Ragamutama.com JAKARTA – Sebuah ancaman mengejutkan datang dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyatakan niatnya untuk memberlakukan tarif impor tambahan sebesar 10% terhadap seluruh negara anggota blok ekonomi Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa (BRICS). Ancaman ini berpotensi mengguncang lanskap perdagangan global dan memicu ketegangan diplomatik.
Pernyataan bernada keras tersebut diunggah Trump melalui platform media sosial pribadinya, Truth Social, pada Minggu (6/7) malam waktu Amerika Serikat.
Kegeraman Trump dipicu oleh serangkaian faktor. Pertama, ia merasa tidak senang dengan kecaman negara-negara BRICS terhadap kebijakan perang tarif yang agresif di bawah kepemimpinannya. Kedua, kekesalannya bertambah lantaran 11 negara anggota BRICS secara terang-terangan mengutuk serangan yang dilakukan Israel dan AS terhadap Iran baru-baru ini. Situasi ini menunjukkan eskalasi ketegangan antara Washington dan blok ekonomi yang semakin berpengaruh tersebut.
Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menegaskan ancamannya dengan kalimat lugas: “Negara mana pun yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenakan TARIF TAMBAHAN sebesar 10%. Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini.” Pernyataan ini menggarisbawahi tekad Trump untuk menekan negara-negara yang dianggap menentang kepentingan AS.
Hadiri KTT BRICS 2025, Prabowo Tegaskan Posisi Strategis Indonesia di Tingkat Global
Ancaman dari Trump ini segera memicu kewaspadaan bagi Indonesia. Mengingat statusnya sebagai anggota terbaru blok ekonomi BRICS, Indonesia berpotensi besar turut merasakan dampak jika kebijakan tarif tambahan ini benar-benar direalisasikan. Situasi ini menempatkan Indonesia dalam posisi yang memerlukan perhitungan cermat terkait implikasi ekonomi dan diplomatik.
Saat ini, keanggotaan BRICS telah meluas menjadi 11 negara. Kelompok ini kini terdiri dari China, Rusia, Iran, Brasil, India, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan anggota terbarunya, Indonesia.
Kehadiran Indonesia sebagai anggota BRICS menjadi tonggak penting, mengingat negara ini resmi bergabung sejak awal tahun 2025. Bergabungnya Indonesia juga mencatat sejarah sebagai negara pertama dari Asia Tenggara yang menjadi bagian dari kelompok ekonomi berpengaruh ini.
Ancaman Trump ini sendiri muncul tak lama setelah KTT BRICS di Rio de Janeiro pada Minggu, di mana negara-negara anggotanya merilis pernyataan bersama yang secara tegas mengkritik langkah-langkah Amerika Serikat, mulai dari kebijakan tarif perdagangan hingga serangan militer ke Iran. Hal ini mengindikasikan adanya respons langsung dari mantan Presiden AS terhadap konsensus yang dicapai oleh blok tersebut.