[Foto] Suguhan Spesial Bawah Air di Desa Wisata Tulamben, Bali

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 6 Juli 2025 - 11:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tulamben adalah sebuah desa yang berjarak dua jam lebih perjalanan dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Melintasi jalan curam memutari Gunung Agung dengan pemandangan yang indah membuat perjalanan ke desa itu tidak terasa. Selepas puluhan jalan berkelok sebuah gapura dengan relief penyelam menyambut para pendatang di Tulamben, desa wisata menyelam.

Turis yang datang ke desa tersebut rata-rata membawa perlengkapan menyelam. Pemandangan di setiap langkah kanan kiri jalan terdapat ‘dive center’ atau pusat penyelaman yang siap mengantarkan para penyelam dari seluruh dunia untuk melihat keindahan bawah laut di perairan Laut Tulamben.

Semua diawali oleh salah satu tokoh penyelam Bali era 70-an, yaitu Nyoman Rena bersama empat teman lainnya. Mereka mendapat tugas dari Pemda Bali untuk mengeksplor dive spot di Bali. Berbekal informasi dari TNI Angkatan Laut, Nyoman Rena mencari bangkai kapal Amerika Serikat USAT Liberty, yang diketahui tenggelam akibat hempasan lahar dingin dari letusan Gunung Agung pada tahun 1963, di kawasan perairan Laut Tulamben, Desa Kubu, Kecamatan Karangasem, Bali.

Setelah berhasil dieksplorasi, keberadaan bangkai kapal tersebut menarik perhatian dua penyelam legendaris. Almarhum Wally Siagian, pembuat buku Diving Bali dan pemilik dive center Bali International Diving Profesional dan almarhum Avandy Djunaidi ,yang membuat foto-foto di area kapal karam USAT Liberty Amerika Serikat. Dokumentasi dari kedua penyelam itu akhirnya mendatangkan banyak wisatawan ataupun penyelam baik lokal maupun mancanegara ke desa tersebut.

Baca Juga :  Atasi Jet Lag Seperti Supermodel Heidi Klum: Tips Ampuh & Cepat

Berdasarkan data Dinas Sejarah Angkatan Laut, bangkai kapal USAT Liberty Amerika Serikat dengan panjang 125 meter berada di kedalaman 10-30 meter. Seorang instruktur master selam, Riga Rizky Pratikno, mengatakan seorang penyelam hampir membutuhkan 45 menit penyelaman untuk mengelilingi bagian kapal tersebut.

“Ya, kalau keliling saja tanpa harus berhenti lama di satu spot, biasanya 45 menit,” katanya saat ditemui di Desa Tulamben, Kubu, Karangasem, Bali.

Riga juga mengatakan, lokasi penyelaman perairan Laut Tulamben tidak hanya terkenal akan lokasi itu saja, tapi juga terkenal di kalangan para pecinta fotografi makro bawah laut, karena banyaknya biota laut yang kecil serta berwarna-warni.

Wisatawan yang ingin menyelam bisa datang dan mengambil paket untuk dua orang, dengan harga Rp 2,5 juta per orang. Paket itu untuk mendapatkan pengalaman 5-6 kali penyelaman lengkap dengan perlengkapan, serta pendamping selama penyelaman.

Baca Juga :  Keindahan Pulau Kalimantung dan Badalu,Pengalaman Berwisata yang Meninggalkan Rindu

Kepala Dusun Desa Tulamben I Nyoman Suastika, menjelaskan dengan adanya dive center di desa itu, perekonomian desa tersebut kian meningkat. Berdasarkan catatan Kementerian Kebudayaan, pada tahun 1942-1979 kondisi sosial ekonomi masyarakat Tulamben masuk ke dalam salah satu desa termiskin di Bali karena pendapatan per kapitanya rendah.

“Dulu pendapatan desa ini sangat rendah dan tergolong desa yang miskin, tapi semenjak adanya area menyelam, desa ini mulai mengalami peningkatan secara ekonomi. Banyak dive center yang buka, sehingga mulai terbuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat, pendapatan masyarakat saat ini bisa mencapai Rp 4-5 juta per bulan,” ujarnya.

Dia juga mengharapkan agar pemerintah daerah terutama imigrasi lebih ketat lagi mengawasi keberadaan orang asing yang menjadi pendamping selam tanpa ijin. Pasalnya, hal itu menyebabkan berkurangnya pendapatan bagi pendamping selam atau ‘buddy’ lokal di Desa Tulamben.

“Saya harapkan pemerintah daerah, khususnya imigrasi, berkolaborasi dengan masyarakat untuk mengawasi penyelam asing yang menjadi pendamping selam sehingga potensi ekonomi Tulamben sebagai obyek wisata selam meningkatkan ekonomi masyarakat dan pemerintah,” ujar Suastika. 

Berita Terkait

HeHa Sky View vs Ocean View Jogja: Jangan Sampai Keliru Pilih!
Liburan Bebas Antre: 6 Trik Jitu Masuk Tempat Wisata!
Disney Cruise Line Hadir di Grand Indonesia! Intip Keseruannya!
4 Rekomendasi Tempat Wisata di Kota Serang: Ada Wisata Religi,Situs Sejarah,Hingga Taman Ala Eropa
36 Balon Udara di Langit Wonosobo Memukau Ribuan Pengunjung
Stasiun di Jepang Punya Pemandian Air Panas Alami
Bencana Ancam Pariwisata Jepang: Omzet Agen Wisata Ambruk 50%!
Jayapura: 6 Surga Alam Tersembunyi untuk Liburan Impianmu!

Berita Terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 18:23 WIB

HeHa Sky View vs Ocean View Jogja: Jangan Sampai Keliru Pilih!

Senin, 7 Juli 2025 - 14:35 WIB

Liburan Bebas Antre: 6 Trik Jitu Masuk Tempat Wisata!

Senin, 7 Juli 2025 - 14:28 WIB

Disney Cruise Line Hadir di Grand Indonesia! Intip Keseruannya!

Senin, 7 Juli 2025 - 10:28 WIB

4 Rekomendasi Tempat Wisata di Kota Serang: Ada Wisata Religi,Situs Sejarah,Hingga Taman Ala Eropa

Senin, 7 Juli 2025 - 07:58 WIB

36 Balon Udara di Langit Wonosobo Memukau Ribuan Pengunjung

Berita Terbaru

Uncategorized

The Prediksi Bubar? Andre Taulany Ungkap Alasannya!

Senin, 7 Jul 2025 - 18:41 WIB

sports

An Se-young: Tolak Sponsor Besar Demi Sepatu Impian!

Senin, 7 Jul 2025 - 18:35 WIB

entertainment

Superman Live Action: Tontonan Wajib dari Masa ke Masa!

Senin, 7 Jul 2025 - 18:29 WIB

finance

Rights Issue WIFI, FILM, TOWR: Pilih Saham Mana?

Senin, 7 Jul 2025 - 18:17 WIB