Anindya Bakrie Yakin Perang Dagang AS-Cina Bisa Buka Peluang bagi Indonesia

- Penulis

Minggu, 9 Februari 2025 - 09:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM, Jakarta – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie mengatakan perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina dan negara-negara lain bisa mendatangkan peluang bagi perekonomian Indonesia. Dia mengatakan Indonesia bisa meningkatkan ekspor sejumlah komoditas ke AS yang selama ini dipasok Cina.

“Amerika itu kan butuh mineral kritis dari kita, itu bisa menjadi pintu masuknya,” kata Anindya usai menjadi pembicara utama pada Mayapada Group Executive Gathering 2025 di Mayapada Tower 2 Jakarta, Selasa lalu dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu, 8 Februari 2025.

Menurut dia, Indonesia dan AS saat ini belum memiliki perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA). Namun, peluang perjanjian itu akan terjadi ke depan. “Tapi hal itu bisa menjadi suatu kemungkinan karena Presiden Donald Trump kan menghargai bilateral trade,” ujar dia.

Baca Juga :  Wall Street Menguat: Investor Optimis Sambut Potensi Keringanan Tarif Impor Trump

Karena itu, kata dia, Indonesia bisa mengambil aneka peluang tersebut di tengah perang dagang Cina dengan AS. Perang dagang berpotensi menekan perekonomian kedua negara tersebut.

Di sisi lain, Anindya menambahkan, di tengah perlambatan ekonomi dunia, Indonesia bersama India bisa menjadi sumber pertumbuhan baru. “Waktu di Davos dikatakan bahwa mereka (Direktur World Economic Forum) mencari growth story baru,” kata Anindya. Kesempatan ini merujuk pada peluang Indonesia dan India menjadi negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Baca Juga :  Eks Dirjen Pajak dan Sekjen Kemenkeu Pilih Bungkam Soal Kasus LPEI Usai Diperiksa KPK

Bank Dunia memperkirakan ekonomi Cina tumbuh mencapai 4,5 persen pada 2025. Sedangkan ekonomi AS masih tumbuh di kisaran 2,3 persen hingga akhir 2024 atau masih di bawah rata-rata dunia sekitar 3 persen.

Menurut Anindya, Indonesia dan India cenderung stabil mencetak pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen. “Jadi, mereka (WEF) berpikir, ini bisa menjadi penopang pertumbuhan di dunia. Tetapi tentu kita mempunyai target sendiri, bukan hanya tumbuh, tapi tumbuh dengan inklusivitas,” katanya.

Pilihan Editor: Rosan Roeslani Ungkap Ada Arahan Prabowo dalam Penyelesaian Sengketa Kadin

Berita Terkait

Saham Bank BUMN Anjlok, BNI Terparah? Cek Update Harga!
IHSG Merosot, Saham AMMN, MAPI, UNVR Jadi Top Losers Senin Ini
Hotel Fitra Ekspansi Umrah, Targetkan Pertumbuhan Double Digit di 2025
Benang Sintetis Impor: Industri Tekstil Belum Pulih Meski Ada Bea Masuk?
IHSG Rawan Tertekan, Ketegangan Geopolitik dan Suku Bunga Jadi Biang Kerok?
IHSG Anjlok! UNVR, BRPT, CTRA Jadi Biang Kerok LQ45?
Saham Big Banks Loyo, Ada Apa dengan Sektor Perbankan?
Harga Minyak Mendidih: Analisis Dampak & Prediksi Terbaru

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 17:32 WIB

Saham Bank BUMN Anjlok, BNI Terparah? Cek Update Harga!

Senin, 16 Juni 2025 - 16:57 WIB

IHSG Merosot, Saham AMMN, MAPI, UNVR Jadi Top Losers Senin Ini

Senin, 16 Juni 2025 - 16:07 WIB

Hotel Fitra Ekspansi Umrah, Targetkan Pertumbuhan Double Digit di 2025

Senin, 16 Juni 2025 - 15:17 WIB

Benang Sintetis Impor: Industri Tekstil Belum Pulih Meski Ada Bea Masuk?

Senin, 16 Juni 2025 - 13:27 WIB

IHSG Rawan Tertekan, Ketegangan Geopolitik dan Suku Bunga Jadi Biang Kerok?

Berita Terbaru

travel

Anyer: 4 Wisata Alam Ramah Anak, Liburan Keluarga Istimewa

Senin, 16 Jun 2025 - 19:12 WIB