Berikut adalah artikel yang telah ditingkatkan:
Pemerintah Indonesia Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah di Tengah Konflik Israel-Iran yang Memanas
Jakarta – Dalam menyikapi gejolak konflik di Timur Tengah, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengimbau keras seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menunda perjalanan ke Iran, Israel, Lebanon, Suriah, dan Yaman. Peringatan ini disampaikan secara langsung oleh Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha, menyusul eskalasi perang Israel-Iran yang kian memanas.
Melalui keterangan video pada Kamis, 19 Juni 2025, Judha Nugraha menegaskan pentingnya penundaan perjalanan ke wilayah-wilayah rawan tersebut demi keselamatan WNI. Ia juga menyerukan kepada WNI yang sudah memiliki rencana bepergian ke Timur Tengah untuk selalu memeriksa jadwal penerbangan dengan maskapai terkait. Kemenlu mengingatkan potensi penutupan wilayah udara yang dapat secara drastis memengaruhi jadwal penerbangan, sehingga persiapan matang dan kewaspadaan tinggi menjadi kunci.
Kondisi keamanan di Timur Tengah memang tengah bergejolak menyusul serangan berskala besar yang dilancarkan Israel ke Iran sejak 13 Juni 2025. Militer Israel dilaporkan mengincar fasilitas nuklir di sejumlah kota serta pusat-pusat komando tinggi militer Iran. Hingga Rabu, 18 Juni 2025, media Iran melaporkan bahwa serangan udara Israel di Teheran dan wilayah-wilayah lain telah menelan 585 korban jiwa dan melukai 1.326 orang lainnya, menunjukkan dampak destruktif dari konflik ini.
Konflik terburuk yang pernah terjadi antara Israel dan Iran ini tak pelak memicu kekhawatiran serius dari berbagai kekuatan dunia akan potensi perang yang lebih luas. Perang Israel dan Iran ini turut mengguncang stabilitas regional yang sebelumnya telah rapuh akibat efek limpahan dari perang Gaza, menciptakan ketidakpastian geopolitik yang signifikan.
Menanggapi imbas langsung dari perang Israel-Iran yang meningkat intensitasnya, Menteri Luar Negeri Sugiono telah menetapkan status Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran, Iran, menjadi siaga satu. Keputusan ini diambil mengingat serangan Israel kini tidak hanya menyasar target militer, tetapi juga mulai menyerang target-target sipil. “Melihat sasaran yang bukan hanya target-target militer tetapi juga target-target sipil, maka saya memutuskan untuk meningkatkan level kesiagaan,” ujar Sugiono dari Saint Petersburg, Rusia, seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenlu pada Kamis, 19 Juni 2025.
Dalam langkah antisipatif, Kementerian Luar Negeri telah memberlakukan langkah-langkah kontingensi dan evakuasi bagi WNI yang berada di Iran. Sugiono mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 380 WNI di Iran, mayoritas terkonsentrasi di Teheran. Kemenlu juga secara aktif menjalin komunikasi dengan negara-negara tetangga Iran guna memastikan kemudahan akses lintas batas apabila proses evakuasi WNI harus segera dilakukan. Menurut Sugiono, evakuasi WNI dari Iran hanya dapat dilakukan melalui jalur darat.
Sementara itu, Judha Nugraha menambahkan bahwa terdapat sekitar 194 WNI di wilayah Israel. Sebelas di antaranya telah mengajukan permintaan evakuasi menyusul peningkatan eskalasi perang Israel dan Iran dalam beberapa hari terakhir. Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk memprioritaskan keselamatan seluruh WNI di tengah dinamika konflik yang terus berkembang di Timur Tengah.
