Kerak Telor Betawi, Sejarah & Resep Kuliner Legendaris Jakarta

Avatar photo

- Penulis

Senin, 23 Juni 2025 - 07:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kerak telor, sebuah mahakarya kuliner khas Betawi, telah lama menjadi ikon tak tergantikan di tengah hiruk pikuk Jakarta. Lebih dari sekadar jajanan pinggir jalan, hidangan legendaris ini adalah cerminan nilai sejarah dan budaya yang mendalam. Dengan perpaduan sederhana beras ketan, telur ayam atau bebek, serta racikan bumbu tradisional yang kaya, kerak telor tak pernah absen dari momen-momen istimewa, terutama perayaan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta, menjadikannya simbol kuliner yang hidup.

Mengenal Lebih Dekat Kerak Telor: Omelet Khas Betawi yang Unik

Secara harfiah, “kerak telor” memang berarti “kerak telur”, sebuah nama yang menggambarkan inti sajian ini. Hidangan ini adalah sejenis omelet istimewa yang dibuat dari perpaduan harmonis beras ketan dan telur, baik ayam maupun bebek. Kekayaan rasanya semakin paripurna dengan tambahan ebi (udang kering), bawang goreng renyah, dan serundeng (kelapa sangrai berbumbu).

Keunikan kerak telor tak berhenti pada bahan; proses memasaknya adalah sebuah seni. Dengan menggunakan wajan kecil di atas bara api arang, tanpa setetes minyak pun, adonan dimasak hingga satu sisi matang. Kemudian, wajan dibalik, membiarkan kerak telor bersentuhan langsung dengan bara api, menciptakan kematangan sempurna yang menjadi daya tarik tersendiri. Hasilnya? Sebuah ledakan rasa gurih, berempah kuat, dengan tekstur renyah di luar dan lembut-lengket di dalam. Paduan lada putih, kencur, jahe, garam, dan gula pasir berkolaborasi menciptakan profil rasa yang kompleks dan aromatik, memanjakan lidah siapa pun yang mencicipinya.

Jejak Sejarah Kerak Telor: Dari Elite Kolonial hingga Ikon Jakarta

Menariknya, meskipun sempat diyakini muncul secara tak sengaja pada era 1970-an oleh masyarakat Betawi di Menteng, Jakarta Pusat, catatan sejarah menunjukkan kerak telor sejatinya telah dikenal jauh sebelumnya, tepatnya sejak era kolonial Belanda. Kala itu, hidangan ini merupakan santapan istimewa bagi kalangan elite Belanda, dianggap sebagai pembuka yang eksotis berkat penggunaan bahan-bahan lokal nan kaya seperti kelapa, beras ketan, dan rempah-rempah pilihan.

Popularitasnya melesat pesat di era kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, yang secara gencar mempromosikannya sebagai makanan khas Jakarta. Sejak saat itu, kerak telor menjadi sajian yang tak terpisahkan dari berbagai perayaan penting kota, termasuk agenda tahunan Pekan Raya Jakarta setiap bulan Juni, sebagai penanda meriahnya ulang tahun Ibu Kota.

Kerak Telor di Berbagai Sudut Jakarta: Daya Tarik Wisata Kuliner

Kini, seiring berjalannya waktu, kerak telor tak hanya sekadar hidangan, melainkan telah menjelma menjadi bagian integral dari identitas kuliner Jakarta. Para penjajanya, yang sering kali tampil gagah dengan pakaian adat Betawi seperti baju pangsi atau sadariah, serta membawa bakul pikulan khas mereka, mudah ditemukan di berbagai penjuru kota.

Jika Anda ingin mencicipi kelezatan otentik ini, beberapa lokasi populer yang patut dikunjungi antara lain: Monumen Nasional (Monas) yang ikonik, kawasan Kota Tua Jakarta yang sarat sejarah, Anjungan DKI Jakarta di Taman Mini Indonesia Indah, hingga pesisir Pantai Ancol, Kebun Binatang Ragunan, dan pusat pelestarian budaya Betawi, Setu Babakan. Tak ketinggalan, Taman Menteng, tempat asal mula kreasi legendaris ini, juga menjadi magnet tersendiri. Di lokasi-lokasi tersebut, terutama saat musim liburan atau perayaan Hari Ulang Tahun Jakarta, kerak telor senantiasa menjadi primadona yang diburu baik oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Warisan Budaya yang Wajib Dilestarikan

Lebih dari sekadar kelezatan di lidah, kerak telor adalah representasi nyata kekayaan budaya Betawi. Dari pemilihan bahan-bahan lokal seperti kelapa dan ketan, hingga metode penyajiannya yang unik dan kental tradisi, setiap elemen kerak telor menegaskan statusnya sebagai warisan kuliner Indonesia yang patut dilestarikan.

Namun, di balik pesonanya, terselip tantangan. Proses pembuatannya yang memakan waktu dan menuntut keterampilan khusus membuat penjaja kerak telor kian langka, terutama di luar perayaan-perayaan besar. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama bagi generasi muda dan para pelaku industri kuliner untuk tidak hanya menikmati, tetapi juga turut serta aktif dalam melestarikan sajian berharga ini, agar cita rasa dan nilai budayanya terus hidup bagi generasi mendatang.

Berita Terkait

Masakan Pahit? Ini Cara Ampuh Hilangkan Rasa Getir Seketika!
20 Minuman Segar & Sehat: Ide Non-Alkohol Terbaik untuk Dicoba!
Resep Brownies Coklat Lumer: Mudah, Enak, Anti Gagal!
Rice Cooker Awet: Tips Ampuh Membersihkan dengan Benar!
Belatung di Menu MBG Sorong! BGN Minta Maaf Atas Temuan Ini
Makan Bergizi Gratis Papua Tercemar Belatung, BGN Minta Maaf!
Semangkok Cuanki Segar dari Festival Bandung Nyuanki
Penampakan Pisang Seharga Lebih dari Rp 101 Miliar yang Viral Lantaran Dimakan Pengunjung Museum

Berita Terkait

Minggu, 24 Agustus 2025 - 01:43 WIB

Masakan Pahit? Ini Cara Ampuh Hilangkan Rasa Getir Seketika!

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 23:59 WIB

20 Minuman Segar & Sehat: Ide Non-Alkohol Terbaik untuk Dicoba!

Selasa, 19 Agustus 2025 - 19:25 WIB

Resep Brownies Coklat Lumer: Mudah, Enak, Anti Gagal!

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 02:44 WIB

Rice Cooker Awet: Tips Ampuh Membersihkan dengan Benar!

Senin, 11 Agustus 2025 - 14:08 WIB

Belatung di Menu MBG Sorong! BGN Minta Maaf Atas Temuan Ini

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Jurnalis Antara Dianiaya Polisi Saat Liput Demo DPR!

Senin, 25 Agu 2025 - 21:08 WIB

Public Safety And Emergencies

Demo DPR, Tol Dalam Kota Macet! Lalin Dialihkan

Senin, 25 Agu 2025 - 21:00 WIB

politics

Partai Buruh Geruduk DPR 28 Agustus: Bukan Demo Akhir Pekan!

Senin, 25 Agu 2025 - 17:52 WIB