IHSG Direvisi! BRI Danareksa Ungkap Sektor Unggulan Semester II

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 6 Juli 2025 - 18:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) merevisi proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk akhir tahun 2025 menjadi 7.300. Angka ini menurun dari estimasi awal tahun di kisaran 7.800, sebuah penyesuaian yang didorong oleh dinamika ekonomi global dan tekanan dari kondisi domestik yang memengaruhi pasar saham Indonesia.

Erindra Krisnawan, Head of Equity Research BRI Danareksa Sekuritas, menjelaskan bahwa revisi proyeksi ini telah dilakukan sekitar bulan Maret atau April tahun ini. Optimisme terhadap target 7.300 tetap terjaga, namun dengan satu catatan penting: kinerja belanja pemerintah (governance spending) harus benar-benar terealisasi secara efektif. “Kami tetap optimistis IHSG bisa mencapai 7.300, dengan catatan bahwa belanja pemerintah benar-benar berjalan,” ungkap Erindra setelah acara Grand Launching Fitur Brights Rekomendasi Saham & SmartInvest di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (3/7).

Untuk jangka pendek hingga akhir Juli, Erindra memperkirakan pergerakan IHSG masih akan cenderung wait and see. Sentimen pasar akan sangat dipengaruhi oleh rilis laporan keuangan kuartal II. Selain itu, data industri terkini masih menunjukkan tren negatif. Katalis positif bagi IHSG dapat muncul jika data-data tersebut mulai menunjukkan perbaikan, bahkan jika masih negatif namun laju penurunannya melandai. Lebih lanjut, faktor eksternal seperti tren suku bunga global, fluktuasi nilai tukar rupiah, hingga perkembangan sentimen geopolitik global juga akan turut membentuk arah pergerakan pasar ke depan.

Baca Juga :  Astra (ASII) Berniat Bagi Dividen Final Sebesar Rp 308 per Saham

Memasuki semester kedua tahun ini, BRIDS melakukan penyesuaian signifikan dalam strategi pemilihan sektor saham unggulan. Erindra mengungkapkan bahwa rekomendasi sektor untuk semester II cukup berbeda dibandingkan semester sebelumnya. “Cukup berbeda ya. Di semester I mungkin yang sama itu hanya consumer. Tapi sekarang kami sudah mulai lebih positif terhadap sektor telekomunikasi juga,” jelasnya.

Sektor consumer goods tetap menjadi prioritas utama dalam strategi investasi BRIDS, terutama jika nilai tukar rupiah menunjukkan stabilitas atau bahkan penguatan. Stabilitas rupiah krusial bagi emiten sektor ini yang banyak mengandalkan bahan baku berbasis dolar, karena dapat mengurangi tekanan pada margin laba mereka. “Dengan rupiah yang kuat, tekanan terhadap margin akan berkurang, dan daya beli masyarakat pun bisa meningkat,” terang Erindra. Sementara itu, sektor telekomunikasi mulai menarik perhatian investor seiring dengan adanya sinyal perbaikan harga paket data, setelah sebelumnya tertekan oleh persaingan harga yang ketat. Di antara sejumlah emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) dianggap menarik berkat efisiensi operasional yang baik dan kemampuan menjaga margin.

Baca Juga :  Mengapa Mayoritas Hotel Tidak Memiliki Lantai 13?

Untuk strategi investasi jangka pendek, sektor komoditas, khususnya logam mulia dan logam dasar, dinilai memiliki daya tarik. Hal ini didorong oleh tren pelemahan dolar AS dan kekhawatiran yang terus berlanjut terhadap inflasi global. Emiten seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berpotensi mendapatkan sentimen positif dari kondisi ini. Sektor properti dan perbankan juga masuk dalam radar rekomendasi, didukung oleh potensi penurunan suku bunga acuan sebanyak satu kali hingga akhir tahun. Namun, untuk sektor perbankan, Erindra mengingatkan bahwa tantangan fundamental masih membayangi dan berpotensi membatasi pertumbuhan laba mereka.

Di sisi lain, sektor teknologi masih berada dalam fase wait and see. Erindra mencatat bahwa emiten teknologi seperti GOTO masih menghadapi tekanan karena belum mencapai target margin yang diharapkan. Selain itu, ketidakpastian mengenai dampak tarif layanan digital juga menjadi faktor yang perlu dicermati oleh investor di sektor ini.

Berita Terkait

BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya
Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!
Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi
Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag
PBB Naik Bikin Gaduh? Ini Daftar Daerah yang Bergejolak!
BSI Buka Blokir Rekening Yayasan Cholil Nafis, Ketua MUI
UMK 2026: Buruh Desak Kenaikan 10,5 Persen!

Berita Terkait

Kamis, 21 Agustus 2025 - 10:58 WIB

BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya

Senin, 18 Agustus 2025 - 10:30 WIB

Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi

Jumat, 15 Agustus 2025 - 20:12 WIB

Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Jumat, 15 Agustus 2025 - 02:22 WIB

Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi

Kamis, 14 Agustus 2025 - 22:38 WIB

Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag

Berita Terbaru

Uncategorized

Rachel Zegler Snow White: Kontroversi & Profil Lengkap Pemeran

Kamis, 21 Agu 2025 - 23:06 WIB

sports

Persib Bandung Bidik 2 Bintang Timnas Eropa: Bek & Striker

Kamis, 21 Agu 2025 - 21:21 WIB

sports

8 Pemain Timnas Dicoret Kluivert: Ini Alasannya!

Kamis, 21 Agu 2025 - 20:52 WIB