Putin Pasang Badan, Bantu Iran Hadapi Israel? Ini Strateginya!

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 25 Juni 2025 - 18:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Rusia Vladimir Putin secara tegas mengecam serangan militer terhadap Iran, menyebutnya sebagai “agresi yang sama sekali tidak beralasan” dan menyatakan dukungan penuhnya kepada rakyat Teheran. Pernyataan ini disampaikan saat ia menjamu Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di Moskow pada Senin, 23 Juni 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Putin secara terbuka menyatakan serangan itu “tidak dapat dibenarkan” dan menekankan bahwa Rusia “berupaya keras untuk memberikan bantuan kepada rakyat Iran.” Ini menandai respons Rusia terhadap eskalasi signifikan di Timur Tengah.

Eskalasi ini muncul menyusul serangan militer terbesar yang dilancarkan Amerika Serikat terhadap Republik Islam Iran sejak revolusi 1979, yang menargetkan tiga fasilitas nuklir utama Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan selama akhir pekan. Menyikapi situasi genting ini, pemimpin tertinggi Iran mengutus Menteri Luar Negerinya ke Moskow untuk meminta bantuan lebih lanjut dari Rusia.

Namun, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, saat ditanya mengenai kemungkinan dukungan langsung militer, memilih jawaban yang lebih diplomatis. Ia menyatakan bahwa “itu tergantung pada apa yang dibutuhkan Iran” dan menegaskan kembali tawaran mediasi Moskow, seperti yang dikutip dari *The Washington Post* melalui *Independent*. Meskipun demikian, sumber-sumber dari Iran, seperti yang dilaporkan oleh *Independent*, mengindikasikan bahwa Teheran tampaknya belum sepenuhnya terkesan dengan tingkat dukungan yang diberikan Rusia saat ini, tanpa merinci harapan spesifik mereka.

Baca Juga :  Prabowo Subianto Resmikan Konferensi Parlemen OKI di DPR Besok

Hubungan antara Rusia dan Iran telah lama terjalin erat dalam kerangka kerja sama strategis. Sejak konflik di Ukraina, Iran telah muncul sebagai salah satu sekutu paling penting bagi Rusia, terbukti dengan pasokan rudal dan drone yang signifikan untuk mendukung Moskow. Puncak kemitraan ini adalah penandatanganan perjanjian strategis selama 20 tahun pada Januari 2025 oleh Presiden Iran Masoud Pezeshkian dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang kemudian diratifikasi parlemen Iran pada Mei. Kemitraan komprehensif ini dirancang untuk memperkuat kerja sama pertahanan, dengan kedua negara bersepakat untuk bersinergi menghadapi ancaman militer bersama, mengembangkan kolaborasi teknis-militer, dan melakukan latihan militer gabungan.

Meskipun demikian, keterlibatan Rusia dalam konflik di Ukraina telah mengalokasikan sumber daya besar, termasuk dana, personel, dan peralatan. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa Moskow mungkin enggan mengalihkan sumber daya signifikan ke kawasan Timur Tengah yang berpotensi memicu konflik lebih dalam, seperti yang dilansir *Independent*.

Di tengah dinamika geopolitik yang memanas, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Israel secara terbuka telah membahas kemungkinan pembunuhan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei serta perubahan rezim di Iran. Langkah ini sangat dikhawatirkan Rusia karena dapat menyeret Timur Tengah ke dalam pusaran konflik yang jauh lebih luas. Menurut Araghchi, yang dikutip oleh kantor berita *TASS*, Iran dan Rusia sedang berkoordinasi erat untuk menyikapi eskalasi terbaru di kawasan tersebut.

Baca Juga :  Tragis: Daftar Rumah Sakit Gaza Hancur Akibat Serangan Israel, Termasuk RS Indonesia

Kepala Kremlin, pada pekan lalu, menolak membahas spekulasi mengenai tindakan Israel dan AS terhadap Khamenei. Putin juga mengungkapkan bahwa Israel telah memberikan jaminan kepada Moskow bahwa para ahli Rusia yang terlibat dalam pembangunan dua reaktor tambahan di pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr di Iran tidak akan terpengaruh oleh serangan udara apa pun. Sebagai sekutu lama Teheran, Rusia memiliki peran krusial dalam negosiasi program nuklir Iran dengan negara-negara Barat. Rusia merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang memiliki hak veto, serta salah satu penandatangan kesepakatan nuklir yang ditinggalkan oleh Trump pada 2018.

Artikel ini ditulis oleh Sita Planasari, dengan referensi dari *Al Arabiya*, *The Washington Post*, dan *Independent*.

Berita Terkait

Airlangga Pantau Ketat Harga Minyak Dunia, Waspadai Dampaknya
Evakuasi WNI Iran: 48 Pulang, 37 Lainnya di Baku
Situs Nuklir Iran: Klaim AS Dibantah Ahli, Fakta Terungkap!
Serangan AS ke Fordow, Fakta Terbaru Situs Nuklir Iran Terungkap!
Nuklir Iran Bikin Pusing, Intel AS Mengaku Kalah, Israel Ngeyel Menang!
Trump Geram: Situs Nuklir Iran Aman? Bantah Laporan CNN!
Israel Klaim Menang, Intelijen AS Justru Ungkap Fakta Berbeda?
Pemerintah Targetkan Koperasi Desa Merah Putih Bisa Ciptakan 2 Juta Lapangan Kerja

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 01:43 WIB

Airlangga Pantau Ketat Harga Minyak Dunia, Waspadai Dampaknya

Kamis, 26 Juni 2025 - 00:58 WIB

Evakuasi WNI Iran: 48 Pulang, 37 Lainnya di Baku

Rabu, 25 Juni 2025 - 22:43 WIB

Situs Nuklir Iran: Klaim AS Dibantah Ahli, Fakta Terungkap!

Rabu, 25 Juni 2025 - 20:08 WIB

Serangan AS ke Fordow, Fakta Terbaru Situs Nuklir Iran Terungkap!

Rabu, 25 Juni 2025 - 18:53 WIB

Putin Pasang Badan, Bantu Iran Hadapi Israel? Ini Strateginya!

Berita Terbaru

travel

6 Pantai di Lombok yang Terkenal dan Cocok untuk Healing

Kamis, 26 Jun 2025 - 03:48 WIB

finance

Alami Gagal Bayar, Begini Profil Akseleran

Kamis, 26 Jun 2025 - 03:43 WIB