AC Milan bersiap menghadapi babak baru yang ambisius di musim mendatang, dengan rencana menjadikan gelandang veteran kelas dunia, Luka Modric, sebagai figur sentral dalam proyek perubahan signifikan. Kedatangan bintang Kroasia ini diyakini akan menjadi penanda dimulainya era transformasi besar bagi Rossoneri.
Momen kejayaan AC Milan saat meraih scudetto Liga Italia pada musim 2021-2022, di bawah asuhan Stefano Pioli, kini terasa jauh. Skuad pemenang gelar tersebut nyaris sepenuhnya telah bubar, dengan banyak pilar kunci yang telah hengkang. Kabar terbaru bahkan menyebutkan bahwa bek sayap andalan, Theo Hernandez, juga tengah bersiap meninggalkan San Siro menuju Al Hilal, semakin menipiskan barisan veteran dari tim juara tersebut.
Dari tim yang berjaya saat itu, hanya tiga nama besar yang dipastikan tetap bertahan: penyerang eksplosif Rafael Leao, kiper tangguh Mike Maignan, dan bek tengah solid Fikayo Tomori. Bek muda Matteo Gabbia juga masih dalam daftar skuad, meski sebelumnya lebih sering mengisi bangku cadangan. Di sisi lain, beberapa pemain yang kembali dari masa peminjaman seperti Ismael Bennacer, Tommaso Pobega, dan Alexis Saelemaekers, diperkirakan tidak akan masuk dalam skema proyek baru yang disebut-sebut berada di bawah arahan Max Allegri.
Menyikapi gelombang perubahan ini, Direktur Olahraga AC Milan, Igli Tare, tampil untuk memberikan kepastian terkait masa depan dua pilar vital. Tare secara tegas menyatakan bahwa Rafael Leao dan Mike Maignan akan menjadi bagian tak terpisahkan dari proyek baru klub. Di tengah santernya rumor yang mengaitkan Mike Maignan dengan klub-klub Premier League seperti Chelsea, Tare menegaskan komitmen mereka: “Mike Maignan akan tetap bersama kami musim depan. Kami memutuskan untuk mempertahankan Mike. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di pasar, tetapi kami ingin Maignan tetap bersama kami.”
Mengenai Rafael Leao yang juga diterpa isu transfer ke Bayern Muenchen, Tare menggambarkan winger Portugal itu sebagai aset yang sangat berharga. “Dia adalah pemain kunci bagi kami dan proyek klub. Rafa akan menjadi kunci untuk proyek kami,” imbuh Tare, menggarisbawahi pentingnya kedua pemain tersebut dalam fondasi tim.
Lebih jauh, Tare membeberkan ambisi klub untuk mendatangkan Luka Modric, sosok yang diyakini akan menjadi roda penggerak utama dalam proyek besar ini. Meskipun telah berusia 39 tahun dan kontraknya di Real Madrid akan berakhir musim panas ini, kedatangan Modric diharapkan dapat terealisasi setelah ia menuntaskan kewajibannya di Piala Dunia Klub 2025. Tare optimis, “Kami siap mendatangkan Luka Modric. Kami membutuhkan pemimpin baru.” Ia menambahkan, Modric menunjukkan antusiasme tinggi terhadap proyek ini. “Modric bisa menjadi pemain kunci bagi kami dan dia bertanya tentang persaingan, memenangkan gelar…kami sedang mengusahakannya,” ujar Tare, menyiratkan bahwa Modric bukan hanya mencari klub baru, melainkan tantangan untuk meraih trofi.
Di bawah kepemimpinan Modric, skuad baru yang akan dibentuk di bawah arahan Allegri ini diperkirakan akan diperkuat dengan kehadiran 6 hingga 8 pemain anyar pada bursa transfer mendatang. Selain Modric, target utama meliputi dua gelandang tambahan untuk memperkuat lini tengah, dua bek sayap yang mampu menopang serangan, serta seorang penyerang tengah sebagai ujung tombak. Potensi rekrutan bahkan bisa mencapai delapan pemain jika ada perpisahan dengan satu bek tengah dan satu penyerang sayap. Tare menekankan bahwa perubahan ini bukanlah revolusi total, melainkan penambahan “elemen fungsional” yang dirancang untuk membentuk identitas bermain yang segar dan lebih kompetitif. “Ini bukan revolusi, tetapi beberapa elemen fungsional akan ditambahkan untuk menciptakan identitas bermain yang baru,” jelasnya.
Proyek ambisius yang digagas oleh Igli Tare dan Massimiliano Allegri ini memiliki satu tujuan utama: mengembalikan AC Milan ke puncak persaingan di level tertinggi. Ini menjadi prioritas setelah performa mengecewakan musim lalu, di mana Rossoneri hanya mampu finis di peringkat kedelapan Liga Italia. Musim lalu, meskipun berhasil meraih Piala Super Italia, Sergio Conceicao gagal menyempurnakan musim dengan trofi Coppa Italia dan tiket untuk berlaga di kompetisi Eropa.