Ragamutama.com – , Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dominan cerah berawan dan berawan tebal pada Minggu, 13 Juli 2025, sementara hujan ringan berpotensi mengguyur sejumlah wilayah pada siang hingga sore. Situasi tersebut terpantau melalui situs resmi bmkg.go.id dan Instagram resmi BMKG.
Berdasarkan prediksi BMKG, hujan ringan masih berpotensi mengguyur Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara pada pukul 16.00-19.00 WIB. Hujan ringan juga berpotensi turun di Kepulauan Seribu pada pukul 07.00-10.00 WIB dan 22.00 WIB.
Secara keseluruhan, suhu di wilayah diperkirakan berkisar 24-33 derajat Celsius, sedangkan kecepatan angin sekitar 1-17 kilometer per jam.
Di wilayah Jawa Barat, hujan ringan berpotensi turun di Kabupaten Bogor sejak pukul 13.00 WIB sampai 19.00 WIB. Hujan ringan juga kemungkinan melanda Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi sejak pukul 16.00 WIB sampai 19.00 WIB.
Suhu di Kabupaten Bogor sekitar 18-32 derajat Celsius, sedangkan di wilayah lain berkisar 20-33 derajat Celsius. Kecepatan angin diperkirakan berkisar 6-10 kilometer per jam.
Di wilayah Banten, hujan ringan kemungkinan menyelimuti Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan. Suhu di tiga wilayah tersebut diperkirakan berkisar 23-32 derajat Celsius.
Menurut BMKG, hingga akhir Juni lalu baru sekitar 30 persen zona musim di Indonesia sudah masuk musim kemarau. Namun, sebagian besar Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang dalam sepekan ke depan.
“Masyarakat harus tetap waspada, meskipun secara kalender kita berada di musim kemarau. Jangan lengah, cuaca bisa berubah cepat dan membawa dampak besar,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 12 Juli 2025.
Dinamika atmosfer mempengaruhi cuaca di musim kemarau tahun ini, seperti masih adanya pembentukan awan konvektif atau awan hujan. Lalu ada gelombang ekuatorial Rossby dan Kelvin, zona konvergensi dan pertemuan angin, serta potensi sirkulasi siklonik di sekitar Samudra Hindia dan Pasifik, yang terus mendorong pembentukan awan hujan dalam skala luas.
Pilihan Editor: BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia Masih Tinggi 12-18 Juli