Ragamutama.com Pembalap Ducati, Marc Marquez, mengakui bahwa dia terlalu memaksakan diri” untuk memenangkan sprint race MotoGP Jerman 2025.
Pembalap Spanyol itu mengakhiri sesi Jumat dengan memperingatkan media bahwa sesi Sabtu yang basah di Sachsenring akan memaksanya untuk mempertimbangkan posisinya di klasemen saat menentukan risiko apa yang akan diambil.
Setelah lolos kualifikasi dari posisi pole, arquez kemudian memenangkan sprint 15 lap M Jerman, tetapi harus berjuang keras dari posisi kelima setelah melebar pada awal balapan.
Ia kembali memimpin di lap terakhir untuk memenangkan sprint ke-10 musim ini dan memperlebar keunggulannya di klasemen menjadi 78 poin.
Marquez mengatakan suhu ban yang kurang ideal di awal balapan membuatnya sempat berpikir untuk finis di podium, tetapi ia berhasil meraih hasil lebih baik setelah beberapa putaran.
“Tentu saja, tikungan pertama itu mempersulit segalanya, terutama karena dua, tiga putaran pertama rasanya kurang nyaman,” kata Marquez dilansir dari motogp.com.
“Saya kesulitan dengan suhu ban, dan itu juga yang menyebabkan kesalahan di tikungan pertama.”
“Saya masuk tikungan dan melihat motor banyak terkunci, banyak bergerak, lalu saya memutuskan untuk melebar, untuk kehilangan beberapa posisi tetapi tetap bertahan di balapanyang merupakan hal terpenting.”
“Dua putaran pertama saya kesulitan, saya berkata ‘oke, hari ini saatnya finis di posisi kelima, keenam, keempat’.”
“Tetapi kemudian di satu titik, suhu ban sudah tepat dan saya mulai merasakan motornya, saya merasakan transisi dengan motornya, lalu saya mulai menyerang. Mungkin terlalu berlebihan.”
Hasil Red Bull Rookies Cup 2025 – Kiandra Disalip Dramatis Saat Pimpin Balapan, Posisi Veda Ega Juga Tidak Memalukan
“Sekarang kami senang, tetapi posisi kedua juga sudah cukup. Tetapi, insting saya mengatakan ‘cobalah untuk menang’.”
“Seperti yang sudah saya katakan, hari ini adalah hari untuk memikirkan klasemen.”
“Karena alasan itu, misalnua hari ini adalah hari untuk finis kedua. Tetapi saya seperti ini. Saya mencoba mengendalikannya, saya mencoba melatih diri untuk mengendalikan segalanya, tetapi terkadang Anda hanya perlu mencoba mengikuti insting Anda.”
“Tapi saya pikir Gigi (Luigi Dall’Igna) menikmati ini. Dia memiliki mentalitas seorang pembalap. Jadi, kemenangan ini untuknya karena hari ini adalah hari ulang tahunnya.”
Ada momen penting kedua bagi Marquez saat sprint race setelah menyalip Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) untuk posisi kedua di lap kesembilan.
Saat melewati tikungan 2, Marquez hampir kehilangan kendali ban belakang, dan mengakui saat itu ia berpikir “sudah waktunya untuk melesat”.
“Kondisi sangat ketat, terutama karena ketika saya menyalip Fabio di Tikungan 1,” aku Marquez.”
“Saya melompat ke tikungan 2 sedikit lebih dekat dan kemudian saya mencoba untuk berada di jalur yang sama dengan kecepatan yang sama, tetapi saya malah mendekat.”
“Jadi, saya memaksakan cengkeraman lateral lebih kuat dan kemudian saya kehilangan cengkeraman belakang.”
“Pada satu momen saya berkata ‘oke, saatnya untuk terbang’ tetapi saya tetap di atas motor.”
Marquez kini menjadi pembalap pertama di era sprint yang memenangkan 10 balapan jarak menengah dalam satu musim.
Bintang Ducati itu berada di posisi dua teratas dari 11 balapan tersebut.
“Tahun lalu titik lemah saya adalah hari Sabtu,” katanya.
“Sekarang tahun ini, itulah titik terkuat saya. Saya bekerja keras pada musim dingin untuk memperbaiki performa di hari Sabtu itu. Memang benar motor ini sangat membantu.”
“Motor tahun lalu (2023) saat time attack, di jarak sprint race di mana saya banyak memacu bagian depan, saya sangat kesulitan. Namun, GP25 bekerja dengan sangat baik.”
Klasemen MotoGP 2025 – Marc Marquez Makin Jauh di Depan, Francesco Bagnaia Bukan Hal yang Membahayakan Lagi