Berikut adalah artikel berita yang telah ditingkatkan:
Harga Emas Melonjak Tajam di Tengah Gejolak Geopolitik Global
SINGAPURA – Harga emas kembali bersinar di pasar global, menunjukkan kebangkitan signifikan seiring meningkatnya ketidakpastian geopolitik yang mendominasi sentimen investor. Peningkatan ini terutama didorong oleh konflik yang terus memanas antara Israel dan Iran, serta seruan mendesak dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk mengevakuasi warga di Teheran. Situasi genting ini sontak mendorong investor untuk memburu aset-aset “safe haven” seperti emas.
Pada Selasa (17/6) pukul 13.30 WIB, harga emas spot terpantau menguat 0,3%, mencapai level US$ 3.392,29 per ons troi. Kenaikan ini terjadi setelah pada sesi sebelumnya harga emas sempat terkoreksi lebih dari 1%. Namun, tren yang sedikit berbeda terlihat pada harga emas berjangka, yang justru melemah tipis 0,2% menjadi US$ 3.410,9 per ons troi.
Menanggapi fluktuasi pasar ini, Kepala Analis Pasar KCM Trade, Tim Waterer, menjelaskan bahwa sentimen investor terus berfluktuasi antara eskalasi dan de-eskalasi terkait peristiwa di Timur Tengah. “Pergeseran sentimen bolak-balik inilah yang menjadi pendorong utama pergerakan harga emas, membuatnya berfluktuasi di kedua sisi level US$ 3.400,” ujar Waterer.
Ketegangan di Timur Tengah mencapai puncaknya dengan pertempuran sengit antara Israel dan Iran yang memasuki hari kelima berturut-turut. Pada hari Senin, Israel dilaporkan menyerang stasiun penyiaran nasional Iran, menambah daftar panjang eskalasi. Bersamaan dengan itu, kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga melaporkan adanya kerusakan parah pada fasilitas pengayaan uranium terbesar milik Iran.
Di tengah situasi yang memanas ini, Presiden AS Donald Trump secara mengejutkan kembali lebih awal dari pertemuan puncak G7 di Kanada pada Senin malam. Ia kemudian mendesak Iran untuk segera mengevakuasi warganya di Teheran, menyoroti penolakan negara tersebut terhadap kesepakatan pembatasan pengembangan senjata nuklir. Laporan lain juga mengindikasikan bahwa Trump telah memerintahkan Dewan Keamanan Nasional untuk siaga penuh di Ruang Situasi Gedung Putih, menggarisbawahi tingkat keseriusan situasi.
Emas, secara universal, diakui sebagai aset “safe haven” yang sangat dicari oleh investor di tengah periode ketidakpastian, baik itu akibat gejolak geopolitik maupun volatilitas ekonomi global. Tim Waterer lebih lanjut menyoroti bahwa “cukup banyak ketidakpastian yang berlaku di seputar perang tarif dan perang sesungguhnya” menjadi fondasi kuat yang menopang harga emas, menjaganya tetap di dekat potensi untuk kembali mencapai level US$ 3.500.
Selain faktor geopolitik, perhatian investor juga tertuju pada pertemuan Federal Reserve AS yang dijadwalkan akan dimulai hari ini, dengan keputusan penting yang akan diumumkan pada hari Rabu. Meskipun The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan tetap stabil, fokus utama akan beralih ke sinyal dan proyeksi Ketua Jerome Powell terkait potensi pemotongan suku bunga di masa depan. Saat ini, para pelaku pasar cenderung memprediksi setidaknya dua kali pemotongan suku bunga hingga akhir tahun ini, yang juga dapat memengaruhi daya tarik emas sebagai investasi.
Di pasar komoditas lainnya, perak spot juga menunjukkan kenaikan tipis 0,3% ke level US$ 36,43 per ons. Sementara itu, harga platinum terpantau tidak berubah di US$ 1.245,55 per ons, dan paladium juga tetap stabil di US$ 1.029,08 per ons.