JAKARTA – Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menegaskan komitmennya untuk mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia dengan mengumumkan rencana investasi signifikan. Dana sebesar US$ 120 juta akan dialirkan kepada PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), anak usaha PT Pertamina yang bergerak di sektor panas bumi.
Konfirmasi nilai investasi ini disampaikan langsung oleh Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir. Ia menjelaskan bahwa kesepakatan mengenai nilai investasi tersebut, yang disebutnya “mendekati US$ 120 juta”, telah dicapai beberapa waktu lalu. Pernyataan penting ini diungkapkan Pandu di Jakarta Convention Center pada Kamis (26/6).
Langkah strategis ini merupakan kelanjutan dari pembahasan sebelumnya antara Danantara dan PGEO, yang mencakup rencana penandatanganan *Head of Agreement* (HoA) dan *Memorandum of Understanding* (MoU). CEO Danantara, Rosan Roeslani, melalui unggahan di media sosialnya, mengungkapkan bahwa Danantara bertekad kuat untuk mendorong proyek-proyek prioritas PGEO agar dapat segera masuk dalam daftar pelaksanaan investasi.
Salah satu fokus utama yang menjadi pembahasan intens dalam pertemuan dengan jajaran direksi PGEO di kantor Danantara adalah percepatan pengembangan energi panas bumi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas terpasang hingga mencapai 3 Gigawatt (GW) di masa mendatang, menunjukkan ambisi besar dalam transisi energi.
Saat ini, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah mengelola total kapasitas terpasang sebesar 1.877,5 Megawatt (MW). Dari angka tersebut, sebanyak 672,5 MW dikelola secara langsung oleh PGEO, sementara 1.205 MW sisanya dijalankan melalui skema Kontrak Operasi Bersama, menunjukkan model operasi yang beragam dalam portofolio energi panas bumi mereka.