Dolar AS Anjlok! Pasar Ragu Trump & The Fed?

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 27 Juni 2025 - 22:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Nilai Tukar Dollar AS Terjungkal ke Level Terendah 3,5 Tahun, Sentimen Pasar Tertekan Isu Suku Bunga dan Masa Depan Jerome Powell

JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terus merosot tajam, mendekati titik terendahnya dalam tiga setengah tahun terakhir terhadap mata uang utama seperti euro dan pound sterling. Tekanan masif ini mencerminkan respons pasar keuangan global terhadap ekspektasi yang semakin kuat akan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve), ditambah spekulasi sengit seputar masa depan Ketua The Fed Jerome Powell di bawah potensi pemerintahan Presiden Donald Trump.

Pada Jumat (27/6/2025), Indeks Dollar AS—yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam terhadap enam mata uang utama dunia—tercatat di posisi 97,398. Angka ini menandai level terendah sejak Maret 2022, menunjukkan pelemahan berkelanjutan. Dalam sebulan terakhir, indeks tersebut telah terkoreksi dua persen, mencatat penurunan selama enam bulan berturut-turut, dan secara kumulatif telah anjlok lebih dari 10 persen sejak awal tahun.

Pelemahan dollar AS ini dipicu salah satunya oleh pernyataan Jerome Powell dalam sidang Kongres AS pekan ini yang dinilai lebih *dovish*—mengindikasikan sikap lebih lunak terhadap kebijakan moneter. Pernyataan ini sontak memperkuat keyakinan pasar bahwa pemangkasan suku bunga akan dilakukan secara lebih agresif dari perkiraan semula. Pelaku pasar kini memproyeksikan potensi pemangkasan suku bunga hingga 64 basis poin tahun ini, meningkat signifikan dari perkiraan sebelumnya yang hanya 46 basis poin.

Baca Juga :  IHSG Berpeluang Rebound Awal Pekan, Cek Rekomendasi Saham BBCA, ASII hingga ESSA

Carol Kong, analis strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia (CBA), menegaskan dampak dari ketidakpastian ini. “Semakin cepat pengganti Powell diumumkan, semakin cepat ia bisa dianggap sebagai ‘bebek lumpuh’,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari *Reuters*. Meskipun masa jabatan Jerome Powell sebagai Ketua The Fed baru akan berakhir pada Mei 2026, rumor dan spekulasi seputar penggantinya di bawah pemerintahan Donald Trump telah memicu gejolak pasar.

Donald Trump sendiri, meski belum menunjuk pengganti Powell secara resmi, dikabarkan telah mulai mempertimbangkan sejumlah nama. Kecenderungan Trump untuk memilih figur yang mendukung kebijakan moneter longgar atau *dovish* semakin menambah tekanan pada nilai tukar dollar AS. “Untuk saat ini, ekspektasi Presiden Trump akan memilih ketua yang lebih *dovish* akan terus menekan harga FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) dan dollar AS,” tambah Carol Kong, menyoroti intervensi politik dalam sentimen pasar.

Dampak dari melemahnya dollar AS terasa di berbagai mata uang global. Nilai tukar euro menguat signifikan ke kisaran 1,16885 dollar AS (sekitar Rp 19.287), setelah sempat menembus 1,1745 dollar AS (Rp 19.379) pada sesi sebelumnya. Pound sterling juga mendekati puncaknya di 1,3725 dollar AS (Rp 22.646), hampir menyamai rekor yang dicapai pada Oktober 2021.

Tidak hanya mata uang utama, mata uang *safe haven* seperti yen Jepang dan franc Swiss juga ikut menikmati penguatan. Yen diperdagangkan di level 144,56 per dollar AS, sementara franc Swiss menguat ke angka 0,8013 per dollar AS, mendekati level tertingginya dalam satu dekade. Dollar Australia, yang kerap dianggap sebagai proksi risiko, naik ke 0,6564 dollar AS (Rp 10.831), mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan. Bahkan dollar Taiwan menguat hingga menyentuh titik terkuatnya sejak April 2022.

Baca Juga :  Rekomendasi Saham BRMS, RAJA & MNCN saat IHSG Berpeluang Rebound ke 6.750

Situasi ini mencerminkan pergeseran besar dalam strategi investor. “Semua orang menjual dollar AS, investor asing menjual, dan eksportir juga menjual,” kata seorang pedagang mata uang di Taiwan kepada *Reuters*, memberikan gambaran langsung dari lantai perdagangan. “Bahkan pagi ini, kami punya klien besar yang melepas seluruh posisi dollar AS mereka.”

Selain faktor kebijakan moneter, pasar juga mencermati tenggat waktu 9 Juli untuk kesepakatan perdagangan baru yang diusung Trump. Ancaman Trump untuk memberlakukan tarif timbal balik terhadap negara-negara mitra dagang utama jika kesepakatan tidak tercapai, semakin menambah ketidakpastian dan turut menekan nilai dollar AS. Merosotnya *greenback* ini menjadi penanda jelas bagaimana dinamika politik dan arah kebijakan moneter AS dapat secara fundamental memengaruhi persepsi global terhadap stabilitas ekonomi negara tersebut. Sentimen pasar yang cenderung menghindari dollar AS memperkuat keyakinan bahwa investor kini secara aktif mencari alternatif aset yang dianggap lebih stabil dan menguntungkan.

Berita Terkait

Menguat di Akhir Pekan, Bagaimana Proyeksi IHSG Awal Pekan Depan?
PM Anwar: Potensi Investasi Indonesia-Malaysia Besar, Bisa Lebih Dioptimalkan
KUR UMKM Anjlok: BI Ungkap Masalah Penyaluran & Kualitas Kredit
Djarum Investasi Rp 1 Triliun di Hermina: Ekspansi Bisnis Kesehatan?
Google Diperiksa Kejagung! Kasus Chromebook Bikin Geger, Ini Penyebabnya
Cipali Diskon 20%! Buruan Lewat Sebelum Minggu Ini Berakhir!
Wanaartha: Kronologi Kasus, Kerugian Nasabah, dan Laporan ke OJK
Cek Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (30/6)

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 05:17 WIB

Menguat di Akhir Pekan, Bagaimana Proyeksi IHSG Awal Pekan Depan?

Sabtu, 28 Juni 2025 - 03:53 WIB

PM Anwar: Potensi Investasi Indonesia-Malaysia Besar, Bisa Lebih Dioptimalkan

Sabtu, 28 Juni 2025 - 01:48 WIB

KUR UMKM Anjlok: BI Ungkap Masalah Penyaluran & Kualitas Kredit

Jumat, 27 Juni 2025 - 22:38 WIB

Dolar AS Anjlok! Pasar Ragu Trump & The Fed?

Jumat, 27 Juni 2025 - 19:33 WIB

Djarum Investasi Rp 1 Triliun di Hermina: Ekspansi Bisnis Kesehatan?

Berita Terbaru

entertainment

Tracklist Album Chameleon – Yoon Sanha ASTRO, Rilis 15 Juli 2025

Sabtu, 28 Jun 2025 - 05:43 WIB

Pets And Animals

5 Fakta Unik Kuda Jeju, Hewan Legendaris di Pulau Jeju!

Sabtu, 28 Jun 2025 - 05:22 WIB