BEI Gencar Dorong Pertumbuhan Investor Saham Syariah, Bidik 10 Ribu Investor Baru Per Tahun
Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan optimisme tinggi terhadap masa depan investasi syariah di Tanah Air. Menargetkan lonjakan signifikan, BEI membidik pertumbuhan investor saham syariah sebanyak 10.000 individu per tahun, sebuah proyeksi yang mencerminkan laju perkembangan pasar modal syariah yang pesat selama lima tahun terakhir, dengan perkiraan peningkatan lebih dari 20 persen setiap tahunnya.
Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, mengungkapkan bahwa target ambisius ini sejalan dengan tren peningkatan minat masyarakat terhadap instrumen investasi berbasis syariah. “Tentu dari tahun ke tahun kita targetkan terus tumbuh. Paling tidak untuk saat ini 10 ribu investor baru setiap tahun,” ujar Jeffrey kepada wartawan usai acara Sharia Investment Week di Kantor BEI, Jakarta, Kamis (19/6).
Hendrik lebih lanjut memaparkan, pasar modal syariah Indonesia secara konsisten menunjukkan kinerja yang impresif. Saat ini, mencengangkan 61,8 persen dari total kapitalisasi pasar saham berasal dari indeks saham syariah. Tak hanya itu, 55,1 persen nilai transaksi harian juga didominasi oleh saham-saham yang terdaftar dalam daftar saham syariah. Ia menambahkan, “Jumlah investor tumbuh hampir 2 kali lipat,” sebuah pencapaian yang tidak lepas dari peran aktif kegiatan literasi seperti ajang tahunan Syariah Investment Week, yang telah digelar sejak tahun 2019 dan kini diakui sebagai acara pasar modal syariah terbesar di Indonesia.
Namun, di balik geliat pertumbuhan yang mengesankan, pasar modal syariah juga dihadapkan pada sejumlah tantangan krusial, khususnya dalam aspek infrastruktur dan akses layanan bagi para calon investor. Salah satu ganjalan utama adalah terbatasnya jumlah anggota bursa (AB) yang menyediakan sistem transaksi daring syariah atau Sharia Online Trading System (SOTS).
Jeffrey merinci, dari total 92 Anggota Bursa yang ada, baru 18 di antaranya yang telah dilengkapi dengan layanan SOTS. “Tentu kalau kita bicara tantangan untuk calon investor saham syariah, saat ini seperti kita ketahui ada 18 Anggota Bursa SOTS,” jelasnya, menandakan perlunya akselerasi dalam pengembangan infrastruktur pendukung.
Untuk mengatasi hambatan ini, BEI secara proaktif mendorong peningkatan jumlah anggota bursa yang menyediakan layanan SOTS. Selain itu, upaya percepatan dan penyederhanaan proses pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) syariah juga menjadi prioritas. Menanggapi pertanyaan tentang potensi penambahan AB SOTS dalam waktu dekat, Jeffrey mengindikasikan adanya 1-2 anggota bursa lagi yang siap bergabung.
Dengan kemudahan proses pembukaan RDN syariah dan terus digencarkannya tingkat literasi melalui kolaborasi dengan galeri investasi syariah serta komunitas ekonomi syariah, BEI optimis pertumbuhan investor syariah akan semakin melaju pesat, mewujudkan potensi penuh pasar modal syariah di Indonesia.