Trump Pertimbangkan Serang Iran, Keputusan 2 Minggu!

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 20 Juni 2025 - 07:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ultimatum Donald Trump: Keputusan Krusial Atas Iran dalam Dua Minggu di Tengah Eskalasi Konflik Timur Tengah

Jakarta – Ketegangan di Timur Tengah mencapai puncaknya setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan bahwa ia akan membuat keputusan fundamental mengenai potensi serangan terhadap Iran dalam waktu dua minggu ke depan. Pengumuman ini disampaikan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, kepada para wartawan dalam sebuah jumpa pers pada Kamis, 19 Juni 2025, yang menegaskan fokus dunia pada langkah AS selanjutnya.

Dalam konferensi tersebut, Leavitt membacakan pernyataan langsung dari Presiden Trump: “Berdasarkan fakta bahwa ada peluang besar negosiasi yang mungkin terjadi atau tidak dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan membuat keputusan apakah akan melakukannya atau tidak dalam dua minggu ke depan.” Pernyataan ini, yang dikutip oleh *Time*, mengindikasikan periode krusial bagi diplomasi dan potensi konflik di kawasan tersebut.

Batas waktu yang ditetapkan oleh Presiden Trump ini muncul di tengah meningkatnya intensitas serangan antara Iran dan Israel. Sikap Amerika Serikat dalam situasi yang memanas ini menjadi perhatian global, sebab keputusan Washington berpotensi mengubah peta konflik secara drastis. Sebelumnya, pada Rabu lalu, saat ditanya apakah AS akan segera menyerang fasilitas nuklir Iran, Trump memberikan jawaban ambigu, “Saya mungkin akan melakukannya, saya mungkin tidak akan melakukannya, tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan. Saya dapat memberi tahu Anda ini. Iran sedang menghadapi banyak masalah.”

Baca Juga :  Gugatan Perpres PCO Berlanjut: Mundurnya Hasan Nasbi Tak Pengaruhi Proses Hukum

Leavitt lebih lanjut menyatakan bahwa Presiden Trump terus memantau situasi dengan cermat dan secara berkelanjutan menerima pengarahan dari Dewan Keamanan Nasional. Selain itu, ia juga “berkomunikasi terus-menerus” dengan pemerintah Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. “Pemerintah Amerika Serikat menegaskan fakta bahwa Iran belum pernah sedekat ini untuk memperoleh senjata nuklir,” tegas Leavitt, menggarisbawahi kekhawatiran utama Washington.

Konflik bersenjata antara Israel dan Iran sendiri telah memanas sejak Jumat, 13 Juni. Pada hari itu, Israel melancarkan apa yang mereka sebut sebagai “serangan udara pendahuluan” yang menargetkan lebih dari selusin lokasi di Iran, yang kemudian dibalas dengan serangan balasan oleh Teheran. Eskalasi ini memicu kekhawatiran akan perang yang lebih luas di kawasan.

Dampak kemanusiaan dari konflik ini sangat mencemaskan. Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA) melaporkan bahwa serangan rudal Israel terhadap Iran telah menewaskan 639 orang dan melukai 1.329 lainnya. Dari jumlah korban tewas, 263 di antaranya adalah warga sipil dan 154 personel militer. Di sisi lain, Israel juga menanggung korban jiwa dan luka akibat serangan balasan Iran, dengan 24 orang tewas dan 838 orang terluka hingga saat ini.

Baca Juga :  Pemangkasan Anggaran ala Prabowo Dinilai Tak Akan Berhasil selama Kabinet Gemuk Dipertahankan

Ketegangan mencapai titik didih pada hari Kamis, ketika serangan Israel menargetkan fasilitas nuklir Arak. Iran merespons cepat, melancarkan serangan balasan yang merusak empat bangunan di Tel Aviv, termasuk sebuah rumah sakit. Israel mengklaim serangan tersebut melukai 271 orang, menambah daftar panjang korban sipil dalam konflik ini.

Dengan janji kampanye untuk tidak memulai perang baru, Trump kini berupaya membeli waktu melalui penetapan batas dua minggu ini. Meskipun batas waktu tersebut membuka peluang untuk negosiasi, namun tidak meniadakan kemungkinan keterlibatan militer AS yang signifikan. “Presiden telah menegaskan bahwa ia selalu ingin menempuh jalur diplomasi,” kata Leavitt. “Tetapi percayalah, presiden tidak takut menggunakan kekuatan jika diperlukan,” pungkasnya, menegaskan bahwa semua opsi masih terbuka di tengah dinamika geopolitik yang sangat tidak pasti ini.

Berita Terkait

Putin Tawarkan Bantuan Nuklir, Indonesia Pertimbangkan?
Prabowo Bertemu Putin, Bahas Apa di Saint Petersburg?
Rusia Tawarkan Modernisasi Ladang Minyak Tua, Indonesia Untung?
Waspada! Pemerintah Larang WNI Liburan ke 5 Negara Ini, Kenapa?
Putin ke Prabowo: Indonesia Jadi Kunci BRICS?
Fordo: Nuklir Rahasia Iran, Hanya Bom AS yang Bisa Menghancurkannya?
Selat Hormuz Ditutup Iran, Perang Israel Memanas, Dampaknya Apa?
SPMB Jabar Lebih Baik, Ini 5 Saran Ombudsman!

Berita Terkait

Jumat, 20 Juni 2025 - 08:12 WIB

Putin Tawarkan Bantuan Nuklir, Indonesia Pertimbangkan?

Jumat, 20 Juni 2025 - 08:08 WIB

Prabowo Bertemu Putin, Bahas Apa di Saint Petersburg?

Jumat, 20 Juni 2025 - 07:42 WIB

Trump Pertimbangkan Serang Iran, Keputusan 2 Minggu!

Jumat, 20 Juni 2025 - 07:07 WIB

Rusia Tawarkan Modernisasi Ladang Minyak Tua, Indonesia Untung?

Jumat, 20 Juni 2025 - 03:17 WIB

Waspada! Pemerintah Larang WNI Liburan ke 5 Negara Ini, Kenapa?

Berita Terbaru

Home And Garden

Hengki Kawilarang Meninggal Dunia, Desainer Ternama Berpulang di Usia 47

Jumat, 20 Jun 2025 - 18:22 WIB

finance

BOLT Bagikan Dividen Rp 20 Per Saham, Cek Jadwalnya!

Jumat, 20 Jun 2025 - 18:18 WIB

travel

Phuket Kehilangan Daya Tarik Ganja, Turis Mulai Bosan?

Jumat, 20 Jun 2025 - 18:13 WIB

Uncategorized

Saham ANTM, BBCA, BBRI Merah, Cek Harga Penutupan Jumat Ini!

Jumat, 20 Jun 2025 - 17:28 WIB