Ragamutama.com JAKARTA. Kinerja PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menunjukkan sinyal pemulihan yang diperkirakan mulai terasa di semester II 2025, meskipun perusahaan masih menghadapi sejumlah tantangan ke depan.
SGRO optimis bahwa produksi minyak kelapa sawit (CPO) akan mengalami peningkatan pada kuartal II 2025 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
“Kami berharap produksi CPO di semester I 2025 akan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan sejauh ini masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” ungkap Head of Investor Relations SGRO, Stefanus Darmagiri, kepada Kontan pada Selasa (1/7).
Stefanus menjelaskan bahwa terdapat indikasi penurunan tipis pada produksi tandan buah segar (TBS) dan CPO SGRO pada bulan Mei 2025 dibandingkan dengan bulan April 2025. Sayangnya, ia belum memberikan angka pasti mengenai volume produksi TBS dan CPO tersebut.
Sebagai informasi tambahan, SGRO mencatatkan pertumbuhan produksi CPO sebesar 11% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I 2025. Sementara itu, target pertumbuhan produksi TBS yang ditetapkan SGRO untuk tahun 2025 adalah sebesar 5% yoy.
Sampoerna Agro (SGRO) Optimis Produksi CPO Semester I 2025 Lebih Tinggi dari 2024
Lebih lanjut, Stefanus menuturkan bahwa dinamika kebijakan terkait industri kelapa sawit di luar negeri tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja SGRO. Hal ini disebabkan karena seluruh penjualan CPO SGRO saat ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.
“Kebijakan penurunan bea masuk CPO ke India juga tidak berdampak langsung terhadap kinerja perusahaan,” jelasnya. Pada kuartal I 2025, volume penjualan CPO SGRO tercatat meningkat sebesar 25% yoy.
Proyeksi harga jual rata-rata (average selling price/ASP) CPO sangat bergantung pada mekanisme pasar dan fluktuasi harga yang terjadi.
Namun, implementasi program B40 yang telah dimulai pada tahun 2025 diyakini oleh SGRO akan menjaga stabilitas harga CPO di sepanjang tahun 2025. Perseroan juga menyatakan kesiapannya untuk menyambut implementasi mandatori B50 pada tahun 2026.
Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe, memproyeksikan bahwa kinerja SGRO pada semester II akan lebih baik. Potensi perbaikan ini tercermin dari kinerja perseroan pada kuartal I 2025 dan rasio dividen dari tahun buku 2024.
Selain itu, SGRO terus menjalankan program replanting untuk tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif. “Namun, tanaman milik SGRO yang masih berproduksi saat ini berada pada kisaran usia 13-15 tahun, yang merupakan masa keemasan produksi tanaman kelapa sawit,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (4/7).
Sampoerna Agro (SGRO) Fokus Tingkatkan Produktivitas Kelapa Sawit Tahun Ini
Kinerja SGRO juga akan didukung oleh kebijakan B40 dan B50 yang dicanangkan oleh pemerintah. Hal ini berkaitan erat dengan fokus penjualan perseroan yang masih menyasar pasar domestik, sehingga kebijakan tersebut berpotensi memperluas serapan penjualan SGRO.
Menurut Kiswoyo, perubahan kegiatan usaha SGRO menjadi perusahaan holding tidak akan berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan, asalkan tidak ada rencana lanjutan untuk melepas anak usaha yang bergerak di bidang produksi produk kelapa sawit.
Saham SGRO saat ini berada pada level Rp 2.420 per saham, yang telah meningkat sebesar 13,08% secara year to date (YTD). Bahkan, saham SGRO terus menunjukkan tren positif dengan akumulasi kenaikan sebesar 2,54% sejak lima tahun terakhir.
Rasio price to book value SGRO berada di angka 0,73x dan dinilai masih undervalued oleh Kiswoyo. Meskipun demikian, terdapat indikasi tren transaksi yang menunjukkan kurangnya likuiditas pada saham perseroan.
Hal ini bukan disebabkan oleh kinerja perusahaan yang kurang memuaskan, melainkan karena kurangnya publikasi, sehingga investor kurang aktif dalam melakukan transaksi saham ini. Padahal, SGRO dikenal rutin membagikan dividen dengan besaran yang menarik.
Terakhir, SGRO membagikan dividen tunai senilai total Rp 600,14 miliar dari laba tahun 2024. Setiap pemegang saham SGRO memperoleh dividen tunai sebesar Rp 330 per saham.
SGRO Chart by TradingView
Alhasil, Kiswoyo memberikan rekomendasi beli untuk saham SGRO dengan target harga Rp 3.700 per saham. “Saham ini cocok untuk dikoleksi oleh investor yang mengincar pembagian dividen secara konsisten,” paparnya.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, melihat pergerakan saham SGRO berada pada level support Rp 2.350 per saham dan resistance Rp 2.470 per saham. Herditya masih merekomendasikan strategi wait and see untuk saham SGRO.
Analis Korea Invesment & Sekuritas Indonesia (KISI), Muhammad Wafi, memprediksi pergerakan saham SGRO akan berada di level support Rp 2.350 per saham dan resistance Rp 2.560 per saham.
“Limited downside dan berpeluang pulih dari support MA50, sekaligus support sideways channel untuk menguji resistance sideways channel-nya. Indikator RSI di 46 dan MACD Histo di -4,” katanya kepada Kontan, Jumat (4/7).
Wafi pun merekomendasikan beli untuk saham SGRO dengan target harga Rp 2.560 per saham.