Wisata Anti Hujan, Ini Tempat Liburan Seru Saat Musim Hujan!

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 24 Juni 2025 - 00:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketika sebagian orang memilih berlindung dari hujan, sebagian lainnya justru menemukan keajaiban di baliknya. Kawasan Mangunan di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, adalah salah satu destinasi yang pesonanya kian memukau di musim penghujan. Daerah yang dikenal dengan perbukitan dan hutan pinus ini bertransformasi drastis saat hujan turun: kabut tebal menyelimuti pepohonan, udara menjadi lebih segar, dan suasana seolah membawa kita ke negeri dongeng. Tak heran jika kini wisata Mangunan di musim hujan justru menjadi incaran para pelancong.

Fenomena ini bukan sekadar anekdot. Menurut catatan petugas setempat, kunjungan ke Mangunan justru melonjak signifikan saat musim hujan, terutama di akhir pekan. Sebagai bukti, selama libur panjang Januari 2025, tercatat lebih dari 11.000 wisatawan mengunjungi area Mangunan, dengan separuhnya memilih Hutan Pinus dan Kebun Buah. Alasannya sederhana: mereka sengaja datang untuk “berburu kabut”—sebuah pemandangan langka yang tak selalu hadir di musim kemarau. Momen ini dimanfaatkan wisatawan untuk berfoto, bersantai, dan menikmati ketenangan yang jarang ditemukan di tempat lain.

Salah satu primadona yang wajib dikunjungi adalah Hutan Pinus Mangunan. Di sini, jalur setapak beralaskan jarum-jarum pinus kering berpadu dengan udara sejuk dan pepohonan tinggi menjulang. Kabut yang menggantung di antara batang-batang pinus menciptakan pemandangan dramatis yang sering viral di media sosial. Antara pukul 05.00 hingga 07.00 pagi, kabut tebal masih menggantung mesra di antara batang pinus, dihiasi efek “god-rays” nan magis dari sinar matahari yang menembus celah pepohonan. Suara bising dari luar hutan seolah lenyap, digantikan oleh keheningan yang menenangkan pikiran. Hutan ini buka dari pukul 05.00 hingga 18.00 dengan harga tiket masuk hanya Rp7.000.

Tak jauh dari Hutan Pinus, ikon lain yang tak kalah memukau adalah Kebun Buah Mangunan. Meskipun namanya kebun buah, daya tarik utamanya justru terletak pada panorama dari atas tebing yang menghadap langsung ke lembah Sungai Oya. Di musim hujan, tempat ini sering terselimuti kabut tebal yang membentuk lautan awan menakjubkan. Waktu terbaik untuk menyaksikan keajaiban ini adalah dini hari, antara pukul 05.00 hingga 06.00, saat kabut mencapai puncaknya dan mentari baru menyapa. Dari dek pandang, wisatawan bisa menikmati sungai yang meliuk di antara gumpalan awan, sebuah pemandangan yang kerap disamakan dengan lembah-lembah ikonik di luar negeri seperti Sapa Valley di Vietnam.

Baca Juga :  Keindahan Bunga Sakura Mekar di Kota Bonn, Jerman

Perjalanan berlanjut ke Bukit Panguk Kediwung, yang hanya berjarak sekitar lima menit dari Kebun Buah. Dari sini, pemandangan terbuka menghadap langsung ke lembah luas yang hijau, dihiasi kabut dan pepohonan yang masih basah oleh hujan. Spot selfie paling populer adalah perahu kayu raksasa yang seolah melayang di atas kabut. Jika datang pagi hari sekitar pukul 05.30 hingga 06.30, kabut akan bergerak cepat, menciptakan siluet pepohonan yang sangat fotogenik. Banyak fotografer memilih lokasi ini untuk menghasilkan gambar dengan efek dramatis alami.

Jika Anda mencari nuansa sore hari yang berbeda, Puncak Becici adalah pilihan tepat. Biasanya tempat ini menjadi primadona saat matahari terbenam, tetapi di musim hujan, pengunjung akan mendapatkan pengalaman yang unik. Kabut yang turun menjelang sore menutupi pemandangan Gunung Merapi di kejauhan, namun sinar matahari senja yang tersisa memantul indah di balik tirai kabut. Kombinasi ini menciptakan siluet pepohonan pinus yang terlihat dramatis dan romantis. Meski jumlah pengunjung mungkin tak sebanyak di musim kemarau, keindahan visualnya justru memuncak saat basah dan berembun.

Lantas, mengapa Mangunan di musim hujan begitu istimewa? Pertama, suhu udara yang jauh lebih sejuk, bahkan bisa mencapai 18 derajat Celsius di pagi hari, memberikan kenyamanan ekstra. Kedua, vegetasi terlihat jauh lebih segar; daun-daun pinus dan semak-semak tampak lebih hijau, batang pohon mengilap oleh embun, dan udara terasa sangat bersih karena polusi tersapu oleh hujan. Data dari Balai Pengelolaan Hutan DIY menunjukkan bahwa kualitas udara di kawasan ini meningkat 20–30% pada musim penghujan dibanding musim kemarau. Tak hanya itu, secara estetika, kabut memberikan efek sinematik yang disebut banyak fotografer sebagai “soft box alami.” Dengan modal kamera biasa saja, foto-foto di Mangunan bisa tampak layaknya hasil profesional.

