Ragamutama.com – Dominasi Valentino Rossi di balapan MotoGP Italia bukanlah isapan jempol belaka. Legenda berjuluk The Doctor ini pernah lama menguasai sirkuit Mugello dengan performa luar biasa. Kini, jejak kedigdayaannya tengah dilanjutkan oleh sang murid, Francesco Bagnaia, yang siap mempertahankan takhtanya meski ancaman serius datang dari rival sengit, Marc Marquez.
Dalam sejarah balap grand prix motor, Valentino Rossi tercatat sebagai pembalap tersukses kedua di GP Italia dengan sembilan kemenangan. Jumlah ini hanya kalah dari legenda balap Italia, Giacomo Agostini. Namun, di kelas para raja (premier class), Rossi tak tertandingi dengan rekor tujuh kemenangan beruntun di GP Italia, yang ia raih dari tahun 2002 hingga 2008, menjadikannya raja sejati di Mugello.
Salah satu rahasia di balik performa gemilang Rossi adalah keunggulan langka yang dimilikinya: ambidextrous. Meskipun secara alami kidal, Juara Dunia sembilan kali ini mampu menggunakan tangan kanannya dengan sama mahir. Kondisi istimewa ini, yang menurut The Guardian hanya dimiliki oleh 1 dari 100 orang di dunia, atau sekitar satu persen populasi manusia, memberinya keuntungan signifikan.
Keunggulan ambidextrous ini sangat krusial di Sirkuit Mugello, sebuah lintasan yang terkenal menantang dengan 9 tikungan kanan dan 6 tikungan kiri. Mugello dikenal sebagai salah satu sirkuit tersulit di kalender MotoGP, memadukan tikungan lambat, lurusan panjang, dan tikungan cepat yang mengalir, seperti Tikungan 1 (San Donato) serta Tikungan 8-9 (Arrabiata 1 dan Arrabiata 2) yang merupakan tikungan kanan cepat dan vital untuk membangun momentum.
Rossi sendiri pernah mengungkapkan rahasianya. Dalam wawancara dengan BT Sport pada tahun 2021, ia menjelaskan, “Banyak pembalap sangat bagus di tikungan kiri, tetapi memiliki lebih banyak masalah di tikungan kanan. Mereka mengalami kesulitan lebih karena kita harus memakai tangan kiri untuk mengatur gas. Kekuatan saya selalu di tikungan-tikungan kanan. Saya punya sensasi saya perlu berbelok dengan sedikit lebih banyak kecepatan.” Pernyataan ini menegaskan betapa kemampuan adaptif Rossi menjadi kunci suksesnya di Mugello.
Kini, kekuatan melesat di tikungan kanan itu diwarisi oleh Francesco Bagnaia, pembalap didikan VR46 Riders Academy. Bagnaia telah mengambil alih dominasi di GP Italia, meraih kemenangan di setiap balapan yang digelar di Sirkuit Mugello sejak tahun 2022, termasuk balapan sprint – meskipun Pecco, julukan Bagnaia, seringkali baru menunjukkan performa puncaknya pada hari Minggu.
Meskipun tidak tampak ambidextrous seperti mentornya, Bagnaia juga memiliki keunggulan signifikan dalam menaklukkan tikungan kanan. Hal ini menjadi kontras menarik dengan rekan setimnya di Ducati Lenovo, Marc Marquez, yang selama ini dikenal sebagai “raja” di sirkuit-sirkuit berputar berlawanan arah jarum jam (anti-clockwise), seperti Sachsenring, COTA, Phillip Island, dan Aragon, di mana ia kerap tak tertandingi.
Marc Marquez sendiri mengakui kehebatan Bagnaia. Dalam sebuah acara peluncuran tim Ducati awal tahun ini, Marquez memuji, “Kekuatannya (Bagnaia) adalah cara dia melewati tikungan kanan cepat yang sebenarnya titik lemah saya.” Pengakuan ini menggarisbawahi betapa adaptasi Bagnaia di Mugello adalah ancaman nyata bagi siapapun yang ingin merebut takhtanya.
Meski demikian, rekor Marquez di GP Italia terbilang minim, dengan hanya tiga kemenangan total dan satu di kelas premier pada tahun 2014. Namun, catatan tersebut tidak lantas membuatnya lemah di Mugello. Ia pernah sangat dekat dengan kemenangan, nyaris mengklaimnya di lap terakhir pada edisi 2016 dan 2019. Lagipula, mustahil bagi seorang juara dunia delapan kali seperti Marquez untuk hanya kuat di tikungan kiri, mengingat mayoritas sirkuit MotoGP berputar searah jarum jam (clockwise).
Faktor lain yang membuat Marc Marquez menjadi ancaman serius adalah keunggulannya dalam beradaptasi dan membangun kecepatan optimal di atas motor Ducati Desmosedici GP25. Sejak tes pramusim, Marquez tampak sudah “klop” dengan kuda besi barunya, sementara Bagnaia sempat dilanda kebingungan dan frustrasi berulang kali dalam mencari setelan terbaik.
Namun, secercah harapan kini menyelimuti Bagnaia. Ia berhasil menemukan solusi signifikan, terutama terkait kendali di bagian depan motor, setelah mencoba cakram rem berukuran terbesar pada balapan terakhir. Ditambah hasil positif dari tes tengah musim baru-baru ini, pertanyaan besar pun muncul: mampukah Francesco Bagnaia mempertahankan takhtanya sebagai Raja Mugello, ataukah Marc Marquez, si “King of Aragon”, akan memperluas dominasinya ke Italia?
Saksikan pertarungan sengit ini dalam seri balap MotoGP Italia yang akan digelar pada akhir pekan ini, 20-22 Juni 2025, di Sirkuit Mugello, Toscana, Italia.