Chelsea sukses membalikkan prediksi dengan meraih kemenangan telak 3-0 atas Paris Saint-Germain (PSG) di final Piala Dunia Klub. Hasil tak terduga ini mengejutkan banyak pihak, terutama mengingat dominasi PSG dalam beberapa pertandingan terakhir.
Kekalahan telak ini, khususnya bagi PSG yang belakangan akrab dengan dominasi dan kemenangan mudah, memicu reaksi yang kurang sportif dari para pemainnya. Ketegangan sudah terasa sejak menit-menit akhir pertandingan, ketika Joao Neves diganjar kartu merah karena menarik rambut Marc Cucurella. Puncaknya, suasana kian memanas setelah peluit panjang dibunyikan.
Konflik tidak hanya melibatkan para pemain; staf pelatih dari kedua tim pun turut terseret dalam insiden tak terduga tersebut. Di tengah keributan yang melibatkan sejumlah nama seperti Gianluigi Donnarumma, Achraf Hakimi, Andrey Santos, dan Joao Pedro, sebuah insiden mengejutkan terekam: pelatih PSG, Luis Enrique, tampak mendorong Joao Pedro di bagian leher, menyebabkan penyerang muda Chelsea asal Brasil itu terjatuh.
Insiden ini berpotensi membawa konsekuensi serius bagi Luis Enrique, pelatih yang dikenal dengan rekam jejaknya bersama tim nasional Spanyol, Barcelona, dan Celta Vigo.
Setelah ketegangan mereda, Luis Enrique angkat bicara dan memberikan penjelasannya kepada pers melalui wawancara dengan Cadena Cope. “Saya akui kebodohan saya. Dia (Pedro) hanya berdiri di sana, dia mendorong saya, saya menyentuhnya, dan dia terjatuh sendiri,” ujar Enrique. Ia menambahkan, “Ini adalah situasi di akhir pertandingan yang seharusnya bisa dihindari oleh semua pihak. Niat dan tujuan utama saya, seperti biasa, adalah mencoba melerai para pemain agar tidak ada masalah lanjutan.”
Enrique juga menegaskan bahwa tindakannya semata-mata untuk meredakan situasi, bukan memperburuknya. “Banyak ketegangan dan tekanan di sana. Terjadi saling dorong dari banyak orang, yang seharusnya kita semua hindari agar tidak terulang. Namun, saya tegaskan kembali, niat saya adalah mencegah situasi semakin memanas,” jelasnya.
Di sisi lain, Joao Pedro dari Chelsea juga buka suara. Ia mengakui keterlibatannya, namun menganggapnya sebagai bagian kecil dari insiden keseluruhan, seraya melayangkan kritik kepada tim lawan, PSG. “Saya hanya berniat melindungi Andrey Santos. Saya melihat para pemain lawan mengelilinginya. Sebagai sesama pemain Brasil, sudah sewajarnya saya melindungi teman,” tutur Pedro.
“Banyak orang berdatangan, dan dalam kerumunan itu, saya akhirnya terdorong. Ini bagian dari permainan. Menurut saya, mereka (PSG) tidak tahu bagaimana menerima kekalahan. Tapi itu lumrah dalam sepak bola. Sekarang saatnya bagi kami untuk merayakan kemenangan,” jelas Pedro kepada Sportv, seperti dikutip Marca.
Meski demikian, insiden ini kemungkinan akan mendapat perhatian serius dari FIFA. Meskipun Piala Dunia Klub berikutnya baru akan diselenggarakan empat tahun mendatang, laporan dari Cadena SER mengindikasikan bahwa Luis Enrique berpotensi menghadapi sanksi yang lebih berat dari sekadar larangan mendampingi tim di kompetisi tersebut. Sanksi yang mungkin dikenakan bisa berupa larangan melatih dalam jangka waktu tertentu, bukan hanya larangan mendampingi tim selama pertandingan.
Sebagai preseden, Jose Maria Gimenez dari Atletico Madrid pernah dijatuhi larangan empat pertandingan, hukuman layanan masyarakat, dan denda 21.500 euro. Sanksi ini diberikan setelah ia terlibat insiden dalam kerumunan usai membela Uruguay, yang kala itu ia klaim untuk melindungi keluarganya dari pendukung lokal. Contoh lain yang lebih ekstrem adalah mantan penyerang Barcelona, Luis Suarez, yang dilarang aktif di dunia sepak bola selama empat bulan setelah menggigit bek Italia Giorgio Chiellini di Piala Dunia 2014.