Selat Hormuz: Lokasi Vital, Apa Risiko Jika Iran Menutupnya?

Avatar photo

- Penulis

Senin, 23 Juni 2025 - 19:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selat Hormuz di Ujung Tanduk: Ancaman Iran Tutup Jalur Vital Energi Global Memicu Kegelisahan Dunia

TEHERAN, RAGAMUTAMA.COM — Di tengah eskalasi ketegangan konflik bersenjata antara Iran dan Israel, sorotan dunia tertuju pada Selat Hormuz, jalur pelayaran yang menjadi urat nadi pasokan energi global. Kekhawatiran mendalam muncul seiring dengan pertimbangan serius pemerintah Iran untuk menutup selat strategis ini. Langkah tersebut merupakan balasan atas serangan Amerika Serikat (AS) terhadap tiga situs nuklir Teheran pada Sabtu (21/6/2025), yang memicu gelombang kekhawatiran global.

Meskipun parlemen Iran telah menyatakan dukungan penuh terhadap langkah penutupan, keputusan final masih berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, yang menunjukkan kompleksitas dan bobot konsekuensi dari tindakan tersebut.

Titik Kritis Jalur Energi Dunia: Letak Selat Hormuz

Terletak strategis di antara Teluk Persia dan Teluk Oman, Selat Hormuz bak pintu gerbang sempit yang menghubungkan dua dunia. Dengan lebar hanya 33 kilometer (21 mil) pada titik tersempenitnya, selat ini menyimpan kompleksitas tersendiri. Meskipun terkesan luas, jalur pelayaran aktual yang bisa dilewati supertanker raksasa hanya selebar dua mil untuk setiap arah, dan ironisnya, jalur krusial ini melintasi perairan teritorial Iran dan Oman.

Data dari Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) mengungkap bahwa sekitar 20 juta barel minyak, atau setara dengan seperlima produksi minyak harian dunia, melewati Selat Hormuz setiap harinya. Tak heran jika selat ini dijuluki sebagai “titik kritis” utama dalam rantai pasokan energi global, menjadikannya kunci stabilitas ekonomi dunia.

Lonjakan Harga Minyak dan Ancaman Ekonomi Global

Dampak penutupan Selat Hormuz akan mengguncang stabilitas ekonomi global secara masif. Lonjakan harga minyak dunia diprediksi akan sangat signifikan, berimbas langsung pada kenaikan harga barang-barang konsumsi di berbagai sektor. Alex Younger, mantan Kepala Badan Intelijen Inggris MI6, dengan tegas menyatakan kepada *BBC* bahwa “menutup selat itu jelas akan menjadi masalah ekonomi yang luar biasa mengingat dampaknya terhadap harga minyak.”

Baca Juga :  Prabowo Subianto: Kedatangan Mendadak di DPR Bersama Letkol Teddy, Disambut Ketua Puan

Pasca serangan udara AS terhadap Iran, harga minyak mentah Brent sempat melonjak menembus angka 80 dollar AS (sekitar Rp 1.320.180) per barel untuk pertama kalinya sejak Januari. Kendati harga kemudian sedikit mereda, kekhawatiran investor tetap tinggi. Rob Thummel, manajer portofolio senior di perusahaan investasi energi Tortoise Capital, memperingatkan melalui *CNN* bahwa “gangguan terhadap jalur pelayaran yang dikuasai Iran dapat membuat harga minyak melonjak menuju 100 dollar AS (sekitar Rp 1.648.500) per barel.” Mohammad Ali Shabani, pengamat Iran dan editor media *Amwaj*, menegaskan bahwa kendali geografis Iran atas Selat Hormuz adalah “alat ampuh” untuk mengguncang pasar minyak, memicu inflasi, dan bahkan menjatuhkan agenda ekonomi Presiden Trump.

Asia Paling Terdampak: Ketergantungan yang Rentan

Meski gejolak ini mengancam pasar global, negara-negara Asia berada di garis depan dampak terburuknya. Data EIA secara gamblang menunjukkan betapa vitalnya Selat Hormuz bagi pasokan energi benua ini: 84 persen minyak mentah dan 83 persen gas alam cair (LNG) yang melintasi selat ini dikirim langsung ke pasar Asia.

Arab Saudi, misalnya, sangat bergantung pada selat ini untuk mengekspor sekitar 6 juta barel minyak mentah per hari, volume yang lebih besar dibandingkan negara tetangga manapun. Tiongkok, sebagai pembeli minyak terbesar dari Iran, menerima 5,4 juta barel per hari melalui Selat Hormuz pada kuartal pertama tahun ini. Disusul oleh India dan Korea Selatan yang masing-masing mengimpor 2,1 juta dan 1,7 juta barel per hari. Sebagai perbandingan, AS dan Eropa hanya mengimpor 400.000 dan 500.000 barel per hari dari jalur ini, menunjukkan disparitas ketergantungan yang signifikan.

