Juliana Marins: Media Asing Ungkap Penyebab Kematian dari Hasil Otopsi

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 28 Juni 2025 - 21:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hasil Otopsi Pendaki Brasil Juliana Marins Terungkap, Media Asing Soroti Penyebab Kematian Tragis di Gunung Rinjani

RAGAMUTAMA.COM – Tim dokter forensik dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara akhirnya merilis hasil otopsi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins, pada Jumat (27/6/2025). Berdasarkan pemeriksaan mendalam, terungkap sejumlah luka pada tubuh korban, utamanya lecet akibat gesekan yang mengindikasikan benturan keras dengan benda tumpul saat terjatuh.

Selain itu, tim medis juga menemukan beberapa tulang yang patah, termasuk pada bagian dada, punggung, dan paha. Dengan temuan-temuan ini, dokter menyimpulkan bahwa penyebab kematian Juliana adalah cedera organ dalam dan perdarahan hebat yang diakibatkan oleh benturan benda tumpul. “Kematian terjadi dalam waktu singkat, diperkirakan paling lama 20 menit setelah korban mengalami luka,” jelas dr. Ida Bagus Putu Alit, DMF. Sp.F, dokter forensik RSUD Bali Mandara, seperti dikutip dari *Kompas.com*, Jumat.

Hasil otopsi ini segera menarik perhatian luas dan menjadi sorotan utama di berbagai media asing, terutama di Brasil, yang turut memberitakan penyebab tragis kematian Juliana Marins.

Sorotan Media Asing Terhadap Hasil Otopsi Juliana Marins

Beberapa media besar di Brasil secara khusus menyoroti rincian dari hasil otopsi serta konteks seputar insiden naas ini:

1. Agencia Brasil
Agencia Brasil memusatkan perhatian pada hasil otopsi jenazah Juliana yang terjatuh di Gunung Rinjani. Dalam laporannya, media ini mengutip pernyataan tim forensik Indonesia yang menyimpulkan bahwa kematian Juliana disebabkan oleh perdarahan internal akibat kerusakan organ dan patah tulang. “Kematian diperkirakan terjadi kurang dari 20 menit setelah perdarahan dimulai. Tim juga mengesampingkan hipotermia, karena tidak ada tanda-tanda kerusakan jaringan pada jari-jari,” tulis media tersebut.

Lebih lanjut, Agencia Brasil turut memberitakan bahwa Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengeluarkan dekret yang memungkinkan pemerintah Brasil membiayai proses pemulangan jenazah Juliana Marins. “Pemerintah federal akan memberikan seluruh dukungan yang dibutuhkan oleh keluarga Juliana Marins, termasuk pemulangan jenazahnya ke Brasil,” tulis Presiden Lula di akun Instagram-nya pada Kamis (26/6/2025). Ia menambahkan, “Saya akan menerbitkan dekret baru agar pemerintah Brasil mengambil tanggung jawab untuk membayar biaya pemindahan Juliana ke Brasil, agar keluarga dan teman-temannya bisa mengucapkan selamat tinggal dengan penuh kasih sayang dan cinta yang layak ia terima.”

Baca Juga :  Chongqing, Cina: Magnet Konten Kreator, Destinasi Wisata Unik!

2. O Globo
Media Brasil, O Globo, menyoroti bahwa Juliana meninggal dunia akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan patah tulang, kerusakan organ dalam, dan perdarahan serius. Dokter forensik yang memimpin proses autopsi menyebutkan bahwa waktu kematian Juliana kemungkinan terjadi tidak lebih dari 20 menit setelah cedera parah yang dialaminya. Mereka juga menemukan luka lecet geser di tubuh korban, serta fraktur pada bagian dada, punggung, dan paha, yang semuanya mengindikasikan benturan keras sebelum meninggal.

Namun, menurut O Globo, masih banyak detail penting yang belum terungkap, seperti lokasi dan waktu pasti cedera fatal terjadi. Media ini juga menuliskan bahwa hingga kini belum jelas di titik mana korban mengalami jatuh yang menyebabkan luka fatal, serta apakah ia sempat terjatuh lebih dari satu kali. “Dokter forensik menyebut Juliana meninggal akibat trauma yang menyebabkan patah tulang, kerusakan organ dalam, dan perdarahan hebat. Ia memperkirakan kematian terjadi sekitar 20 menit setelah cedera, namun lokasi pasti jatuhnya belum dapat dipastikan,” tulisnya, Jumat. Dengan menyoroti pernyataan tim medis Indonesia, media Brasil ini menggarisbawahi bahwa proses dan hasil otopsi masih menyisakan sejumlah pertanyaan yang belum terjawab secara pasti.

