Volume Transaksi Fitur Repo SPPA BEI Melonjak, Tembus Rp 100 Triliun dalam Tiga Bulan
JAKARTA – Fitur transaksi *Repurchase Agreement* (Repo) pada Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) yang dikelola Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil mencatat capaian impresif. Hanya dalam waktu tiga bulan sejak diluncurkan pada 10 Maret 2025, nilai transaksi fitur Repo telah menembus angka Rp 100,85 triliun. Angka yang fantastis ini sekaligus menunjukkan antusiasme tinggi dari pelaku pasar terhadap platform inovatif ini, dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 2,86 triliun.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menegaskan bahwa pencapaian monumental ini menandai langkah penting bagi SPPA dalam perannya sebagai pusat transaksi surat utang di pasar sekunder Indonesia. Fitur Repo sendiri merupakan bagian integral dari peta jalan pengembangan pasar surat utang nasional, dirancang secara khusus untuk meningkatkan likuiditas dan efisiensi di pasar keuangan domestik. “BEI bertekad menjadikan SPPA sebagai sentral ekosistem transaksi Surat Utang di Pasar Sekunder Indonesia yang dapat berperan signifikan dalam peningkatan likuiditas dan efisiensi pasar,” ujar Jeffrey dalam keterangannya, Selasa (17/6).
Komitmen BEI untuk mengukuhkan SPPA sebagai pilar utama ekosistem pasar surat utang diwujudkan melalui berbagai strategi. Salah satunya adalah upaya agar SPPA dapat berperan sebagai bagian krusial dari Infrastruktur Pasar Keuangan, yang bertugas mendukung pemerintah dalam membangun pasar uang yang modern demi sinergi pembiayaan ekonomi nasional. Untuk mewujudkan visi tersebut, mulai kuartal pertama tahun 2025 ini, SPPA telah secara resmi menyediakan layanan transaksi Repo dengan menggunakan *underlying* surat utang. Perlu dicatat, secara keseluruhan, nilai transaksi SPPA pada tahun 2024 bahkan telah mencapai Rp 246 triliun, menunjukkan kontribusi signifikan platform ini bagi pasar modal Indonesia.
Hingga akhir Mei 2025, tercatat 12 pengguna jasa telah aktif memanfaatkan fitur Repo ini, dari total 39 pengguna aktif di SPPA. Potensi pertumbuhan pengguna masih sangat besar, mengingat ragam pelaku pasar Repo yang meliputi bank, Bank Pembangunan Daerah (BPD), perusahaan sekuritas, serta institusi keuangan lainnya.
Jeffrey menambahkan bahwa BEI akan terus berupaya memperluas pemanfaatan SPPA sebagai platform utama untuk transaksi surat utang di Indonesia. Salah satu keunggulan utama dari SPPA Repo adalah sistemnya yang terintegrasi, sangat efisien, serta mendukung metode penyelesaian transaksi yang sesuai dengan standar *International Capital Market Association* (ICMA) maupun Bank Indonesia.
Didukung oleh teknologi *straight through processing* (STP), SPPA menawarkan proses transaksi dan pelaporan yang sangat cepat dan *seamless*, meminimalisir potensi kesalahan dan meningkatkan efisiensi operasional. Dengan segala keunggulan ini, BEI sangat optimistis bahwa SPPA akan menjelma menjadi *pool of liquidity* strategis yang krusial dalam membangun pasar keuangan yang modern, kuat, dan kompetitif di masa mendatang.