Baca Juga :  Anggaran Kementeriannya Dipotong Rp 65 Miliar, Cak Imin: Tapi Kita "Happy"

Menyikapi situasi ini, Pemerintah Tiongkok, melalui juru bicaranya Guo Jiakun, pada Senin (16/6/2025), menekankan pentingnya menjaga stabilitas kawasan Teluk Persia. “Menjaga stabilitas di kawasan ini adalah kepentingan bersama komunitas internasional,” ujarnya. Di sisi lain, Menteri Perminyakan India Hardeep Singh Puri mencoba menenangkan pasar dengan menyatakan bahwa India telah “mendiversifikasi” sumber pasokan energinya. “Sebagian besar pasokan kami kini tidak lagi bergantung pada Selat Hormuz. Kami akan ambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga kestabilan pasokan,” cuitnya di platform X.

Akankah Iran Benar-Benar Menutup Selat Hormuz?

Di balik retorika ancaman, sejumlah analis dan pakar energi menyikapi skenario penutupan Selat Hormuz sebagai “risiko ekstrem yang kecil.” Vandana Hari, CEO Vanda Insights, berpendapat bahwa Iran memiliki terlalu banyak yang dipertaruhkan untuk mengambil langkah drastis tersebut. “Iran tak bisa begitu saja menjadikan tetangga penghasil minyaknya sebagai musuh, apalagi memancing kemarahan pasar utamanya, yaitu Tiongkok,” jelas Hari.

Kehadiran armada laut Amerika Serikat (AS) di kawasan ini juga menjadi faktor pencegah yang kuat. Hari menambahkan, “Iran tidak akan mendapatkan banyak keuntungan dari menutup Selat Hormuz, dan justru berisiko kehilangan dukungan dari negara-negara yang selama ini netral atau bersimpati.”

Pada akhirnya, terlepas dari seberapa besar kemungkinan Selat Hormuz benar-benar ditutup, satu fakta tak terbantahkan: dunia sangat bergantung pada jalur maritim kritis ini. Setiap percikan ketegangan di kawasan Teluk Persia, apalagi yang berujung pada aksi militer, secara otomatis akan memicu gejolak hebat di pasar energi global, memperbesar bayang-bayang krisis ekonomi yang mengancam stabilitas dunia.

Baca juga: Potret Kota di Israel Usai Dirudal Iran, Rumah Warga Hancur Tak Tersisa

Berita Terkait

Ancaman Iran Tutup Selat Hormuz, Trump Desak Eksplorasi Minyak Besar-besaran
Serangan Iran ke Pangkalan Udara AS Al Udeid, Qatar
Gawat! AS Serang Iran, Reaksi Dunia Internasional Mengejutkan
Korupsi MPR, KPK Umumkan Tersangka Baru! Siapa?
Edwin Adrian Komandan Paspampres Baru, Era Prabowo Dimulai
Israel Gempur Penjara Evin Iran, Balas Serangan Rudal Terbaru?
Trump dan Iran: Alasan di Balik Rencana Pengeboman yang Gagal
Putin Kecam AS, Ini Isi Pertemuan Lengkap Menlu Iran dengan Rusia

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 03:23 WIB

Ancaman Iran Tutup Selat Hormuz, Trump Desak Eksplorasi Minyak Besar-besaran

Selasa, 24 Juni 2025 - 03:18 WIB

Serangan Iran ke Pangkalan Udara AS Al Udeid, Qatar

Senin, 23 Juni 2025 - 23:58 WIB

Gawat! AS Serang Iran, Reaksi Dunia Internasional Mengejutkan

Senin, 23 Juni 2025 - 23:33 WIB

Korupsi MPR, KPK Umumkan Tersangka Baru! Siapa?

Senin, 23 Juni 2025 - 22:37 WIB

Edwin Adrian Komandan Paspampres Baru, Era Prabowo Dimulai

Berita Terbaru

politics

Serangan Iran ke Pangkalan Udara AS Al Udeid, Qatar

Selasa, 24 Jun 2025 - 03:18 WIB

Uncategorized

Davina Karamoy Ungkap Rahasia Pendalaman Karakter di Series Main Hati

Selasa, 24 Jun 2025 - 03:13 WIB

Uncategorized

Ancaman Iran Tutup Selat Hormuz, Trump Minta Eksplorasi Minyak Masif

Selasa, 24 Jun 2025 - 02:43 WIB

entertainment

Ahn Hyo Seop & Pengisi Suara KPop, Demon Hunters

Selasa, 24 Jun 2025 - 02:03 WIB