3. Caras
Media lokal Brasil lainnya, Caras, juga memuat hasil otopsi jenazah Juliana dengan judul “Hasil otopsi akhir mengungkap penyebab kematian wanita muda tersebut”. Caras melaporkan bahwa Juliana meninggal setelah menderita trauma tumpul yang mengakibatkan kerusakan organ dalam dan perdarahan. Hasil otopsi menunjukkan bahwa pendaki asal Brasil itu meninggal sekitar 20 menit setelah mengalami luka-luka tersebut. “Ahli menambahkan bahwa tidak ada bukti yang ditemukan bahwa kematian terjadi lama setelah cedera,” tulis *Caras*, Jumat.

Baca Juga :  Indonesia Resmi Menjadi Anggota Penuh BRICS, Peluang dan Tantangan Baru

Kendati demikian, tim medis mengakui kesulitan dalam menentukan waktu kematian yang tepat karena faktor-faktor seperti pemindahan jenazah. Selain itu, pemeriksaan juga mengungkapkan bahwa tubuh wanita muda itu tidak menunjukkan tanda-tanda hipotermia.

4. G1
Media G1 menyoroti adanya perbedaan estimasi waktu kematian yang disampaikan oleh dokter forensik dan Basarnas. Berdasarkan hasil otopsi, dokter forensik memperkirakan bahwa Juliana meninggal sekitar 20 menit setelah mengalami luka. Namun, estimasi waktu kematian tersebut berbeda dengan keterangan Basarnas, yang menyebutkan Juliana ditemukan pada Selasa (24/6/2025) malam dalam kondisi sudah meninggal dunia.

“Saat ditanya mengenai perkiraan waktu meninggalnya Juliana, dokter Ida Bagus Alit menjawab, ‘Menurut hitungan saya, korban meninggal pada hari Rabu, 25 Juni, antara pukul 01.00-01.00 WIB’,” tulis G1, Jumat. Menurut dr. Alit, perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan seperti suhu dan kelembapan yang memengaruhi kondisi tubuh setelah kematian. Hal ini membuat perhitungan waktu dari tim medis dan Basarnas menjadi tidak persis sama. “Penting untuk diingat bahwa faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban memengaruhi perubahan pasca-mortem. Mungkin ada perbedaan,” kata dr. Alit.

Selain itu, G1 juga menyoroti kritik terkait upaya penyelamatan Juliana yang dinilai terlalu lamban. Diketahui, Juliana terjatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan jasadnya baru ditemukan pada Rabu (25/6/2025), setelah upaya pencarian dan penyelamatan terhambat oleh cuaca buruk dan medan yang berat. “Pengguna media sosial Brasil mengkritik operasi pencarian dan penyelamatan karena terlalu lambat, sementara keluarga Juliana mengatakan di media sosial bahwa kematiannya adalah akibat kelalaian dan mereka berencana untuk mengambil tindakan hukum,” tulisnya. Sebagai respons, warganet Brasil membanjiri akun Instagram Basarnas dan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, dengan komentar yang mengkritik kegagalan penyelamatan Juliana Marins.

Berita Terkait

Alasan Pramono Ingin Buka Taman Lapangan Banteng 24 Jam: Terinspirasi London
Medco Energi Siap Ekspor Listrik ke Singapura dari Riau
Prabowo bakal Resmikan PLTP Ijen Hari Ini, Suplai Listrik ke 85 Ribu Rumah Tangga
Dua Jalur Alternatif Pilihan Pertamina Jika Iran Tutup Selat Hormuz
Ranjau Paku Jakarta: Kenali Ciri Jalan Rawan, Ban Aman!
Rumah 18 Meter: Dosen Trisakti Ungkap Dampak Negatifnya, Housing Caring?
SIM Keliling Jakarta Sabtu Ini: Lokasi, Jadwal, Syarat Terbaru!
Formula E Ancol, Ini Jadwal & Rekayasa Lalu Lintas Terbaru!

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 21:10 WIB

Juliana Marins: Media Asing Ungkap Penyebab Kematian dari Hasil Otopsi

Sabtu, 28 Juni 2025 - 10:23 WIB

Alasan Pramono Ingin Buka Taman Lapangan Banteng 24 Jam: Terinspirasi London

Jumat, 27 Juni 2025 - 03:53 WIB

Medco Energi Siap Ekspor Listrik ke Singapura dari Riau

Kamis, 26 Juni 2025 - 08:58 WIB

Prabowo bakal Resmikan PLTP Ijen Hari Ini, Suplai Listrik ke 85 Ribu Rumah Tangga

Selasa, 24 Juni 2025 - 05:43 WIB

Dua Jalur Alternatif Pilihan Pertamina Jika Iran Tutup Selat Hormuz

Berita Terbaru

entertainment

Misteri India 2025: 6 Film & Serial Thriller Paling Bikin Penasaran!

Minggu, 29 Jun 2025 - 04:16 WIB

Uncategorized

Curug Sentul: Liburan Keluarga Seru & Aman Bareng Anak!

Minggu, 29 Jun 2025 - 02:04 WIB