dalam konteks  ini, 62 % responden menilai program iklan Shopee sebagai yang paling efektif dan  merasakan peningkatan penjualan signifikan selama periode iklan berlangsung.

  • Pengaruh program & kampanye tematik 

Bagi pelaku usaha lokal, partisipasi dalam kampanye berskala besar pada momentum seperti bulan Ramadan  menjadi salah satu peluang besar dalam perjalanan bisnis mereka.

Dengan  tingginya intensitas belanja selama periode ini, para platform e-commerce pun  saling adu strategi lewat kampanye tematik yang kompetitif dan menarik, seperti  Shopee Big Ramadan Sale, Ramadan Ekstra Seru di TikTok Shop dan Tokopedia, serta Ramadan Mega Sale Lazada. Untuk memahami sejauh mana efektivitas  masing-masing kampanye, berikut adalah hasil riset IPSOS Indonesia:

Tingginya total persentase partisipasi menunjukkan bahwa banyak UMKM & Brand  Lokal yang mengikuti lebih dari satu kampanye lintas platform secara bersamaan,  memaksimalkan peluang dari berbagai kanal yang tersedia.

Namun demikian, kampanye Shopee Big Ramadan Sale menjadi yang paling banyak diikuti oleh UMKM  dan brand lokal serta dinilai paling memberikan dampak nyata terhadap penjualan selama periode promosi berlangsung. 

  • Program Ekspor Dorong UMKM Tembus Pasar Global 

Di sisi lain, ekspansi ke pasar global masih menjadi tantangan bagi UMKM & Brand Lokal akibat keterbatasan logistik, minimnya pemahaman terhadap pasar luar negeri,  serta kurangnya pendampingan. Oleh karena itu, program ekspor yang diusung para  pemain e-commerce turut menjadi medan persaingan. Berdasarkan data, mayoritas responden sebanyak 62 % menilai Shopee sebagai e-commerce yang paling membantu UMKM menembus pasar global, diikuti pemain lainnya, Tokopedia (16 % ), TikTok Shop (15 % ), dan Lazada (6 % ).  

Lebih dari itu, mayoritas UMKM dan brand lokal yang mengikuti program Shopee Ekspor menyatakan dampak positif dari inisiatif tersebut terhadap pertumbuhan bisnis.

Riset Ipsos 2025 kali ini menunjukkan bahwa di era kompetisi digital yang makin  kompleks, platform yang akan bertahan dan menang adalah yang mampu menjadi katalis  pertumbuhan berkelanjutan bagi UMKM dan brand lokal.  

“Pada akhirnya, yang memenangkan hati pelaku usaha adalah mereka yang adaptif terhadap  perubahan, setia membimbing, dan menjadi solusi ketika tantangan datang. Bukan hanya  menyediakan ruang jualan, tapi mereka perlu menghadirkan ekosistem pertumbuhan,” ujar Andi Sukma.

“Dalam arena  perlombaan ini, Shopee dinilai oleh mayoritas UMKM dan Brand Lokal sebagai platform yang  memberikan kontribusi dan dampak paling nyata dalam menciptakan ruang tumbuh  berkelanjutan dengan membangun kapabilitas, memperkuat literasi digital, program berkelanjutan,  hingga menjembatani pelaku usaha menuju skala lebih besar, termasuk pasar global,” tutupnya.

Berita Terkait

Brand Lokal dan UMKM di Era E-Commerce 2025: Riset Ipsos Tunjukkan Perkembangan Ini
Riset Ipsos Ungkap E-Commerce Pilihan UMKM dan Brand Lokal di Tahun 2025
Tom Lembong: Negara Rugi Rp 194,7 Miliar, Kata Hakim!
Laporan IPSOS 2025 Ungkap Tantangan UMKM dan Brand Lokal di Era Digital
Dugaan Perselingkuhan CEO Perusahaan Tak Sengaja Terbongkar di Konser Coldplay
Explore Babel 2025 Pameran Wisata Kuliner dan UMKM DIgelar 25-27 Juli
[POPULER GLOBAL] Tarif Impor AS dari RI Jadi 19 Persen | KBRI Tokyo Respons Ulah WNI di Jepang
Prabowo Janji Beli Puluhan Pesawat Boeing 777 ke Trump. Berapa Harganya?

Berita Terkait

Sabtu, 19 Juli 2025 - 09:29 WIB

Brand Lokal dan UMKM di Era E-Commerce 2025: Riset Ipsos Tunjukkan Perkembangan Ini

Sabtu, 19 Juli 2025 - 08:53 WIB

Riset Ipsos Ungkap E-Commerce Pilihan UMKM dan Brand Lokal di Tahun 2025

Sabtu, 19 Juli 2025 - 06:05 WIB

Laporan Ipsos 2025: Peran E-Commerce dalam Mendukung UMKM dan Brand Lokal

Sabtu, 19 Juli 2025 - 00:11 WIB

Tom Lembong: Negara Rugi Rp 194,7 Miliar, Kata Hakim!

Jumat, 18 Juli 2025 - 11:34 WIB

Laporan IPSOS 2025 Ungkap Tantangan UMKM dan Brand Lokal di Era Digital

Berita Terbaru

technology

Lupa Password WiFi? Ini Cara Mudah Melihatnya di PC & Laptop!

Minggu, 20 Jul 2025 - 00:47 WIB

technology

iPhone 17: Bocoran Spesifikasi! Model Air & Layar 120Hz Hadir?

Minggu, 20 Jul 2025 - 00:41 WIB

Family And Relationships

Erika Carlina Hamil 9 Bulan? Bravy Pasang Badan, Padahal Baru Pacaran!

Sabtu, 19 Jul 2025 - 23:52 WIB

technology

WhatsApp Aman? Cek Sekarang! Cara Mudah Deteksi Penyadap

Sabtu, 19 Jul 2025 - 23:41 WIB