IHSG Stagnan di Level 6.900,6 Sesi I Selasa (8/7), Top Losers LQ45: MAPA, MAPI, INCO

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 8 Juli 2025 - 13:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) stagnan pada perdagangan sesi pertama Selasa (8/7), di tengah kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif tambahan dari Amerika Serikat (AS).

Mengutip data RTI, IHSG ditutup di level 6.900,601, nyaris tidak berubah dari posisi pembukaan. Sebelumnya, indeks sempat bergerak fluktuatif dan cenderung melemah di sesi pagi.

Trump Ancam Kenaikan Tarif Impor Tambahan 10% untuk RI, Hashim: Presiden Tak Khawatir

Sebanyak 276 saham menguat, 281 saham melemah, dan 220 saham stagnan. Total volume perdagangan mencapai 9 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 4,8 triliun.

Delapan dari sebelas indeks sektoral melemah dan menjadi pemberat pergerakan IHSG. Sektor-sektor yang mencatat pelemahan terdalam antara lain: IDX-Techno turun 0,59%, IDX-Finance turun 0,57%, dan IDX-Cyclic turun 0,45%

Saham LQ45 yang tercatat sebagai top losers antara lain:

  • PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) turun 5,81% ke Rp 730
  • PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) turun 2,80% ke Rp 1.215
  • PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 2,34% ke Rp 3.340

Terbebani Tarif AS 32%, Industri Tekstil dan Alas Kaki Terancam PHK Massal

Saham LQ45 yang tercatat sebagai top gainers::

  • PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) naik 4,81% ke Rp 545
  • PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) naik 2,80% ke Rp 1.470
  • PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) naik 2,14% ke Rp 955
Baca Juga :  Panduan Lengkap: 5 Strategi Riset Hashtag Instagram Efektif Tingkatkan Promosi Bisnis Anda

Won Korsel dan Baht Thailand Menguat, Pasar Sambut Peluang Negosiasi Tarif dengan AS

Sentimen Tarif AS

Pasar saham Asia-Pasifik bergerak fluktuatif setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor baru terhadap 14 negara mitra dagang, termasuk Indonesia.

Dalam surat resmi yang dipublikasikan di platform Truth Social, Trump menyatakan bahwa produk dari Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Kazakhstan, dan Tunisia akan dikenakan tarif 25% mulai 1 Agustus 2025.

Negara-negara Asia lainnya yang terdampak antara lain Indonesia (32%), Bangladesh (35%), Kamboja dan Thailand (masing-masing 36%).

Sementara itu, impor dari Laos dan Myanmar akan dikenakan tarif tertinggi, yakni 40%.

Meski demikian, sejumlah analis menilai beberapa negara besar seperti Taiwan, India, Filipina, Sri Lanka, dan Pakistan menarik karena tidak masuk dalam daftar negara yang dikenakan tarif tambahan.

Pasar Saham Asia Tahan Guncangan Tarif Trump Selasa (8/7), Minyak Melemah Tipis

“Negara emerging market (EM) yang kemungkinan besar akan menyepakati kerangka kerja perdagangan dengan AS antara lain India dan Taiwan, serta mungkin Israel,” tulis ekonom Citi Research dalam catatan kilatnya, Selasa (8/7).

Baca Juga :  Harga Tembus Rp 1,7 Juta per Gram, Antam (ANTM) Ungkap Produk Emas Terlaris

Merespons pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang menyebut akan ada sekitar 100 surat tambahan untuk negara-negara dengan volume dagang kecil, para ekonom memperkirakan negara-negara tersebut akan dikenakan tarif minimum 10%.

Sementara itu, analis Barclays menyebut kemungkinan masih akan ada tambahan surat tarif dalam beberapa hari ke depan. Yang menjadi perhatian pasar adalah potensi revisi tarif yang lebih tinggi dari ekspektasi.

“Jika tarif-tarif ini berlaku mulai 1 Agustus, maka akan menimbulkan risiko penurunan proyeksi PDB global. Namun, penetapan tenggat baru ini memberi ruang untuk negosiasi lebih lanjut,” tulis Barclays dalam laporannya.

Trump Tawarkan Bebas Tarif bagi Produk Indonesia Asal Diproduksi di AS

Performa Bursa Asia

Dari pasar regional, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,29%, sementara indeks Topix stagnan.

Di Korea Selatan, indeks Kospi menguat 1,47% dan Kosdaq naik 0,46%. Di China daratan, indeks CSI 300 bertambah 0,74%, sedangkan Hang Seng di Hong Kong naik 0,8%.

Sebaliknya, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,23% setelah bank sentral (RBA) secara mengejutkan menahan suku bunga acuan tetap di level 3,85%.

Adapun indeks acuan India, Nifty 50 dan BSE Sensex, tercatat nyaris tidak bergerak.

Berita Terkait

Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!
Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung
Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil
BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya
Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!
Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi
Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag

Berita Terkait

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 11:23 WIB

Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:01 WIB

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil

Kamis, 21 Agustus 2025 - 10:58 WIB

BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya

Senin, 18 Agustus 2025 - 10:30 WIB

Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi

Berita Terbaru

Uncategorized

Miliano Pilih Indonesia: Reaksi Tak Terduga Fans Belanda!

Sabtu, 23 Agu 2025 - 15:07 WIB

Uncategorized

Kekayaan Eks Wamenaker Immanuel Ebenezer Naik Rp 12,7 Miliar

Sabtu, 23 Agu 2025 - 13:50 WIB