Namun, berwisata di musim hujan membutuhkan persiapan ekstra. Pengunjung disarankan mengenakan jaket atau jas hujan ringan, sepatu yang tidak licin, serta membawa perlengkapan anti-air untuk melindungi ponsel dan kamera. Jalanan menuju kawasan Dlingo cukup menanjak dan licin ketika hujan, sehingga kendaraan, terutama sepeda motor, harus dicek rem dan bannya sebelum berangkat. Selain itu, meskipun banyak spot foto menarik, pengunjung diimbau untuk tetap menjaga keselamatan dan tidak melompati pagar atau naik ke gardu pandang yang licin demi foto. Utamakan keselamatan dan nikmati keindahan dengan bijak.

Baca Juga :  Pesona Makam Jaka Tingkir: Destinasi Wisata Religi Populer di Sragen

Lebih dari sekadar spot foto, Mangunan kini berorientasi pada pengalaman wisata yang lebih mendalam. Para pengelola mulai merancang paket wisata inovatif seperti trekking malam hingga workshop kopi dari robusta lokal. Inisiatif ini bertujuan agar wisatawan tidak hanya datang sebentar untuk foto, tetapi juga tinggal lebih lama dan berinteraksi langsung dengan warga. Menurut Dinas Pariwisata Bantul, strategi ini akan memperkuat ekonomi desa dan memberi peluang bagi UMKM setempat untuk berkembang, menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.

Tertarik menjajal pengalaman tak terlupakan ini? Berikut adalah contoh itinerary singkat selama 6 jam di Mangunan saat musim hujan yang bisa Anda coba: Berangkat dari Kota Yogyakarta pukul 04.30, tiba di Kebun Buah Mangunan sekitar pukul 05.30 untuk menikmati sunrise dan lautan awan yang legendaris. Setelah itu, Anda bisa ngopi santai di warung lokal sambil melihat kabut perlahan naik. Dilanjutkan dengan sesi foto-foto di Bukit Panguk sekitar pukul 08.00, lalu relaksasi dengan hammock di Hutan Pinus Mangunan yang menyejukkan. Terakhir, nikmati makan siang dengan menu pecel pinus khas sebelum kembali pulang.

Pada akhirnya, Mangunan mengajarkan bahwa keindahan sejati tak selalu membutuhkan langit biru yang cerah. Justru di balik rintik hujan dan dinginnya kabut, tersimpan pengalaman visual dan emosional yang sulit dilupakan. Wisata tak lagi soal lari dari rutinitas, tapi soal bagaimana kita bisa merasa lebih dekat dengan alam, meski hanya untuk sejenak. Jadi, jangan tunda lagi. Terkadang, keajaiban justru tersembunyi di balik selimut kabut dan rintik hujan. Mangunan menanti untuk menghadirkan pesonanya yang berbeda.

Berita Terkait

Ronaldo & Georgina Bertunangan! 8 Tahun Pacaran Berakhir Bahagia
Piala Kemerdekaan 2025: Jadwal & Link Streaming Timnas U-17 vs Tajikistan!
Nova Arianto Ungkap Alasan Pilih 4 Pemain Diaspora di Piala Kemerdekaan
Kemenparekraf & Film “Merah Putih: One For All”: Ada Apa?
El Rumi TKO Jefri Nichol: Pahami Perbedaan TKO dan KO
Olahraga Ampuh Lawan Kanker Payudara: Studi Terbaru
Jadwal & Daftar Unggulan Kejuaraan Dunia BWF 2025: Jonatan Christie Main!
Dalberto Bersinar! Arema Gilas PSBS di Super League

Berita Terkait

Selasa, 12 Agustus 2025 - 15:27 WIB

Piala Kemerdekaan 2025: Jadwal & Link Streaming Timnas U-17 vs Tajikistan!

Selasa, 12 Agustus 2025 - 14:24 WIB

Nova Arianto Ungkap Alasan Pilih 4 Pemain Diaspora di Piala Kemerdekaan

Selasa, 12 Agustus 2025 - 14:17 WIB

Kemenparekraf & Film “Merah Putih: One For All”: Ada Apa?

Selasa, 12 Agustus 2025 - 13:42 WIB

El Rumi TKO Jefri Nichol: Pahami Perbedaan TKO dan KO

Selasa, 12 Agustus 2025 - 12:25 WIB

Olahraga Ampuh Lawan Kanker Payudara: Studi Terbaru

Berita Terbaru

Society Culture And History

Ianfu: Tragedi Budak Seks Jepang, Diperdaya & Dipaksa Melayani

Selasa, 12 Agu 2025 - 19:22 WIB

sports

El Rumi TKO Jefri Nichol: Daud Yordan Buka Suara!

Selasa, 12 Agu 2025 - 19:13 WIB

Society Culture And History

HUT RI ke-80: Pakaian Adat di Istana, Masyarakat Bebas Sopan!

Selasa, 12 Agu 2025 - 19:05 WIB

Public Safety And Emergencies

Prada Lucky Tewas: Keluarga, Gubernur NTT, DPR Tuntut Usut Tuntas!

Selasa, 12 Agu 2025 - 17:26 WIB