Asia-Pasifik Bereaksi: Dampak Serangan AS ke Iran, Apa Kata Mereka?

Avatar photo

- Penulis

Senin, 23 Juni 2025 - 14:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Konflik Iran-AS Memanas: Sorotan pada Reaksi Penting dari Negara-negara Asia-Pasifik

Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak pasca-serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir utama di Iran: Fordow, Isfahan, dan Natanz. Agresi yang diklaim sebagai upaya penegasan ini sontak memicu gelombang respons dari berbagai negara di kawasan Asia-Pasifik, memperburuk eskalasi konflik yang sudah membara antara Israel dan Iran.

Serangan Amerika Serikat ini dilancarkan kurang dari sepekan setelah Israel memulai kampanye militer intensif terhadap Iran. Balasan Iran berupa serangan rudal kemudian menyusul, menciptakan spiral kekerasan yang telah menelan ratusan korban jiwa di kedua belah pihak. Dalam konteks ketegangan yang memanas ini, mata dunia kini tertuju pada reaksi global, khususnya dari kekuatan-kekuatan kunci di Asia-Pasifik, seperti yang dirangkum dari laporan *Al Jazeera* dan *NDTV*.

Jepang: Seruan De-eskalasi dan Dialog
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, segera merespons dengan menekankan urgensi untuk segera meredakan konflik. “Kami memantau situasi di sana dengan saksama dan sangat prihatin,” ujarnya kepada wartawan. Tokyo secara tegas menyerukan de-eskalasi konflik di Iran, seraya menyatakan bahwa serangan AS merefleksikan tekad Washington untuk menghalangi Teheran dalam mengakuisisi senjata nuklir.

Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya, turut menyatakan “sangat disesalkan” bahwa situasi antara Israel dan Iran telah merosot menjadi siklus pembalasan yang tak berujung. Iwaya menambahkan dalam pernyataannya, “Jepang terus menaruh harapan besar bahwa pintu menuju dialog akan terbuka kembali melalui upaya penyelesaian isu nuklir Iran melalui pembicaraan langsung antara AS dan Iran.”

Cina: Mengecam Keras dan Menyerukan Gencatan Senjata
Kementerian Luar Negeri Cina mengeluarkan kecaman keras terhadap serangan AS di situs nuklir Iran. Beijing menegaskan bahwa agresi ini secara terang-terangan melanggar tujuan dan prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa serta hukum internasional, yang hanya akan memperparah ketegangan yang sudah tinggi di Timur Tengah.

Melalui pernyataan di platform X, kementerian tersebut menyerukan, “Cina menyerukan kepada pihak-pihak yang berkonflik, khususnya Israel, untuk segera mencapai gencatan senjata, memastikan keselamatan warga sipil, dan memulai kembali dialog serta negosiasi.” Lebih lanjut, Cina menegaskan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan komunitas internasional guna menyatukan upaya dalam menegakkan keadilan serta memulihkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.

Baca Juga :  Putra Mahkota Brunei Jemput Prabowo: Pertemuan Kenegaraan di Istana

Korea Utara: Kecaman Tegas dan Tuduhan terhadap Barat
Pyongyang, melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara, turut menyatakan ‘kecaman keras’ atas serangan AS terhadap Iran. Ditegaskan bahwa serangan ini melanggar Piagam PBB, dan ketegangan yang ada disebut-sebut sebagai akibat dari “gerakan perang dan perluasan wilayah Israel yang tiada henti” yang “didorong oleh Barat”.

Pejabat tersebut melanjutkan, Korea Utara “mengecam keras serangan terhadap Iran oleh AS yang… dengan kejam menginjak-injak integritas teritorial dan kepentingan keamanan negara berdaulat.” Mereka juga mendesak komunitas internasional untuk “menyampaikan kecaman dan penolakan bulat terhadap tindakan konfrontatif AS dan Israel.” Perlu dicatat, Iran dan Korea Utara diketahui telah menjalin hubungan yang erat, bahkan dicurigai adanya kolaborasi dalam pengembangan teknologi militer.

Australia: Mendukung AS dan Menyerukan De-eskalasi
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, secara terbuka menyatakan dukungan negaranya terhadap serangan AS ke Iran, sembari tetap menyerukan de-eskalasi dan kembali ke jalur diplomasi. Albanese menegaskan kepada wartawan di Canberra, “Dunia telah lama sepakat bahwa Iran tidak boleh diizinkan memperoleh senjata nuklir, dan kami mendukung tindakan untuk mencegahnya.”

Ia menambahkan bahwa “informasi yang tersedia sudah sangat jelas” bahwa Iran telah melakukan pengayaan uranium hingga 60 persen, di mana “tidak ada penjelasan lain untuk mencapai 60 persen, selain terlibat dalam program yang tidak terkait dengan tenaga nuklir sipil.” Albanese juga menekankan, “Jika Iran mematuhi permintaan yang sangat wajar yang diajukan, termasuk oleh IAEA, maka situasinya akan berbeda,” merujuk pada pembatasan pengayaan. Meski demikian, perlu diingat bahwa Iran bersikeras program nuklirnya semata-mata untuk tujuan sipil, dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB sendiri telah menolak klaim Israel tentang Iran yang hampir membuat senjata nuklir.

