Marwan Al-Sultan Meninggal: Dampak Kehilangan Direktur RS Indonesia untuk Gaza?

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 3 Juli 2025 - 23:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dunia medis Palestina berduka mendalam menyusul kabar gugurnya dr. Marwan al-Sultan, Kepala Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, akibat serangan Israel di kawasan Tal al-Hawa pada Rabu, 2 Juli 2025. Tragedi ini tidak hanya merenggut nyawa dr. Marwan, tetapi juga beberapa anggota keluarganya.

Kabar pilu ini disampaikan langsung oleh MER-C Indonesia, organisasi kemanusiaan yang memiliki peran vital dalam pembangunan RS Indonesia di Gaza. Seorang relawan lokal MER-C mengungkapkan kesedihan mendalam, “Dengan penuh duka mendalam, saya sampaikan berita yang memilukan tentang gugurnya dr. Marwan Sultan dan keluarganya, setelah terjadi serangan langsung di rumah mereka,” seperti dikutip dari akun resmi @mercindonesia.

Dr. Marwan al-Sultan dikenal luas atas dedikasi dan jasanya yang tak ternilai dalam menyediakan layanan kesehatan esensial bagi masyarakat Gaza. Kepergiannya meninggalkan lubang besar, terutama karena ia merupakan satu dari hanya dua dokter spesialis jantung yang tersisa di seluruh Jalur Gaza. Dampak dari kehilangan sosok ahli ini sangat signifikan, mengingat ribuan pasien jantung di Palestina kini terancam tidak mendapatkan penanganan medis yang memadai.

Direktur Rumah Sakit al-Shifa, dr. Mohammed Abu Selmia, menyampaikan kesedihan mendalam atas wafatnya dr. Marwan. “Kami dalam duka dan syok yang mendalam. Ia tidak tergantikan. Ia adalah seorang ilmuwan terkemuka dan satu dari hanya dua ahli jantung yang tersisa di Gaza. Ribuan pasien jantung akan menderita akibat kematiannya,” ujarnya, seperti dikutip dari The Guardian. Dr. Abu Selmia juga menambahkan dengan getir, “Satu-satunya kesalahan dia adalah karena dia seorang dokter. Kami tidak punya pilihan selain bertahan, tetapi rasa kehilangan ini sangat menghancurkan.”

Baca Juga :  4 Kontroversi Danantara yang Akan Diluncurkan Prabowo Hari Ini

Muath Alser, Direktur Healthcare Workers Watch (HWW), menegaskan bahwa kematian dr. Marwan bukan sekadar kehilangan individu, melainkan pukulan telak bagi sistem kesehatan di Gaza yang sudah sangat rentan. “Pembunuhan Dr. Marwan al-Sultan oleh militer Israel merupakan kehilangan besar bagi Gaza dan komunitas medis secara keseluruhan, dan akan berdampak sangat buruk terhadap sistem kesehatan di Gaza,” terang Alser.

Alser lebih lanjut berpendapat bahwa tenaga medis menjadi target operasi yang sistematis di wilayah tersebut. “Ini bagian dari pola yang sistematis dalam menargetkan tenaga medis secara keji, yang dibiarkan terjadi tanpa pertanggungjawaban,” ungkapnya. Penghancuran sistem kesehatan yang telah dibangun selama bertahun-tahun ini merupakan pukulan berat bagi warga Palestina yang hidup dalam situasi kemanusiaan yang memburuk. Menurut catatan HWW, setidaknya 70 tenaga medis telah tewas akibat serangan Israel dalam 50 hari terakhir saja.

Sebelum dr. Marwan, banyak tenaga medis lain juga telah menjadi korban serangan Israel, yang seringkali diduga sebagai target langsung. Sebagai contoh, pada Hari Raya Idul Adha, 6 Juni 2025, sembilan tenaga kesehatan tewas akibat serangan udara di Gaza Utara saat mereka berlindung bersama keluarga mereka, seperti yang dicatat oleh HWW.

Baca Juga :  Paus Fransiskus Kritik Israel, Sebut Situasi di Gaza "Memalukan"

Situasi sistem kesehatan di Gaza kian memprihatinkan. Data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan bahwa lebih dari 1.400 tenaga medis telah gugur sejak eskalasi konflik militer pada Oktober 2023. Organisasi data konflik Insecurity Insight juga memverifikasi kematian ratusan tenaga kesehatan yang terjadi di berbagai lokasi, mulai dari fasilitas medis, saat mengevakuasi pasien, di dalam ambulans, hingga di pos pemeriksaan, sekolah, bahkan kamp pengungsian.

Selain korban jiwa, ratusan tenaga kesehatan lainnya dilaporkan ditahan oleh Israel. Laporan yang beredar menyebutkan bahwa mereka disiksa, dipukuli, dan ditahan tanpa dakwaan yang jelas. MedGlobal, organisasi berbasis di AS yang menyediakan layanan kesehatan di Gaza, memperkirakan lebih dari 3.000 staf medis kini berada dalam penjara Israel. Salah satu contoh kasus adalah Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, dr. Hussam Abu Asyifa, yang dilaporkan telah ditahan sejak Desember 2024.

Berita Terkait

ICW Desak KPK Periksa Bobby Nasution di Kasus Korupsi PUPR Sumut
[POPULER GLOBAL] Direktur RS Indonesia di Gaza Tewas | Pesan Terakhir Juliana Marins
Hasto Kristiyanto: Sekjen PDIP Dituntut 7 Tahun Penjara!
Hasto Jelang Sidang Tuntutan: Satyam Eva Jayate
DPR Terima Surpres Calon Dubes Negara Sahabat dan Organisasi, Bakal Diproses Komisi I
Presiden Prabowo Cium Hajar Aswad dan Salat di Dalam Ka’bah
Prabowo dan Pangeran MBS Sepakat Bentuk DKT, Tingkatkan Kerja Sama RI-Saudi
Prabowo Puji Pangeran Arab Saudi soal Pelayanan Haji

Berita Terkait

Jumat, 4 Juli 2025 - 07:17 WIB

ICW Desak KPK Periksa Bobby Nasution di Kasus Korupsi PUPR Sumut

Jumat, 4 Juli 2025 - 06:58 WIB

[POPULER GLOBAL] Direktur RS Indonesia di Gaza Tewas | Pesan Terakhir Juliana Marins

Kamis, 3 Juli 2025 - 23:47 WIB

Marwan Al-Sultan Meninggal: Dampak Kehilangan Direktur RS Indonesia untuk Gaza?

Kamis, 3 Juli 2025 - 14:40 WIB

Hasto Kristiyanto: Sekjen PDIP Dituntut 7 Tahun Penjara!

Kamis, 3 Juli 2025 - 13:53 WIB

Hasto Jelang Sidang Tuntutan: Satyam Eva Jayate

Berita Terbaru

Family And Relationships

Tragis! Kru Kantin KMP Tunu, Ayah 2 Anak, Jadi Korban Meninggal

Jumat, 4 Jul 2025 - 15:23 WIB

Public Safety And Emergencies

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam: Menhub Minta KNKT Turun Tangan!

Jumat, 4 Jul 2025 - 14:59 WIB

entertainment

Hollywood Doyan Remake Film Asing: Untung atau Sekadar Ide Buntu?

Jumat, 4 Jul 2025 - 14:17 WIB