Ragamutama.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan penurunan biaya logistik nasional yang ambisius, yakni mencapai 8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2030. Target ini merupakan lompatan signifikan dari kondisi saat ini yang berada di kisaran 14,5 persen, dengan harapan dapat ditekan secara bertahap menjadi 12,5 persen sebelum mencapai angka 8 persen.
Airlangga menegaskan bahwa capaian 8 persen pada 2030 ini jauh lebih cepat dibandingkan proyeksi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang menargetkan angka serupa pada 2045. Menurutnya, Indonesia perlu segera memangkas biaya logistik agar tidak tertinggal dari negara-negara ASEAN lainnya yang telah berhasil menekan biaya logistik mereka di bawah 10 persen.
Untuk mengakselerasi pencapaian target tersebut, pemerintah berencana menerbitkan paket deregulasi kebijakan logistik pada November 2025. Salah satu langkah strategis yang akan diambil adalah mengubah rasio harga ekspor dan impor dari skema Free On Board (FOB) untuk ekspor dan Cost, Insurance, and Freight (CIF) untuk impor. “CIF impor ya tetap CIF. Enggak apa-apa itu secara par value. Tetapi kalau ekspor kita FOB, impornya CIF, kan kita kasih makan kepada pihak lain,” ujar Airlangga, mengindikasikan upaya untuk lebih mengoptimalkan keuntungan bagi perekonomian domestik.
Airlangga meyakini bahwa penurunan biaya logistik akan secara signifikan memperkuat daya saing Indonesia di kancah global. Langkah ini juga diharapkan mampu mengkompensasi dampak perang tarif yang kerap dikenakan, yang saat ini mencapai sekitar 10 persen secara sementara.
Selain deregulasi, pemerintah juga tengah mempersiapkan rancangan Peraturan Presiden mengenai penguatan sistem logistik nasional. Peraturan Presiden ini akan memuat tiga pokok kebijakan utama: penguatan infrastruktur konektivitas logistik, integrasi dan digitalisasi layanan logistik, serta peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM) dan penyedia jasa logistik di seluruh Indonesia.
Airlangga turut menyoroti pentingnya kemitraan ekonomi antarnegara dalam menekan biaya logistik secara global. Dengan pasar yang lebih terbuka dan sistem logistik yang lebih efisien, diharapkan masyarakat dapat mengakses barang dengan harga yang lebih terjangkau, memberikan manfaat langsung kepada konsumen.
Efisiensi dalam sektor logistik ini, tegas Airlangga, akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional. “Ekonomi tumbuh akan mendorong investasi, investasi tumbuh akan menciptakan lapangan kerja,” pungkasnya, menekankan dampak positif berantai dari perbaikan sistem logistik terhadap kesejahteraan masyarakat.
Pilihan editor: Sebab-sebab Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil Melambat