Selandia Baru: Prihatin dan Mendukung Penuh Diplomasi
Pemerintah Selandia Baru menyatakan keprihatinan mendalam atas situasi yang berkembang di Timur Tengah. Menteri Luar Negeri Winston Peters mengemukakan, “Kami mengakui perkembangan dramatis dalam 24 jam terakhir, termasuk pengumuman Presiden Trump tentang serangan AS terhadap fasilitas nuklir di Iran.”

Baca Juga :  Raja Ampat Memanas, Bahlil Laporkan Tambang Nikel ke Prabowo

Peters lebih lanjut menegaskan, “Aksi militer yang sedang berlangsung di Timur Tengah sangat mengkhawatirkan, dan sangat penting untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.” Selandia Baru, tambahnya, “sangat mendukung upaya menuju diplomasi.” Ia mengakhiri dengan seruan tegas, “Kami mendesak semua pihak untuk kembali berunding. Diplomasi akan memberikan resolusi yang lebih langgeng daripada aksi militer lebih lanjut.”

Sikap Iran: Kecaman Keras dan Peringatan Konsekuensi
Dalam pernyataan publik perdananya setelah serangan, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, dengan tegas menuduh AS melanggar hukum internasional. “Amerika Serikat, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah melakukan pelanggaran berat terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan NPT (Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir) dengan menyerang instalasi nuklir damai Iran,” ungkap Araghchi melalui unggahan di media sosial.

Ia melanjutkan, “Peristiwa pagi ini [Ahad] sangat keterlaluan dan akan memiliki konsekuensi yang kekal. Setiap anggota PBB harus waspada atas perilaku yang sangat berbahaya, melanggar hukum, dan kriminal ini.” Araghchi juga menegaskan bahwa Iran “memiliki semua pilihan untuk mempertahankan kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya.”

Pernyataan Israel: Pujian dan Pengakuan Bersejarah
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, segera menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden AS Donald Trump. Netanyahu memuji langkah ‘berani’ AS dalam menyerang Iran, menyebutnya sebagai tindakan yang akan mengubah sejarah.

“Selamat, Presiden Trump. Keputusan berani Anda untuk menargetkan fasilitas nuklir Iran dengan kekuatan Amerika Serikat yang luar biasa dan benar akan mengubah sejarah,” ujar Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan televisi. Ia menambahkan, “Sejarah akan mencatat bahwa Presiden Trump bertindak untuk menolak rezim paling berbahaya di dunia atas senjata paling berbahaya di dunia.”

Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran telah memicu gelombang respons global, terutama dari negara-negara Asia-Pasifik. Dengan spektrum reaksi yang bervariasi – dari kecaman keras hingga dukungan penuh – satu benang merah yang muncul adalah desakan kuat untuk de-eskalasi dan kembali ke meja perundingan. Ketika ketegangan di Timur Tengah terus membara, dunia menanti langkah selanjutnya, berharap diplomasi dapat menjadi jalan keluar dari spiral konflik ini.

Berita Terkait

Israel Gempur Penjara Evin Iran, Balas Serangan Rudal Terbaru?
Trump dan Iran: Alasan di Balik Rencana Pengeboman yang Gagal
Putin Kecam AS, Ini Isi Pertemuan Lengkap Menlu Iran dengan Rusia
Selat Hormuz: Lokasi Vital, Apa Risiko Jika Iran Menutupnya?
Serangan Israel: Daftar Tokoh Iran Tewas, Dampak Mencekam!
Momen Langka, Kapolri Cium Tangan Megawati di Acara Hoegeng
Serangan Fasilitas Nuklir, Reaksi Keras IAEA dan Dampaknya
Perang Iran, Reaksi Rusia Cina atas Agresi AS?

Berita Terkait

Senin, 23 Juni 2025 - 21:03 WIB

Israel Gempur Penjara Evin Iran, Balas Serangan Rudal Terbaru?

Senin, 23 Juni 2025 - 19:57 WIB

Putin Kecam AS, Ini Isi Pertemuan Lengkap Menlu Iran dengan Rusia

Senin, 23 Juni 2025 - 19:48 WIB

Selat Hormuz: Lokasi Vital, Apa Risiko Jika Iran Menutupnya?

Senin, 23 Juni 2025 - 19:03 WIB

Serangan Israel: Daftar Tokoh Iran Tewas, Dampak Mencekam!

Senin, 23 Juni 2025 - 17:33 WIB

Momen Langka, Kapolri Cium Tangan Megawati di Acara Hoegeng

Berita Terbaru

finance

MREI Bagi Dividen, Cek Jadwal dan Besarannya!

Senin, 23 Jun 2025 - 21:28 WIB

Uncategorized

Xiaomi Mix Flip 2 Rilis Minggu Ini, Spesifikasi Gahar Terungkap!

Senin, 23 Jun 2025 - 21:23 WIB

Uncategorized

Gibran Optimis: Indonesia Swasembada Gula, Target Realistis 2027!

Senin, 23 Jun 2025 - 20:58 WIB