Tentu, berikut adalah versi artikel yang telah ditingkatkan:
*
Drama Kursi Pelatih Timnas Italia: Jose Mourinho Ditolak Gianluigi Buffon, Gennaro Gattuso Jadi Pilihan Mengejutkan!**
Sebuah laporan mengejutkan dari surat kabar terkemuka La Repubblica baru-baru ini mengungkap dinamika di balik layar penunjukan pelatih baru Timnas Italia. Pelatih karismatik Jose Mourinho, yang baru saja hijrah ke Fenerbahce, ternyata sempat menjadi kandidat kuat untuk mengisi kursi panas pelatih Azzurri, menggantikan Luciano Spalletti. Bahkan, para sponsor Timnas Italia disebut-sebut siap menggelontorkan sebagian dana untuk menggaji pelatih pemenang treble bersama Inter Milan pada 2010 itu.
Namun, niat besar ini harus kandas oleh veto tak terduga dari seorang legenda: Gianluigi Buffon. Sebagai Kepala Delegasi Timnas Italia, Buffon menjadi batu sandungan utama bagi pelatih berjuluk “The Special One” tersebut, menentang keras pengangkatannya.
Penolakan Buffon rupanya bukan satu-satunya aral melintang bagi Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Selain keberatan dari legenda Azzurri tersebut, rintangan lain datang dari klub Jose Mourinho saat ini, Fenerbahce. Klub raksasa Liga Turkiye itu dilaporkan enggan melepas pelatih mereka tanpa kompensasi finansial yang signifikan, memperumit negosiasi.
Menurut laporan yang beredar, Buffon—pemilik rekor 176 penampilan bersama Timnas Italia—berkeyakinan kuat bahwa Azzurri memerlukan sosok pelatih yang berbeda, seorang legenda sejati dengan DNA Italia, untuk menggantikan Spalletti. Hal ini dianggap krusial demi mendongkrak performa dan meningkatkan peluang Italia lolos ke Piala Dunia 2026, mengingat mereka telah absen dalam dua edisi sebelumnya secara beruntun pada 2018 dan 2022.
Setelah melalui proses pertimbangan yang mendalam, akhirnya Buffon bersama FIGC menjatuhkan pilihan pada kompatriotnya, sekaligus sesama pemenang Piala Dunia 2006, Gennaro Gattuso. Penunjukan ini menandai era baru bagi Timnas Italia di bawah kepemimpinan salah satu gelandang paling tangguh di generasinya.
Menjelaskan keputusan ini, mantan kiper legendaris yang tampil di lima edisi Piala Dunia itu menyampaikan pandangannya: “Kami memilih Rino setelah berdiskusi dengan Presiden dan profesional lain yang kami ajak bicara.” Buffon menambahkan, “Saya tidak berpikir ada pelatih baik atau buruk di level ini, melainkan pelatih yang sesuai dengan kebutuhan tim. Ini adalah momen yang tepat bagi Rino untuk menjadi pelatih tim nasional.”
Pernyataan Buffon ini menekankan filosofi bahwa kecocokan pelatih dengan kebutuhan tim lebih penting daripada sekadar reputasi. Ia juga menegaskan bahwa penunjukan ini adalah sebuah tanggung jawab besar yang hasilnya akan diuji oleh waktu. “Ini adalah tanggung jawab yang diemban. Waktu yang akan menentukan apakah keputusan ini tepat atau tidak. Jika keputusan tersebut tidak tepat, kita harus mundur,” tutup Buffon, menunjukkan kesiapan untuk melakukan evaluasi jika keputusan besar ini ternyata tidak sesuai harapan.